"Tapi tidak melepaskan cintamu pada orang yang salah."
*****
"Sella akan sangat egois, dia akan membuat Wildan terus disisinya. Dia tak akan membagi kasih sayang seseorang yang sangat dia cintai," terang Laura.
BOM...
Penjelasan Laura sanggup membuat Shopia terdiam. Kenyataan macam apa ini? Kenapa ia tak pernah tau sikap Laura yang seperti ini. Kenapa semuanya...
Terlambat.
"Tapi meskipun begitu, kami akan disisi dirimu. Kami akan mendukung keputusan dirimu tanpa memihak," kata Beni final.
"Aku tak mau menghancurkan hubungan mereka, biarkan saja begini. Wildan tak akan meninggalkan aku," gumam Shopia meyakinkan dirinya sendiri.
_____
"Benar-benar tidak ingin ikut?" Wildan bertanya untuk kesekian kalinya.
"Tidak Wil, aku harus belajar. Waktu semakin sedikit," tolak Shopia dengan masih memamerkan senyum.
"Kalau begitu aku juga tidak jadi," ketus Wildan mulai bergabung bersama Shopia di gazebo.
"Jangan begitu, kasihan Marsella. Dia pasti sudah menunggu dirimu, pergilah."
"Dengar, Walau aku memiliki kekasih, kau tetap prioritas utama ," ucap Wildan sambil menggenggam tangan Shopia.
"Apa yang dipikirkan orang-orang jika kita masih berdekatan?"
"Ini hidup Shopia. Jadi biarkan saja," jawab Wildan terkesan singkat.
"Aku akan ke kamar," kata Shopia setelah mendapat respons singkat Wildan.
"Aku berniat mengajak dirimu melihat langit malam, tak ingin ikut?"
"Aku bisa melakukannya dibalkon," kata Shopia merapikan buku dan mulai berdiri.
Shopia berlalu meninggalkan Wildan di gazebo. Membuat Wildan menghela nafas dengan masih menatap punggung Shopia yang semakin menjauh.
"Hallo!" Katanya begitu ponsel didekatkan ke telinga.
Beberapa saat Wildan mematung tadi, deringan ponsel mengembalikan Wildan pada kesadaran.
"Bisa kita batalkan? Aku memiliki acara dadakan," ujar Wildan dengan lembut.
"......."
"Benar, mungkin lain kali. Aku sayang padamu Marsella," katanya memutus sambungan tanpa mendengarkan sahutan dari Marsella.
_____
Shopia membenamkan kepalanya diantara lutut yang ditekuk, Menikmati dinginnya malam ditemani bintang dan bulan yang tampak indah. Berbeda dengan kondisinya.
Kekalutan, gelisah, ketakutan. Semuanya mendadak menyerang sesaat setelah Wildan mengajaknya untuk menghabiskan malam minggu hari ini.
Sebenarnya bukan masalah, mereka sering melakukan malam minggu bersama. pergi makan, menonton, atau sekedar melihat bintang dengan berkeliling kota. Tapi sekarang? Ada orang lain dalam acara Wildan. Kekasihnya.
Mungkinkah ia belum terbiasa? Tapi kenapa hatinya sangat keberatan dengan ada orang lain? Mereka juga sering pergi bersama-sama, Tapi sebagai teman bukan kekasih.
Apa ia begitu cemburu? Tapi kaenapa? Sejak awal Shopia menekan perasaannya agar mati. Agar ia bisa menikmati hari-hari hingga masa depan kelak.
Tapi rasanya sulit. Terlebih sejak pertengkaran dengan teman-temannya tadi di Rooftap . Semuanya mengganjal.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDzone (Completed)
Ficção AdolescenteAwalnya memang teman biasa, Namun tiba-tiba datang rasa cinta. Namun hanya salah satu saja yang dihati merasakan cinta. Awalnya memang tidak ada rasa, Namun akhirnya ada rasa yang istimewa. Namun salah satunya hanya masih ingin tetap jadi TEMAN saja...