09. Menempuh Lagi

8.8K 449 30
                                    


Sarada Pov


.
.

"Aku sangat mencintaimu boruto!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


"Buat apa kau mencintaiku? Tidak ada hubungannya dengan masalah ini kan?"

"A-apa?"

"Jadi, menghilanglah dari hadapanku."

"Kau brengsek! Boruto!" teriakku.

"Yah.. Yah.. Panggil saja aku dengan sebutan itu." ucapnya lalu tersenyum sinis.

"Cih! Sebenarnya apa yang kau inginkan boruto?!" tanya iwabe.

"Yang kuinginkan? Hanya ingin menghancurkan kalian.. "

"Menghancurkan?! Jadi selama ini bagaimana sifatmu itu boruto?!" teriak shikadai.

"Hah.. Kalian belum mengerti juga ya?"

"..."

"Aku bersikap baik pada kalian, ingin mengetahui seberapa besar kekuatan kalian.. Tetapi? Huh? Ternyata hanya lemah."

Deg!

"Aku dari dulu sudah membenci ayahku, bahkan sudah membenci kalian! Aku muak dengan semua yang berhubungan dengan hokage. Hokage hanyalah seorang yang selalu melindungi desa. Memang benar dia melindungi desa, tetapi kenapa dia tidak membagi waktunya dengan keluarganya sendiri?! Bukankah keluarganya juga termasuk penduduk desa?! Cih! Saat itu.. aku bertekad untuk menghancurkan desa melalui kalian..."terus terang boruto.

"A-apa..?" tanyaku.

"Sudahlah. Aku malas meladeni orang yang lemah." ucapnya dan ingin pergi.

"Aku memang membencimu, tetapi.."
Suaraku dapat memberhentikan langkahnya.

"Kau tahu? Aku selalu membencimu dengan kata-kataku sendiri. Tetapi saat aku melihat wajahmu itu, perasaanku yang membencimu langsung lenyap, dan muncul perasaan mencintaimu boruto!"

"...."

"Kau tidak mengerti bagaimana perasaanku boruto! Kau pasti mengira jika aku menyukaimu, ya suka saja dan hanya sebatas itu. Tetapi aku sangat.. Sangat mencintaimu boruto, aku selalu khawatir apa saja yang terjadi padamu! Ukh.. Aku... Aakkkhh!! Aku tidak tahu lagi harus bagaimana aku mengatakannya!!" teriakku teriak.

"...."

"...."

Tes! Tes!

"Huh? Mengapa aku menangis karena laki-laki bajingan ini? Aku sudah berjanji tidak akan cengeng.. Hiks.. Tetapi, mengapa aku tidak bisa menahannya di depan pemuda ini!!!" teriakku tanpa ada rasa malu dengan teman-temanku di sekitar.

"..."

"..hiks.. hiks.. "

"..aku pergi..." ujarnya membuatku berlonjak kaget dan ingin memeluknya supaya tidak pergi.

Tetapi apa daya, dia hilang dengan teknik jurus yang dipakainya. Hiraishin no jutsu. Aku tidak sempat memeluk dan hanya bisa memeluk angin.

"...."

"BORUTO!!!" teriakku dan jatuh di tanah bertumpu dengan kedua lututku dan menangis.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"..sarada.. " ucap chochou dan ingin menenangkanku. Lalu dia membalikkan tubuhku menghadapnya dan akupun menatapnya.

Fate Of The Blue Eyed [Boruto:The Next Generation]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang