Hari itu tiba.
Hari dimana penentu serta keberhasilan Shopia Andini.
Olimpiade itu dibagi dalam 1 minggu. Non-akademik berupa, Olahraga serta seni. Sedangkan Akademik berupa pengetahuan umum.
Ada ujian lisan dan tulis. Debat terbuka serta rebutan jawaban.
Para peserta diwajibkan untuk menempati asrama dengan didampingi 1 temannya untuk memberitahukan jadwal. Dan Wildan yang menjadi pilihannya.
Osis sibuk dengan semua syarat yang selama ini sedang dikerjakan. Persiapan serta semua kebutuhan membuat Osis selalu berkeliaran disekolah.
Sementara itu, sekolah mulai dibebaskan selama 1 minggu ini. Para siswa bebas jika ingin datang atau tidak, tapi disarankan untuk datang.
Sekolah akan ramai. Itu dipastikan karena siswa lain akan menyaksikan semuanya gelaran yang ada. Membuat sekolah mengetatkan keamanan, kebersihan serta kenyamanan.
12 sekolah akan berlomba. 12 sekolah akan mengadu kemampuan dan kecerdasan. Membuktikan siapa yag terbaik diantara yang terbaik. Bertarung untuk sekolah dan nama masing-masing.
"Semangatlah, ini hari pertama," kata Wildan menepuk bahu Shopia.
Saat ini mereka berada dilapangan yang telah disulap dengan ditutupi tenda. Dilapangan itu terdapat podium serta banyak meja.
Tes pertama: Tes Tulis 10 pelajaran.
Disediakan 6 jam untuk 10 pelajaran.
Target: Perfect Point
Note: Point dihitung berdasarkan keakuratan dalam menjawab.
"Acara akan dimulai!"
"Baiklah semuanya, sebelumnya kita perkenalkan perwakilan dari 12 sekolah terpilih ini . Bla . Bla . Bla ."
"Ingat, kau no urut 8," bisik Wildan merangkul bahu Shopia yang tengah duduk.
Setiap sekolah mendapatkan posisi untuk melihat perwakilan sekolahnya berlomba. Dan yang mendampingi hari ini adalah Tim Sukses, karena Osis sibuk menjadi panita yang menerima arahan penyelenggara.
"Aku gugup," cicit Shopia meremas tangganya dengan gelisah.
"Jangan takut," bisik Wildan mencium pelipis Shopi agar tenang.
"Shopia Andini, perwakilan dari sekolah yang kini menjadi panitia ajang beasiswa ini. Gadis kelas 10 Ipa yang digadang-gadang menjadi kebanggan sekolah, dan sepertinya peserta satu-satunya dari kelas 10. Kita sambut dengan tepukan meriah."
Tepuk tangan langsung terdengar begitu nama Shopia terdengar. Shopia berdiri dan memamerkan senyumnya, senyum yang tak sampai mata itu. Shopia berjalan dengan anggun membuat perwakilan sekolah lain sedikit terpana.
Pasalnya Shopia memiliki tubuh mungil dan lebih kecil dari peserta perempuan lainnya. tapi berbeda menurut laki-laki, tubuh mungil itu pas dalam dekapan hangat laki-laki seperti menadankan butuh pelindung.
Nama-nama setelah Shopia disebut oleh Mc. Setelah selesai para dewan juri muncul dengan tatapan mautnya.
"Silahkan untuk menempati meja masing-masing, kalian sudah tau aturan bukan? Jika terbukti curang akan didiskualifikasi pada tes tulis."
Waktu bergulir.
Sejak beberapa jam terakhir setelah juri memulai tes,
Semua peserta terlihat fokus pada soalnya. Begitupun dengan Shopia, gadis itu tak sekalipun mengangkat wajahnya dari soal-soal dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDzone (Completed)
Ficção AdolescenteAwalnya memang teman biasa, Namun tiba-tiba datang rasa cinta. Namun hanya salah satu saja yang dihati merasakan cinta. Awalnya memang tidak ada rasa, Namun akhirnya ada rasa yang istimewa. Namun salah satunya hanya masih ingin tetap jadi TEMAN saja...