"Kau tak perlu mengajak aku kerumah bear," keluh Shopia.
"Kau ingin sendirian dirumah?"
"Tapikan Sella dan yang lain akan menginap."
"Tau darimana jika mereka akan menginap?"
"Kalian itu berbicara seperti memakai speaker tak ada batasan," sindir Shopia mengalihkan pandangan.
"Menguping itu dilarang," nasehat Wildan.
"I know wil," desah Shopia menantap Wildan.
"Jangan bertanya soal mengapa aku membawamu kerumah, ibu bahkan selalu menanyakan dirimu. Dan ayah bilang tak masalah jika kau menginap disana, jadi kesempatan ini aku gunakan dengan baik."
"Kesempatan? Apa maksudmu dengan itu?"
"Ayolah, kapan lagi aku mengodamu saat kau tertidur saat belajar," kekeh Wildan sambil melirik Shopia dari ujung matanya.
"Jangan macam-macam dude!"
"Calm down Sweety," balas Wildan enteng.
"Awas jika kau ... "
"Look, Princess Snow White disambut meriah oleh ibu ratu," sindir Wildan menatap ibunya dan asisten rumah tangga yang berbaris didepan rumahnya.
"Inilah yang aku takutkan saat kerumahmu, ibumu selalu menyambutku berlebihan," keluh Shopia memegang tangan Wildan.
"Itu artinya dia menyayangimu dan ingin yang terbaik untukmu," Wildan mengacak rambut Shopia lalu bergegas turun, tak lupa membuka pintu untuk Shopia.
"Pi sayang," seru wanita setengah baya.
"Bu," sapanya dengan lembut.
Wanita itu langsung memeluk erat Shopia bahkan menepuk punggung Shopia berulang bermaksud mengartikan besarnya kerinduan.
"Ibu sangat rindu, akhirnya kau menginap lagi," ucapnya mengecup kedua pipi Shopia dengan tertawa.
"Wildan memaksa Bu."
"Benarkah? Apa dia mengancamu agar menginap disini?"
"Hal biasa yang dilakukan Wildan Bu," Shopia melirik Wildan yang menurunkan paper bag serta tas sekolah dan buku-buku Shopia.
"Wildan bercerita jika kau mewakili sekolah untuk ajang beasiswa?"
"Seperti itulah Bu," Shopia menunduk malu.
"Gadis pintar," ucap Ibu lalu mengecup cepat pipi Shopia dan kembali memeluknya.
"Jangan terus memeluknya, ia tak akan kabur Bu," sindir Wildan melepaskan pelukan Ibunya dan Shopia.
"Anak nakal kamu Wildan," protes Ibunya tak terima.
"Tolong bawakan semua barang Shopia kekamar tamu," suruh Ibunya kepada semua asisten rumah tangga yang tersenyum melihat kebahagiaan ibu Wildan.
"Ayo ladies," ajak Wildan merangkul kedua Wanita itu.
Kedua wanita itu saling menatap lalu menatap lurus kedepan. Berjalan dengan angkuh dengan tangan disilangkan kedada.
"Mungkin masa depan akan indah jika aku memiliki dua istri, dan akan sangat asik ... Ugh," Wildan berkata dengan bangga hingga diakhir ia mengelus perutnya.
Kedua wanita itu menyikut Wildan sebelum Wildan selesai berbicara, lalu wanita itu berdiri dihadapan Wildan dengan mata melotot.
"Jangan mencari 2 Istri," ancam Shopia dengan telunjuk mengarah ke Wildan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDzone (Completed)
Teen FictionAwalnya memang teman biasa, Namun tiba-tiba datang rasa cinta. Namun hanya salah satu saja yang dihati merasakan cinta. Awalnya memang tidak ada rasa, Namun akhirnya ada rasa yang istimewa. Namun salah satunya hanya masih ingin tetap jadi TEMAN saja...