Wildan memasuki rumah dengan Shopia yang tertidur didalam gendongan nya, gadis itu tertidur di dalam mobil setelah puas mengoceh sepanjang perjalanan pulang setelah selesai melihat sunset.
"Kenapa kau baru pulang, ini jam 8.30 PM Wil," Ayah Wildan sangat kesal karena anaknya tidak memberi kabar kemana mereka pergi dan kapan pulang, membuat kedua orang tua itu khawatir .
"Wil, kenapa dengan Shopi?" Ibu Tari bertanya dengan raut wajah khawatir.
"Dia tertidur, seharian ini dia sangat sensitif dan tidak seceria biasanya."
"Bawa masuk ke kamar, dan temui kami di ruang keluarga."
Wildan berlalu meninggalkan ayah dan ibunya yang seperti memendam sesuatu. Wildan kadang bertanya apa yang dipikirkan orang tuanya, ia segera membawa Shopia dan membaringkan diatas ranjang.
"Selamat malam Pia," Wildan menyelimuti lalu mengelus mata Shopia yang terpejam, ia menyesal melihat mata Shopia yang membengkak. "Maafkan aku Pia, bukan nya melindungi dirimu aku malah selalu membuat dirimu meneteskan air mata."
Wildan mencium kening Shopia dengan sayang lalu meninggalkan Shopia yang terlelap.
_____
"Dia tak akan setuju Ayah," bantah Wildan dengan nada menyesal.
"Tapi kenapa tidak? ini demi kebaikannya," ujar Ibu tari dengan heran.
"Bu, kau tau seperti apa Shopia kan? Ini akan sangat rumit."
"Tapi ayah Shopia selalu mengganggu Ibunya Wil, dengan alasan ingin mengambil Shopia untuk kehidupan yang lebih baik."
"Kapan itu terjadi?"
"Tadi pagi Ibu menghubungi Ibu Wina, dan Ibu Wina memberitahukan hal itu pada Ibu, kau tau Wil dia bahkan menangis saat mengungkap kan ketakutannya. Jika Shopia mendapatkan kehidupan bersama kita, ia tak akan diambil hak asuh oleh ayahnya."
"Aku akan mencoba berbicara besok pagi Ibu, aku berharap dia tak bersikap egois."
"Kalian kan dekat, kenapa dia masih sungkan padamu?"
"Ayah, kami lelaki dan wanita."
"Lalu kenapa dengan hal itu? Ibu sangat setuju jika kau bersamanya, jika maksud dirimu adalah lawan jenis."
"Kenapa dengan kalian? Kami masih anak berusia 16 tahun."
"Kau 17 tahun Wil," tegur Ayah Wildan.
"Tapi itu 5 bulan lalu," bantah Wildan dengan memutar bola mata.
"Ingin aku congkel mata itu Wil?" ancam ibu Tari menujuk Wildan yang memutar bola mata.
"Pia juga melakukan hal itu."
"Kau harus menuntun wanita Wil, kau itu laki-laki calon pemimpin."
"Kenapa aku merasa seperti sedang diintrogasi calon mertua?"
"Kau pernah diintrogasi mertua?"
"Aku tidak memiliki pasangan, berhenti bersikap seprti itu."
"Kenapa tidak bersama Shopia saja?" Ibu tari pindah posisi duduk menjadi disamping Wildan, "Ibu akan sangat bahagia jika dia benar-benar menjadi menantu keluarga kita, benar begitu Ayah?"
"Tentu saja," Ayah Wildan menyahuti ucapan dari Ibu tari.
"Bagaimana jika wanita lain yang menjadi pendamping aku kelak?"
"Kenapa harus wanita lain? Shopia saja," kata Ibu tari dengan memaksa.
"Siapa yang akan menikah? Aku atau Ibu?" tanya Wildan jengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDzone (Completed)
Teen FictionAwalnya memang teman biasa, Namun tiba-tiba datang rasa cinta. Namun hanya salah satu saja yang dihati merasakan cinta. Awalnya memang tidak ada rasa, Namun akhirnya ada rasa yang istimewa. Namun salah satunya hanya masih ingin tetap jadi TEMAN saja...