Fate Of The Blue Eyed [Boruto:The Next Generation]

Prolog

Setelah boruto berhasil mengalahkan momoshiki otsutsuki dengan 'Oyako Rasengan'. Boruto merasakan perasaan aneh pada dirinya.

'Perasaan apa ini?'

Boruto terdiam di tempat, sampai-sampai dia tersadar karena seruan ayahnya.

"Oyy!! Boruto! Ayo kita pulang!" teriak sang ayah, yaitu Uzumaki naruto.

"Aa!" jawab boruto tersadar lamunannya. Saat ingin melangkah, salah satu suara membuat dia terdiam dan terkejut.

"Kau bisa merasakan hawa keberadaan kami? Wahai anak manusia?" ucapnya.

"K-kau.."

"Hmm... Begitu ya.. Di dalam tubuhmu mengalir darah orang yang bermata byakugan."

"T-touchan!! Di sini masih ada musuh! Kita harus berhati-ha--"ucapan boruto terpotong karena melihat ayahnya dan yang lain terdiam, atau lebih tepatnya waktu telah terhenti.

"Bahkan dengan kekuatanku dan byakugan. Aku tidak bisa melihat takdirku. Tetapi... Aku bisa melihat takdirmu dengan sangat jelas."

Lalu otsutsuki berjalan ke arah boruto dan menyentuh tangan kanannya.

'S-sial! Aku tidak bisa bergerak!'

"Dengarkan baik-baik. Mata birumu, suatu hari nanti akan mengambil segalanya darimu."

"..."

"Mereka telah berhenti menjadi manusia biasa, karena seseorang telah mengalahkan dewa."ucapnya dengan tatapan matanya.

"Takdir itu.. Genggamlah dengan erat dan terus berjalan di jalan itu."ucap otsutsuki itu lalu perlahan-lahan menghilang di hadapan boruto. Boruto masih syok atas penuturan otsutsuki dan dia terdiam.

Di bawah itu, ternyata sasuke melihat semuanya melalui rinnegannya. Dan hanya memilih diam.

"Hm? Ada apa sasuke?" tanya naruto.

"Tidak, tidak apa-apa."

Melihat boruto tak kunjung datang dan masih terdiam.

"Boruto!!" teriak naruto lagi.

"A-aa!" jawab boruto dan berlari ke arah mereka. Sebelum berlari, dia melihat ke belakang dan mencari sosok itu, tetapi sosok itu benar-benar hilang. Mereka pun pulang menuju ke desa Konoha.

Saat di perjalanan boruto memikirkan penuturan otsutsuki itu.

Mata birumu, suatu hari nanti akan mengambil segalanya darimu.

Mereka berhenti menjadi manusia biasa, karena seseorang telah mengalahkan dewa.

Takdir itu.. Genggamlah, dan berjalanlah di jalan itu.

Takdir?

*****