🌸SECRET🌸

🌸Part 8🌸

****

    Terima kasih readers sudah ngasih vote dan komentarnya😉.
terima kasih juga sudah menyukai couple Rexford💖Cerys😍.

      Cerita bebas dari private😙 silahkan baca 📖sesenang hati readers , asal jangan di copy 📰 apa lagi di plagiat📓ya😘hargai karya para penulis yang susah payah menuangkan idenya dalam bentuk tulisan😉

    

   Happy reding ya 😉

           =>=> SECRET <=<=

****

    Cerys tersenyum gentir saat melihat Kiyandra, Agalia dan Aresya bercanda dengan serunya, mereka seolah memiliki dunia yang sangat menyenangkan. Saling mengoda atau mengejek dengan candaan, setahunya tiga gadis itu memang sejak TK mereka selalu satu sekolah. Itu karena orang tua mereka yang juga sudah bersahabat.

      Jika saja bisa ia pasti akan meneteskan air mata, sudut hatinya nyeri. Pemandangan di hadapannya mengingatkannya pada sosok gadis yang cerewet, namun memiliki hati yang hangat. Di sekolahnya yang terdahulu ia juga seperti mereka, bercanda dengan ceria dengan Khanza.

    Bahkan banyak yang bilang mereka berdua lebih mirip kakak beradik, dari pada ikatan pertemanan. Cerys dan Khanza tubuh bersama, orang tua Khanza yang bekerja di rumahnya sudah meninggal saat gadis itu berumur 6 tahun. Orang tua Cerys mengadopsi Khanza karena mereka juga sayang dengan gadis itu, karena itu lah mereka semakin akrab seperti saudara.

    Khanza selalu menjadi sosok kakak yang bergitu menyayangi Cerys, hari-harinya sangat ceria dengan ada Khanza. Mereka masuk di sekolah yang sama dan tumbuh bersama.

   Tapi, semua itu hancur berkeping-keping saat Cerys baru pulang dari Jerman, ia begitu senang karena bisa kembali dan tidak sabar ingin bertemu dengan Khanza. Lima bulan berjauhan membuatnya kesepian meski ia berkumpul dengan keluarga besarnya, Khanza menolak ikut karena ia sibuk dengan kegiatannya sebagai Ketua Osis di sekolah.

     "Aku merindukanmu," batinnya teringat Khanza yang tersenyum bila melihatnya.

    Setinggi apa pun rasa rindunya semuanya hanya sia-sia, ia tidak akan bisa lagi melihat sosok Khanza, tidak bisa bercerita apa pun, dan menyesakkannya ia tidak akan pernah bisa memeluknya lagi seumur hidupnya.

      Tubuh Cerys tersentak dari lamunannya saat merasakan sebuah usapan lembut di pucuk kepalanya, ia menoleh ke samping mendapati Rexford tersenyum kecil. Seperti biasa pria itu selalu tau apa yang sedang ia pikirakan, bahkan apa yang ia rasakan.

     "Bukan kah mereka juga temanmu," katanya pelan memberitahukan bahkan semua yang ada di meja tersebut, adalah teman gadis itu juga sejak gadis itu masuk ke sekolah ini.

      Cerys tersenyum paksa setidaknya memang benar kehadiran mereka memang sedikit mengikis kesepiannya, kadang ia merasa Rexford itu bodoh meski ia benci dan acuhkan tetap saja pria itu selalu di sampingnya.

  
     Pada hal dengan status Rexford remaja yang sudah mendulang kesuksesan di bisnis, banyak gadis-gadis yang mengantri mendapatkan. Tapi, pria itu malah memilih berada di sampingnya, tidak ada yang istimewa tentang dirinya. Ia bahkan punya masa kelam yang mungkin jika orang tau akan menatapnya kasihan, atau malah mengejeknya.

     "Kau belum menghabiskan makan siangmu," Rex berucap lagi meraih sendok di piring Cerys, menyendok makanan tersebut dan menyodorkan ke hadapan mulut gadis tersebut.