JU 8(a)

642 95 1
                                    

"Sehun,segeralah bersiap. Kita akan menjemput Ibu disupermarket."

"Benarkah Ayah? Oke, tunggu aku."

Pagi itu sebenarnya Donghae juga akan ada proyek penting yang harus dipantau. Maka dari itu sebelum kesana dia berinisiatif untuk menjemput Yoona dulu bersama Sehun.

"Baiklah, kita turun. Kita akan mengejutkan Ibu dengan menunggu diseberang jalan Sehun."

"Ehem" jawab sehun sambil mengangguk semangat.

Donghae melihat Yoona yang berjalan memeluk kantung belanja berwarna coklat. Dia tersenyum.

"Sehun,lihat. Ibu sedang berjalan diseberang sana."

"Huh? Oh.. Ibu!"

Yoona terkejut melihat Sehun dan Donghae yang ada diseberang jalan. Kemudian dia tersenyum dan melambaikan tangannya.
Sehun juga mengangkat sebelah tangannya yang memegang pesawat mainan bermaksud melambai pada Yoona,karena sebelah tangannya lagi digenggam oleh ayahnya.
Namun tanpa segaja mainan yang dipegang Sehun terlempar ke jalan.
Sehun segera melompat dan genggaman Ayahnya terlepas.
Semua orang terkejut dan berteriak histeris.
Karena disaat yang bersamaan ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Donghae dan Yoona segera berlari kearah Sehun.
Donghae menarik Sehun dan Yoona mendorong mereka dengan sekuat tenaga.
Yoona tersenyum.

"Awas nona!"

"Awas!"

Dan..

Brukkk ciittt

Yoona tertabrak. Dia terlempar sampai sejauh 5 kaki.
Donghae terbelalak. Dia benar-benar terkejut dengan pemandangan yang barusan dia lihat.
Orang-orang berteriak dan ada yang segera memanggil ambulan dan polisi.

"Bi..Bibi bisa to..tolong jaga anakku sebentar."

"Pergi! Lihat istrimu cepat!" ucap bibi itu dan membawa Sehun dalam gendongannya.

Donghae dengan tergopoh-gopoh berlari kearah Yoona. Dia menangis sambil terus memanggil nama Yoona.
Banyak orang yang ikut menangis juga melihat kejadian pagi itu.
Donghae melihat istrinya tergeletak bersimbah darah segera menghampiri dan memeluknya sambil menangis.

"Yoona.. Sayang.. Bangunlah."

"Yoona.. Ini aku. Kumohon,bukalah matamu."

Samar-samar Yoona yang masih tersadar mendengar suara Donghae dan dia tersenyum.
Dengan sisa tenaga dia memegang tangan Donghae yang berada dipipinya.

"Ja..Jaga.. Se..Seh..Sehun untukku ya?"

"Tidak! Kita menjaganya berdua! Kumohon.."

"Se..Sehun milik Krys.. Krystal. Kau.. Tau kan ma..mak..maksudku."

"Aku tau,mereka akan menikah nanti! Kumohon tetap disamping kita Yoona."

"A..Ak..Aku.. Sa..Sangat.. Mencintai..mu.. Suamiku."

Tepat disaat Yoona mengucapkan kalimat terakhirnya,ambulan dan para polisi datang. Segera mobil ambulan membawa Yoona,Donghae dan Sehun kerumah sakit terdekat.

~°°~

"Tidak! Kau tidak boleh mengambil istriku! Selamatkan dia!"

"Selamatkan Yoona!"

"Maafkan kami tuan Oh."

"Kalian butuh uang berapa? Akan aku beri semua hartaku! Tapi hidupkan kembali istriku!"

"Kami benar-benar sudah berusaha tuan Oh,namun karena kehilangan banyak darah dan.."

"Kumohon.. Selamatkan Yoonaku.." Donghae berlutut dikaki dokter dan berkata lirih.

Sungguh,hal seperti itu sangat menyakitkan. Terlebih orang tua Donghae dan Yoona saat ini sedang menyaksikan bagaimana terpuruknya Donghae.
Mereka menangis. Semua menangis.

"Donghae.. Ayo nak,berdiri."

"Yoona pasti sedih melihatmu seperti ini."

Itu suara ibu Yoona. Dia menghampiri dan mencoba memberi kekuatan untuk menantunya ini.

"Aku yang bersalah bu.. Maafkan aku.."

"Aku.. Kalau saja aku menjemputnya ditempat yang benar, kalau saja.."

"Sstt.. Sudah. Semua ini rencana Tuhan. Kita harus menerimanya. Sekarang ayo temui Sehun." nyonya Im menepuk punggung Donghae dan melepas pelukannya.

"Bersihkan wajahmu dulu dikamar mandi dan berganti pakaian dulu Donghae." kali ini ibunya yang mengeluarkan suara sambil menyodorkan paperbag.

"Terima kasih bu."

Kevin yang terlebih dulu dikamar Sehun bersama paman Kang sedang menunggu Sehun sampai sadar.
Sehun mendapat amnesia ringan akibat kecelakaan tersebut.
Karena kepalanya terbentur trotoar saat kecelakaan tadi.

"Aghh..akrhh.. Sakit.. Kepalaku sakit." teriak Sehun tiba-tiba.

"Tenanglah tuan muda.. Tenang.."

Paman Kang dengan cepat memencet tombol bantuan.
Donghae dan para orang tua terkejut melihat dokter dan perawat tergesa memasuki ruang kamar inap Sehun.

"Semuanya mohon tunggu diluar kami akan memeriksa tuan Sehun."

Setelah sekitar 15 menit akhirnya dokter dan perawat keluar.

"Bagaimana anak saya dokter?"

"Tenang saja tuan Oh. Dia pria yang kuat. Hanya saja, saat ini Sehun terkena amnesia ringan. Jadi,kami mohon.. Jangan terlalu membebani pikirannya dahulu."

"Tapi.. Apakah dia.."

"Tidak,kami tidak mengatakan apa-apa tentang nyonya oh. Kami menyerahkan kabar itu kepada tuan Oh bagaimana baiknya menyampaikan pada Sehun."

Setelah mengucapkan banyak terima kasih donghae dan semuanya masuk kedalam.

"Kamu siapa?"

"Ini Ayah Sehun. Maaf baru datang,Ayah ada urusan sedikit." kata donghae sambil menatap anaknya sendu.

Sehun melihat siapa saja yang ada dikamarnya sekarang.

"Aku tidak melihat ibu. Dimana ibu sekarang?"

"I..Ibumu.. Su..Sudah.."

"Apakah Sehun lupa? Ibu sudah meninggal saat Sehun lahir dulu."

Semua menatap Nyonya Im. Ibu Yoona. Semua sangat terkejut terutama donghae.

"Astaga.. Apakah cucu nenek sangat merindukan ibunya? Sini nenek peluk."

Sehun hanya diam menatap dengan pandangan kosong. Dia memeluk neneknya.

"Ibumu sangat suka wangi vanila. Nenek juga suka. Apakah rasanya sama dengan ibumu?"

Sehun tak menjawab. Karena memang benar. Wangi ini rasanya pernah Sehun cium,namun entah dimana. Dia lupa. Namun yang dia tau sekarang,ternyata ibunya telah pergi sejak lama. Meninggalkannya dan ayahnya berdua.

Tbc

Vote jangan lupa ya:(

Just You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang