Hay fans:v
Situ mana punya fans😏
Oh so sad:(
Author baru sadar kalo gak ada yang minat sama cerita Author yang susah payah di buat😣 Hem, kasih tau letak salahnya boleh? Soalnya saya frustrasi, ide banyak tapi peminat nol😑 kan bikin rudet:v
Tolong follow ya guys🌺 Vote, Comment, Share juga💦
☆happy reading☆
Wildan terus menekuk wajah sejak Shopia asik pada kegiatan makannya. Shopia tak menghiraukan Wildan sejak beberapa hari yang lalu. Lebih tepatnya seminggu sejak makan malam.
Shopia tak bersikap seperti biasanya, Gadis itu bersikap 180 derajat dari biasanya membuat Wildan frustasi. Beni dan Dani pun merasakan akibatnya, mereka yang hadir di malam itu diabaikan Shopia Andini.
Tapi tidak dengan Laura serta Renata yang merasakan perlakuan biasa, walau mereka menyadari sikap Shopia yang menjauhi beberapa orang dan sedikit lebih tertutup.
"Shopia!" Wildan merengek dengan terus menusuk-nusuk tangan Shopia yang diatas meja.
Shopia terus menghindar dengan menarik tangan dan mendelik kesal kearah Wildan.
"Aku sudah selesai," Shopia berdiri dan berlalu meninggalkan kantin.
Selalu seperti itu sejak seminggu belakangan, melakukan sesuatu seperlunya.
"Aku pergi!" Wildan ikut bangkit sampai tangannya ditahan seseorang. "Aku tak ingin berdebat seperti sebelumnya," sambung Wildan melepaskan tangan itu. Marsella Aditama.
"Kau belum makan," Marsella berdiri.
"Jangan memaksakan sesuatu Marsella, aku tak lapar."
Wildan meninggalkan Marsella yang hanya menatap punggung Wildan yang pergi untuk mengekor Shopia. Lagi? Shopia selalu jadi yang utama untuk Wildan diatas hubungan yang sedang mereka jalani.
Apa itu adil bagi Marsella? Tidak! Marsella sangat tidak rela ada sosok lain dalam hubungan mereka; termasuk Shopia.
Egois? Katakanlah seperti itu.
Wanita mana yang rela melihat hubungannya hanya seputar wanita lain? Bahkan lebih utama. Perasaan cemburu mulai mengakar menimbulkan kebencian yang siap memuncak lalu meledak saat batas sabar habis.
Aku bisa egois untuk cintaku sendiri, lihat saja nanti Shopia Andini.
☆▪☆▪☆▪
"Shopia, kau tak ingin pulang bersamaku?" Wildan bertanya sambil mengekori Shopia yang berjalan meninggalkan parkiran setelah mengambil barang dari mobil.
"Tidak," balas Shopia singkat.
Wildan kembali menekuk wajahnya mendengar jawaban Shopia. Gadis itu terus menolak semua ajakannya dan selalu membuat alibi yang membuat Wildan geram setengah mati.
Tanpa rasa bersalah Wildan menarik tangan Shopia yang kembali berjalan meninggalkannya, lalu mendorong tubuh itu masuk kedalam mobil. Kejadiannya sangat cepat hingga Shopia tak bisa melawan bahkan sekedar bertanya.
Wildan langsung melajukan mobilnya sesaat setelah dia masuk dengan bantingan keras saat menutup pintu.
"Apa-apaan kau ini?" protes Shopia tanpa menatap Wildan.
"Kau yang apa-apaan? Apa masalahmu?" Wildan menggeram menahan emosinya.
Entah kenapa Wildan sangat marah saat Shopia mengabaikannya, apa masalah? Apa yang terjadi pada diri Wildan? Rasanya lebih baik jika Shopia kembali menjadi gadis yang hanya berfokus dan bergantung pada Wildan dengan semua tingkah merepotkan yang sering dilakukan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDzone (Completed)
Fiksi RemajaAwalnya memang teman biasa, Namun tiba-tiba datang rasa cinta. Namun hanya salah satu saja yang dihati merasakan cinta. Awalnya memang tidak ada rasa, Namun akhirnya ada rasa yang istimewa. Namun salah satunya hanya masih ingin tetap jadi TEMAN saja...