chapter 21

4 1 0
                                    

Setelah kepergian rania nathan kembali menjadi seseorang yang tak tau arah ia makin tak ingin banyak berbicara

"Nath lo ke kantin gak?" (Gue percepat aja jadi mereka udah kelas 12)

Nathan hanya menggeleng lemah saat mendengar suara leo yang mengajaknya untuk ke kantin

Dan leo?ia hanya bisa mengangguk lemah, semenjak kejadian kematian rania hubungan leo dan Annisa mulai meregang

Lalu Anggita? Ia menjadi seorang yang gampang sensitif dan mudah marah

Nathan berjalan ke luar dari kelasnya menuju taman belakang

Flashback
Nathan dan rania berada di taman belakang mereka sedang menghabiskan waktu berdua

"Rania nanti kami mau kan jadi ibu dari anak anak aku dan jadi masa depan aku?" Tanya nathan yang berada di pangkuan rania

Rania yang membaca novel hanya berdehem, nathan yang kesal dengan jawaban dari rania mengambil buku novel rania

"Balikin" Ucap dingin rania namun nathan hanya menjulurkan lidah nya dan berlari

Rania segera menyusul nathan yang sedang berlari menjauh sambil membawa novel rania

"Ayo kalau bisa tangkap nanti kalau kamu tangkap aku kasih deh novelnya" Teriak nathan sambil sesekali memandang ke belakang

Rania yang mengejar nathan terus berlari kadang kadang mereka meloncat bersama

Bruk....

Karena kurang waspada rania terjatuh,namun terjatuh di dada bidang nathan

Sedangkan nathan yang melihat wajah rania dari dekat hanya bisa tersenyum dan menyilangkan tangannya di kepala

"Cantik" Rania segera bangkit dan mengambil novel nya yang terjatuh tak jauh dari mereka berdua jatuh

Segera rania memukul lengan nathan membuat nathan meringis

Rania berlari menjauh dari taman belakang
"SUATU SAAT KAMU BAKALAN JADI MILIK AKU SELAMA NYA" teriak nathan

Flashback off

Kenangan itu masih teringat jelas di ingatan nathan
"Andai waktu diputar kembali maka aku lebih memilih waktu dimana aku belum bertemu dengan mu"

Nathan duduk di bangku tempat favorit nya bersama rania wanita yang sangat ia cintai

Sedangkan gita berada di cafe yang cukup terkenal di Amerika Serikat

Ia memesan cappuccino latte  dan menyesapinya

Setelah ia meminum cappucino itu ia manaruh uang di atas meja dan segera bangkit pergi

Namun dijalan karena kurang waspada nya gita menabrak seseorang yang sedang berjalan

"Sorry tuan" Ucap gita
"Tak apa"

Deg.. Deg..

"Suara itu, dan aroma ini tapi tidak mungkin" Batin gita

Gita segera mendongak dan bertemu dengan mata hitam, mata seseorang yang sangat ia rindukan selama belasan tahun

"Ian" Lirih nya, pria itu menatap gita bertemu dengan mata coklat milik gita

"Tata" Gumam pria itu

Srek....

Ian segera memeluk gita dengan erat hingga gita membalasnya

falling in love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang