Kapan terakhir kita berjumpa? Sungguh, aku ingin kembali bersua.
Disanalah kami mulai mengenal kebersamaan dan keokiban yang mampu melengkapi perjalanan kami.
Okib sebenarnya berarti konyol, kebodohan yang tidak disengaja. Aku tidak tahu pengertian yang sebenarnya, hanya sepuhnya saja yang tahu. Sebenarnya hidup tidak perlu dibawa serius kadang kekonyolan mampu menjadi bumbu penyedap setiap saat.
Berawal di sebuah Sekolah menengah Kejuruan cerita kami bermula.
"Ceu naha Neraca lajur teh teu saimbang-saimbang. Pusing aku, mana kolomnya banyak," tanya seseorang disudut kelas.
"Cekkan deui dina buku besar, bisi aya nu salah nyimpen debet kreditna,"
Satu siklus Akuntansi ternyata berhasil merontokkan otak mereka yang masih menyeimbangkan antara debit dan kredit. Salah sedikit saja biaa fatal, kurang satu rupiah saja harus kembali mengecek pekerjaan sebelumnya.
"Hayoh we nguruskeun duit nu teu aya. Waktuna istirahat ayeunamah, dibala-balaan heula meh cenghar," kata salah salah seorang kawan. "Bala-bala haneut teh," tawarnya.
Seperti biasa kami berkumpul saling ejek satu sama lain. "Kamana Ema jeung si Ayong?" Tanya uleud pada salah satu diantara mereka. Kami bisa memanggil nama dengan sebuah panggilan khusus. Seperti Ema, namanya Hemma. Kemudian Ayong, sebenarnya namanya itu Tina, hanya saja ia tinggal di daerah Cisayong akhirnya nama Ayong dinobatkan padanya. Ada juga uleud dalam arti lain bulet, ia salah satu kawan kami yang paling bongsor.
"Lagi jajan mereka, bandar duit mah tinggal gesek," celetuk salah satu kawan kami.
"Gayanalah ngagesek, biasa ge nampan ka Emak jeung Bapak,"
Suasana kelas kembali tenang, saat guru Kewirausahaan datang dan mulai menjelaskan materinya. Namanya juga sekolah kejuruan akuntansi pasti yang pelajari tidak jauh dari keuangan, wirausaha dan lain sebagaianya.
Diakhir materianya Pak guru mulai memberi tugas untuk membuat proposal pengajuan usaha. Ini cukup menantang sekaligus bisa langsung tanya-tanya tentang jenis usaha yang paling diminati konsumen. Yang pastinya harus mendapatkan keuntungan yang maksimal, dan promosi yang maksimal pula.Setelah pelajaran usai, kami para okib mulai berdiskusi tentang mata pelajaran dan juga saling berbagi pengalaman.
"De latihan moal hari minggu?"
"Latihan atuh, bulan depan tanding. Katanya sekarang tandingnya se-pulau jawa bukan se-jawa barat lagi. Sekali-kali kita bawa piala dari pertandingan bela diri,"
"Kayaknya aku gak bakal ikut, nanti ku nonton aja kalau kamu tanding,"
Ditengah perbincang, salah seorang dari kami berkata. Suatu saat nanti kita paati akan menjadi orang sukses, tapi ingat kita bukan hanya sekedar kawan, kita adalah keluarga. Kejar mimpi kalian, buktikan kalian bisa. Bukan hanya sekedar bualan semata. Aku tunggu kabar dari kalian beberapa tahun lagi.
"Ingat, penjumpaan kita tidak boleh sia-sia," katanya dipenghujung obrolannya.
Ceu naha Neraca lajur teh teu saimbang-saimbang : kenapa neraca lajur gak seimbang-seimbang.
Cekkan deui dina buku besar, bisi aya nu salah nyimpen debet kredit : cek lagi di buju besar, takut ada yang salah nyimpan debet kredit.
Hayoh we nguruskeun duit nu teu aya. Waktuna istirahat ayeunamah, dibala-balaan heula meh cenghar: hayo ngurusin terus uang yang gak ada, bala-blaa/bakwannya dulu biar segar.
Bala-bala haneut teh : bala-bala/ bakwan anget kak
Kamana Ema jeung si Ayong? : kemana Ema sama Ayong?
Gayanalah ngagesek, biasa ge nampan ka Emak jeung Bapak : gayanya gesek (ATM) , biasa juga minta sama Ibu juga Bapak.
De latihan moal hari minggu? : de latihan gak hari minggu?
KAMU SEDANG MEMBACA
OKIB : NPC's 30 Days Writing Challenge
Random[Hanya kumpulan tulisan acak yang mungkin saling berhubungan] Ikuti hanya di NPC's 30 Days Writing Challenge.