Gilang tampak gugup saat menunggu gilirannya untuk di wawancara. Dengar-dengar wawancara sekarang akan diliput oleh stasiun televisi ternama. Keringat dingin terus mengguyur tubuhnya, ditambah rasa mulas dan ingin buang air kecil yang bisa aku tahan.
"Kang aku ke toilet dulu ya,"
"Kebiasaan kamu Lang, tiap panik pasti ke toilet. Ya sudah sana, jangan lama-lama 2 sesi lagi kamu dipanggil," ucap kawannya.
"Iya kang, 5 menit,"
Karena takut keburu dipanghil namanya, Gilang buru-buru pergi ke toilet. Yang ia pikirkan, kepanikannya segera berakhir dan wawancara berjalan dengan lancar.
"Eh Mas Mas, ngapain kesini. Tidak sopan," bentak seorang wanita yang sedang bedakan didepan kaca.
"Astaga naga, maaf Mba saya kira toilet.." ucap gilang tampak malu. Ia hanya tersenyum menutupi kebodohannya.
"Mas gak lihat ya, gambarnya juga toilet wanita. Mas mau cabul ya. Keluar ga, atau saya teriakin,"
Dengan tergesa Gilang keluar dari toilet dengan perasaan malu. Gara-gara panik fokusnya jadi minus. Jangan samapi terulang lagi.
"Gilang Raharja," akhirnya Gilang terabsen untuk memulai wawancara.
Seperti biasa wawancara dimulai dengan perkenalan diri. "Jangan panik jangan panik," lirihnya dalam hati saat melihat kamera yang terus saja menyorot dirinya.
"Psst, mas," seru seseorang mengganggu konsentrasinya. Gilang menghiraukannya dan menyelesaikan wawancaranya dengan baik.
Selesai wawancara seseorang datang menepuk bahunya. "Mas, resletingnya kebuka,"
"SIALLL, toilet, kamera dan resleting...."
KAMU SEDANG MEMBACA
OKIB : NPC's 30 Days Writing Challenge
Acak[Hanya kumpulan tulisan acak yang mungkin saling berhubungan] Ikuti hanya di NPC's 30 Days Writing Challenge.