Day 26 [Kenapa Menulis?]

6 0 0
                                    

"Langsung pulang atau lanjut jalan?" Ucap seorang pria mengagetkan lamunanku.

"Pulang saja, tapi terselah. Aku sih oke-oke saja,"

"Minggu depan libur masih hari minggu kan?" Tanyanya lagi padaku.

"Hmm, kuarasa aku masih merdeka. Mingguku masih libur tak lahi lembur," jawabku sambil memandangi langit senja yang semakin gelap.

Lamat-lamat malam mulai menyapu senja. Kemuadian pria itu mulai menyalakan motornya, berniat mengantarku pulang.

"Ayo sudah gelap, kita pulang sekarang," ajaknya padaku sambil menepuk-nepuk jok motornya.

Motor melaju melewati jalan kota yang tidak begitu macet. Selama perjalan, kami hanya mengobrol dengan obrolan acak. Mulai dari pekerjaan sampai kegilaan.

"Aku masih ingat loh saat kamu tergila-gila sama film thailand yang pemainnya Jirayu itu," seru pria itu padaku.

"Gak usah bahas, malu aku,"

"Tiap hari di sekolah yang dibahas Jirayu, yang dicari di google Jirayu, yang dicari youtube Jirayu. Kapan cari akunya?"

"Ah dasar kamu bercandanya dolar,"

Seketika suasana menjadi sedikit canggung. Tampak pria yang memboncengku mengintip di kaca spion motornya. Sontak aku tersipu dan pura-pura tidak melihat. Malu aku.

"Akhir-akhir ini aku sering melihat kamu memposting tulisan di sosial media. Apa kamu senang menulis juga?" Tanya pria itu kembali membuka obrolan.

"Umm, aku mulai menyukai sastra akhir-akhir ini. Aku juga ingin belajar mengenal aksara, sekarang aku mulai menulis dan aku suka,"

"Kenapa kamu suka menulis?"

"Aku jadi teringat poatingannya bung fiersa, ia mengutip kata-katanya Mark Manson 'Proyek keabadian' Katanya setiap orang punya proyek keabadiannya masing-masing, salah satunya itu menulis. Aku ingin jadi penulis kemudian membuat buku dan berharap orang lain suka dengan karya kita," jelasku panjang lebar.

"Jadi kalau jadi penulis, kalaupun orangnya sudah tiada pasti karyanya akan tetap dikenang,"

"Bisa dibilang seperti itu,"

"Aku juga ingin jadi tulisanmu, biar bisa dikenang sama yang nulis," ucapnya padaku, memvuatku tersipu

OKIB : NPC's 30 Days Writing ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang