Di suatu hari tanpa sengaja, seorang pria datang menyapa tanpa sedikitpun berkata. Hanya senyum manis yang aku terima.
Tapi, entah kenapa aku tampak bahagia. Rasanya seperti diterpa angin manja nan ceria.Apa ini yang namanya pandangan pertama?
Kurasa tidak, bukannya ia pria yang dulu sering mengajakku bermain tenda dibawah meja, juga yang sering menghias papan tulis dengan gambar naga yang ia beri nama abi.
"Itu aku," katanya kala itu menujuk gambar naga yang dibuatnya.
Lama tak jumpa, ternyata sekarang ia sudah menjadi pria dewasa. Mengingat masa kecil bersamanya membuatku jadi bernostalgia.Dan ini kali pertamanya aku memgenal pria, ia berhasil membuat hatiku terbagi menjadi dua. Aku tidak bisa mengatakan kalau ini jatuh cinta. Seperti yang Bung Fiersa katakan dalam bukunya "Resiko dari jatuh cinta adalah terjerembab didasar nestapa,". Aku takut jika harus terjerembab di dasar nestapa karena seorang pria. Apalagi wanita sepertiku yang masih awam dengan yang namanya jatuh cinta.
Media sosial kembali mempertemukan kita, kini ia yang diam-diam menyapaku.
"Hi," katanya menyapaku.
Seperti orang asing yang baru kenal saja aku malu harus membalas apa. Kami hanya saling tanya dengan obrolan acak. Ternyata kita punya hobi yang sama, senang mengabadikan semesta dengan kamera. Aku akan menyatatnya dalam agenda, kemudian aku beri garis merah.
"Kamu sudah berubah sekarang, lebih dewasa. Aku ingin bertamu kerumahmu tapi aku malu," katanya malah membuatku bingung.
Berhentilah bertingkah okib (Ok Ini Bego), keluhku yang gregetan dengan sikap cuekku yang nyatanya dalam hati tidak seperti itu. Munafik, mungkin itu yang akan orang katakan jika tahu ceritaku seperti apa.
Hari terus berganti, berharap rasa ini segera lenyap. Tapi sayang hati ini sudah diambil olehnya. Iya benar, aku mengaguminya.
Abi : dalam bahasa sunda artinya aku
KAMU SEDANG MEMBACA
OKIB : NPC's 30 Days Writing Challenge
De Todo[Hanya kumpulan tulisan acak yang mungkin saling berhubungan] Ikuti hanya di NPC's 30 Days Writing Challenge.