Jam dinding sudah menunjukan waktu untuk beristirahat, sedangkan pekerjaan masih menumpuk diatas meja.
"Kapan ini selesai, sepertinya aku perlu setengah jam saja untuk mengisi perut" keluhku yang mulai lelah.
Tapi, tetap saja sejengkel apapun pekerjaan aku harus mengerjakannya dengan teliti. Apalagi karyawan sepertiku, yang baru bekerja beberapa bulan. Setidaknya aku harus menunjukan hasil yang terbaik. Baiklah ini hari rabu paling sibuk.
Ku keluarkan kaca make up didalam tas ranselku. Aku kembali merapikan riasanku. Namanya juga wanita yang diperhatikan pasti penampilan. Siapa tahu ada belek dimataku, kan malu. Atau riasannya jadi tidak rapi lagi. Ah, memang ribet jadi wanita.
"Coba tambahin blush on pipinya, pasti makin cantik," ucap seseorang mengagetkanku.
Ternyata ia Gilang patner kerjaku. Sejak kapan ia disana? Tingkahnya membuatku jadi tersipu malu. "Enggak suka pake blush on, nati merah pipiku," balasku padanya.
"Tuh-tuh kan lucu, pipinya merah. Jadi pingin nyubit" ucapnya malah membuatku jadi salah tingkah.
Aku kembali mengecek riasanku, pipiku tampak merona karena malu.
"Gincunya juga lucu, jadi pingin beli," serunya membuatku kaget. "Eh salah, jadi pingin jadi milikmu," tambahnya.
"Ah mas bisa aja, kalau mau ambil aja atau mau aku pakaikan buat mas?" Kataku mengejeknya. "Mau yang merah atau yang pink? Atau mau aku bedakin juga?"
Hanya kekehan tawa yang kami lakukan selama jam istirahat. Apalagi selangi gosip tentang bos yang terkenal paling menjengkelkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OKIB : NPC's 30 Days Writing Challenge
Random[Hanya kumpulan tulisan acak yang mungkin saling berhubungan] Ikuti hanya di NPC's 30 Days Writing Challenge.