14: suatu lamaran

346 42 6
                                    

"yoongi-ah, kau yakin ingin mengenalkanku pada orang tua-mu sekarang?"

yoongi mengangguk sambil tetap memfokuskan penglihatannya pada keadaan jalan di depannya.

"apa menurutmu ini semua tidak terlalu cepat?"

kali ini yang yoongi lakukan adalah menggeleng. bomi yang melihat respon prianya itu hanya mampu mendesah singkat.

"kau takut bertemu dengan eomma dan appa? tanya yoongi.

"bukan begitu," jawab bomi sambil menundukkan kepalanya.

"jadi?"

bomi menggigit ujung bibirnya, "kalau kau belum benar-benar serius padaku, aku rasa kau tidak perlu mengenalkanku pada orang tua -mu"

"yah.. bukankah sudah jelas kalau aku serius padamu? kau kira aku main-main? semua yang aku lakukan kepadamu selama ini kau anggap main-main?" yoongi meninggikan suaranya.

jantung bomi sempat berdebar kencang saat mendengar yoongi membentaknya, namun untungnya ia berhasil mengaturnya kembali.

"maksudku bukan seperti itu yoongi-ah," ucap bomi lirih.

"aku tahu kalau kau serius. tapi bagaimana kalau seandainya di masa depan kita memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita? aku pasti akan terus dihantui perasaan bersalah karna sudah mengecewakan orang tua-mu" lanjut gadis itu.

"kalau begitu, kita tidak boleh mengakhiri hubungan kita. apapun yang terjadi, kita tidak boleh putus" tegas yoongi.

bomi hanya mampu menghela nafasnya pelan. ia menatap ke luar jendela dan meyandarkan kepalanya disana. dipejamkannya kedua matanya lalu diulangnya terus perkataan yoongi dalam benaknya.

apapun yang terjadi, kita tidak boleh putus.

kalimat tersebut entah mengapa bukannya membuat bomi tenang, malah membuat bomi khawatir. kalimat tersebut entah mengapa terdengar salah di telinga bomi.

atau mungkin saja bukan salah kalimat itu, melainkan salah orang yang mengucapkannya. min yoongi.

ya, saat yoongi mengucapkannya, bomi merasa seolah-olah yoongi sedang 'mengikat' dirinya.

ha.. apa yang salah sama diri aku? kenapa aku malah berpikiran buruk sama yoongi?

setelah beberapa menit berkemudi, mereka akhirnya sampai di sebuah restoran tempat dimana yoongi akan mempertemukan bomi dengan orang tuanya.

"kalian sudah datang.." nyonya min menyambut keduanya dengan antusias.

"yoongi, bomi-ya, silahkan duduk nak.." tuan min mempersilahkan yoongi dan bomi duduk dihadapan mereka.

"wah, yoongi ternyata tidak bohong. bomi memang sangat cantik dan imut" puji nyonya min pada bomi.

bomi tersenyum dan membungkukan badannya, "terima kasih nyonya"

"aigoo.. kenapa memanggil nyonya? panggil saja kami eomoni dan abeoji. sebentar lagi kan kami akan menjadi orang tua-mu bomi-ya"

bomi sedikit menautkan alisnya, "maaf, tapi maksud nyonya apa?"

tuan dan nyonya min berdeham. mereka lalu memberikan yoongi tatapan kau belum mengatakan pada bomi tentang lamaran ini? sedangkan yoongi yang ditatap hanya berusaha untuk mengalihkan pandangannya.

ya, tujuan utama yoongi membawa bomi bertemu dengan orang tuanya adalah karna ingin melamar bomi. atau lebih tepatnya, orang tua yoongi yang menyuruhnya untuk cepat-cepat melamar bomi.

before • yoon bomi & min yoongi [btspink] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang