Seperti biasa aku tampak asik menonton berita sambil selonjoran di sopa. Layar televisi sedang menayangkan badai salju beberapa hari ini di Jepang.
Aku tidak bisa membayangkan seberapa dinginnya cuaca disana. Spertinya satu lapis baju hangat dan jaket tebal tidak cukup untuk menghangatkan tubuh. Apalagi dilapisi dengan selimut tebal lalu meringkuk diatas ranjang, aku pasti akan tidur pulas.
Ku gelengkan kepalaku menolak pemikiran itu. Sejenak aku berfikir, bagaimana ya jika terjadi hujan salju di Indonesia? Bagaimana bentuk salju? Aku begitu penasaran. Bagaimana lembutnya salju, aku jadi ingin memengangnya. Ah, terlalu banyak bagaimana dalam pikiranku.
Tapi, aku kasihan pada korban-korban yang berjatuhan selama badai salju disana. Pasti mereka tidak bisa melakukan aktifitas sehari-harinya karena terhambat oleh badai. Sekolah-sekolah diberhentikan sementara waktu, para pekerja tidak bisa berangkat bekerja. Walaupun masih ada sebagian orang yang nekat keluar rumah karena berbagai alasan.
Kucomot selembar keripik diatas meja. Semakin lama aku menonton televisi, ternyata membuatku jenuh. Bahkan aku sampai tidak sadar kepik yang aku makan sudah habis.
Aku lembali memainkan remot mencari tayangan yang menarik. Alhasil tidak ada yang seru. Aku kembali memainkan ponselku sambil terua berselancar didunia maya.
Yah begitulah akhirnya, ponsel memang lebih pintar merayu. Namanya juga ponsel pintar.
KAMU SEDANG MEMBACA
OKIB : NPC's 30 Days Writing Challenge
De Todo[Hanya kumpulan tulisan acak yang mungkin saling berhubungan] Ikuti hanya di NPC's 30 Days Writing Challenge.