Pernahkah kalian merasa gemas dengan orang-orang yang mengaku dirinya berpendidikan, tapi banyak sekali melakukan kesalahan yang menyesatkan. Contohnya para tikus-tikus penggerus uang rakyat. Benar, para koruptor yang kurang ajar, yang inginnya dihajar.
Kadang aku gemas saat musimnya pemilu, jalanan dipenuhi baliho-baliho partai serta foto para calon dengan sebuah titel yang menjanjikan.
Biar apa rakyat terus kau bohongi?
Orang-orang pandai seperti mereka berhasil mengelabui rakyat dengan menuai janji tanpa bukti. Memang tidak semua dari mereka tenggelam dalam kesesatan. Ingin dipilih, tapi membeli hati rakyatnya dengan embel-embel uang.
Apakah rakyat adalah barang belian?
Setelah terpilih, kekuasaan mengubah segalanya. Korupsi semakin meraja lela, sedangkan kejujuran seakan menjadi promblematika paling langka.
Suatu ketika kawanku bertanya "Pemilu nanti mau pilih siapa?"
"Sebenarnya saya tidak ingin memilih. Tapi apa mau dikata, kita hidup di Negara Demokrasi suara rakyat sangat dibutuhkan. Saya takut rakyat kembali dibohongi, apalagi jika pemimpin kita rakus akan harta. Mau jadi apa negara kita?" Jelasku yang merasa gemas dengan probmatika negara yang ridak ada ujungnya.
"Iya kang, dengar-dengar calonnya ada yang pernah korupsi. Kenapa mereka bisa lolos seleksi?" Tanyanya.
"Uang kang, semuanya karena uang. Saya jadi sedih dengan nasib rakyat jika pemimpinnya tidak bisa memimpin,"
KAMU SEDANG MEMBACA
OKIB : NPC's 30 Days Writing Challenge
Random[Hanya kumpulan tulisan acak yang mungkin saling berhubungan] Ikuti hanya di NPC's 30 Days Writing Challenge.