Jika kalian sudah pada titik ini, itu berarti kalian hebat. Karena berhasil membaca cerita yang menurutku masih banyak kekurangan. Tapi aku berusaha untuk menyelesaikannya melihat kalian ada juga yg menunggu cerita ini.
Terima kasih karena telah membaca dan memberikan apresiasi kalian pada cerita ini. Aku cinta dan sayang sama kalian smua yg slalu mendukungku.
.
.
.
Tok Tok
Gadis dengan balutan dress putihnya itu terkesiap ketika mendengar ketukan pintu itu.
"Masuk." Ucapnya dan detik selanjutnya, pintu itu terbuka. Menampakkan seorang pria dengan balutan kemeja putih, dibalut dengan sebuah jas hitam yang membungkus tubuh tegapnya.
"Kau tidak buruk juga."
Gadis itu mendengus. Tak tahu apakah itu sebuah pujian atau sebuah ejekan baginya.
"Setidaknya, perutmu tak terlihat besar pada dress itu."
"Kau kemari ingin mengejekku, atau sedang berusaha menghilangkan kegugupanku?"
"Kau gugup? Aku tidak tahu jika seorang Kim Jennie bisa gugup."
Jennie kembali mendengus. Memilih mengabaikan sebuah tawa yang di dengarnya. Dan lebih sialnya, tawa itu berasal dari Kim Namjoon, sang kakak yang paling menyebalkan.
Dua bulan berlalu begitu dengan cepatnya. Dan hari ini, adalah hari pernikahannya. Bahkan Jennie masih tak mempercayai, jika ia akan menikah dengan seseorang yang tak pernah terbayangkan olehnya.
Lalu sebuah usapan di kepalanya membuyarkan lamunannya. Tak menyadari jika Namjoon sudah berdiri di dekatnya.
"Jangan gugup dan hadapi saja."
Bibir gadis itu bergetar. Tak tahu mengapa ia begitu sensitif hanya karena kata-kata itu. Mungkin hormon ibu hamil masih menghinggapinya saat ini.
"Aigoo, kau sudah akan menjadi ibu. Jadi berhentilah untuk menjadi cengeng."
Jennie sama sekali tak menolak ketika Namjoon membawanya untuk masuk ke dalam pelukan pria itu. Lihat, terkadang Namjoon bisa menjadi sangat menyebalkan baginya. Namun tetap saja, dia adalah seorang kakak yang selalu Jennie butuhkan, bahkan di saat seperti ini.
"Aku hanya takut saat ini."
"Kenapa kau harus takut? Kau yang memilih sendiri. Seharusnya kau tak perlu takut."
Jennie hanya diam. Seolah membenarkan ucapan Namjoon. Memilih untuk melepaskan pelukan pria itu dan menghapus airmatanya.
"Keluarlah. Memangnya siapa yang menyuruhmu kemari, huh?"
Mereka mulai lagi.
Namjoon memutar bola matanya malas. "Kau pikir kenapa aku mau datang kemari?" Lalu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Memberikannya pada Jennie dimana gadis itu hanya menatap bingung pada sebuah kalung padanya.
"Kalung? Untukku?"
"Kau pikir siapa lagi?"
Jennie mendecak. Mengambil kalung itu untuk sekedar menelitinya.
"Seleramu tidak buruk juga. Kapan kau membelinya?"
"Bukan aku. Tapi Yoongi hyung."
Jennie terdiam. Ah, ia baru mengingatnya sekarang. Ia tak lagi mendengar kabar Yoongi selama dua bulan ini. Sama halnya dengan Lisa. Kedua orang itu seolah tertelan oleh bumi. Tak ada kabar apapun yang Jennie dengar tentang keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
married with my enemy ❌ jenkook
Fanfiction[18+] ✔ Kim Jennie dan Jeon Jungkook, Adalah dua orang yang saling bermusuhan. Tak pernah mengenal lelah jika harus berdebat satu sama lain agar sang lawan kalah. Tapi, kenapa bisa mereka menikah ketika keduanya malah saling membenci satu sama lain...