Wushh! Sring! Tak!
Aku melempar shuriken itu dengan hati hati. Lalu mengenai tepat di sasarannya.
"Sasuke-san! Aku sudah bisa!" ucapku menatap ke arah guruku.
"Hm.. "
"Sasuke-san! Katamu jika aku melempar shuriken itu dengan sempurna, kau akan mengajarkanku jutsu baru!" ucapku berbinar.
"Hn. Kau ingin kuajarkan apa?"
"Chidori!" teriakku dengan mata berbinar-binar.
"Tidak bisa."
"Eh? Kenapa sasuke-san?"
"Chidori adalah justu yang harus menggunakan mata sharingan aktif. Dan jelas sekali kau tidak mempunyai mata itu." jawab sasuke.
"Begitu ya?" tanyaku sedih.
"Tetapi.. Kau memiliki chakra elemen petir yang kuat, mungkin bisa untukmu."
"Benarkah sasuke-san?!" teriakku riang.
"Hn." ucap sasuke-san datar, tetapi mengapa membuatku bahagia.
*****
Burger Petir
Aku memakan burgerku dengan lahap, padahal ini adalah burger yang di kategorikan rasa pedas tetapi entah mengapa tidak terasa pedas bagiku. Mungkin rasa enaknya mengalahkan rasa pedas burger ini.
"Kau terlihat senang kali boruto." ucap mitsuki dan tersenyum.
"Keliatan dari wajahku yah?" tanyaku dan tetap melahap burgerku dengan tersenyum.
"Hm. Pasti dia mempelajari jutsu baru." ucap sarada dan tetap membaca bukunya.
"Benarkah? Mendokusei." ucap shikadai dengan malasnya.
"Benar dattebassa! Aku tidak sabar menggunakannya!" ucapku riang.
Sarada menatap mataku lamat-lamat. Aku tersadar di tatap olehnya langsung menoleh membalas tatapannya.
"Ada apa sarada?" tanyaku dan menatapnya.
"..."
Dia tidak menjawabku melainkan menatapku dengan penuh arti, tetapi aku tidak tahu arti dari tatapan matanya. Benar-benar misterius!
"A-ada apa? Kenapa menatapku begitu? Apa ada sesuatu di wajahku?" tanyaku.
"Tidak, bukan apa-apa."
Aku bingung terhadapnya. Dia benar-benar misterius bagiku seperti sasuke-san. Tidak dapat kuartikan arti dari tatapan mereka berdua.
'Syukurlah senyumnya kembali. Arigato papa.'
*****
Saat ini kami sedang mengambil misi kami, dan misi kami adalah mengejar para perampok bank lagi. Aku bosan, entah mengapa kami selalu mendapatkan misi perampok bank. Tetapi, aku takkan melamun lagi dan aku akan mengalahkan mereka semua dattebasa!
Kini kami bersembunyi di atas pohon dan menyusun rencana sesuai kemampuan kami. Sarada mengatakan strateginya, aku dan mitsuki mengangguk karena menurutku itu juga rencana yang bagus.
Cringg! Tak!
Sarada melempar shurikennya ke arah tanah depan para perampok itu membuat mereka menghentikan langkahnya.
Mereka melihat ke belakang dan mendapati sarada yang berdiri melipatkan tangannya di atas pohon.
"Hah? Hanya anak kecil?" ucap salah satu perampok itu.
"Anak kecil?! Cih!" murka sarada.
"Kenapa kau marah? Kau memang anak kecil bukan? Anak kecil yah lemah, hahaha." ucap perampok itu.
'Gawat! Sarada akan marah jika dia dikatakan lemah, dan dia akan melupakan rencana yang kami susun tadi.'
Aku menoleh ke arah mitsuki. Mitsuki yang langsung mengerti apa maksudku langsung menangkap para perampok.
"Ukh!"
Badan mereka terlilit oleh tangan mitsuki, tetapi ada satu perampok yang terlepas. Sarada langsung lompat dan memukulnya dengan pukulan monster andalannya.
"Shannaroda!!" teriak sarada lalu memukulnya hingga perampok itu tak berdaya.
"Hah.. Aku tidak mendapat kebagian!" ucapku kesal.
Misi kami selesai.
"Wah.. Wah! Apa ini? Pertunjukan anak-anak?" ucap seseorang membuat kami waspada.
Lalu dia lompat tepat di belakangku, aku langsung menoleh dan mempersiapkan kunaiku dan juga melangkah mundur.
Kukira hanya seseorang saja, tetapi yang kami dapatkan ada 5 dan masing-masing mereka berjubah hitam.
"Siapa kalian?!" tanyaku menatap wajah mereka yang tidak terlihat karena pantulan matahari.
"Uzumaki boruto.."
Aku mengeratkan kunaiku.
"Kau mengenalku?" tanyaku mengerutkan keningku.
"Emangnya siapa yang tidak mengenalmu? Kau anak Uzumaki Naruto, pahlawan sinobi yang mengakhiri perang ninja ke-4."
"Lalu, apa maumu?"
"Mauku?" tanyanya balik dan berjalan dua langkah ke depan. Sepertinya dia ketua dari kelompok ini.
"Kau harus bergabung dengan kami."
"Hah? Bergabung? Untuk apa aku memasuki kelompok leluconmu itu?! " tanyaku kesal.
"Kau menganggapnya lelucon ya?" tanyanya pelan dan sedikit murka.
Dia menoleh ke arah anggotanya, dan tiba-tiba anggota maju kearahku mengayunkan katananya.
Aku terkesiap langsung menangkisnya dan kunaiku.
"BORUTO!!" teriak sarada dan mitsuki dan ingin berlari menghampiriku.
"Kalian seharusnya tidak ada." ucapnya dan mengarahkan tangannya kedepan dan membuat pembatas. Jadi, aku terpisahi oleh dinding tembus pandang dengan sarada dan mitsuki.
Aku melihat mereka seperti berteriak dari dalam memanggil namaku, tetapi aku sama sekali tidak dapat mendengar mereka.
"Bagaimana kita lanjutkan pertandingan antara kau dan anggotaku?"tanya seringai.
Aku menggigit bibirku.
'Kuso!' batinku.
*****
Bersambung!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Of The Blue Eyed [Boruto:The Next Generation]
Fanfic[BAGIAN I - END] Highest rank #1 Borusara #7 Boruto #9 Sarada Setelah kejadian penyerangan Momoshiki otsutsuki dan Kinshiki otsutsuki, Kini desa Konoha kembali damai dan tentram. Tetapi tidak bagi Boruto, Dia sama sekali tidak tenang dengan perkataa...