Part IX

5.4K 295 7
                                    

Maafkan aku, Yasmin.

Aku harus pergi. Maaf aku telah membohongi mu.

Tepat pukul 03.00 dini hari aku memasukkan beberapa pakaian ke dalam koper. Sebisa mungkin aku tidak membangungkan Yasmin. Wajahnya begitu meneduhkan. Dia memang wanita yg baik. Sangat baik. Pantas saja semua orang mengistimewakannya. Tapi tetap saja,  hati ku bukan untuknya. Hati ku hanya milik Aluna. Hari ini aku akan ke Jakarta. Malam itu akan mendapat telfon dari Elang kalau Aluna masuk rumah sakit. Oleh karena itu aku memutuskan untuk menyusulnya ke Jakarta.

Drrrttt..

Reyhan calling..

"Lo dimana?"

Heyyy, apakah dia tidak bisa mengucapkan salam dahulu?

"Jakarta"

Reyhan memutuskan sambungan sepihak dan dia hanya menanyakan itu?

Aku berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Aku mencari-cari ruangan Aluna.

Tulip 113

Aku memasuki ruangan itu. Aluna terbaring lemah. Disana ada Arjuna -kakak kandungnya- yg menemani Aluna.

"Alif.."

"Bagaimana keadaan mu?"

"Alhamdulillah. Sudah membaik",jawab Aluna dengan senyuman. Aku tidak mengerti apa arti senyuman itu.

"Maaf jika aku tidak datang di acara pernikahan mu"

Aku hanya diam. Seharusnya Aluna tidak mengatakan hal itu.

"Mana istrimu? Aku ingin bertemu dengannya? Pasti kau mengajaknya kesini kan?"

Cukup Aluna. Aku tidak ingin membahasnya disini.

"Dia tidak ikut",jawabku

"Alif, bisa kita bicara sebentar?",ucap Arjuna. Aku pun mengangguk.

Aku dan Arjuna duduk di kursi panjang yg berada tak jauh dari ruangan Aluna.

"Kau tau kenapa Aluna sakit?"

"Kenapa?"

"Saat dia tau bahwa kau akan menikah, dia langsung drop. Kesehatannya tidak lagi dijaga, dan kau tau? Penyakitnya makin parah. Aku tidak bermaksud untuk menyalahkan mu. Aku dan Aluna pun tidak bisa apa-apa. Semuanya sudah terjadi. Adik ku terlanjur mencintai mu",jelas Arjuna

"Aluna mencintai ku?"

Arjuna hanya mengangguk.

Kenapa selama ini aku tidak peka? Aluna mencintaiku, dan aku pun mencintainya. Kenapa baru sekarang aku mengetahuinya. Aku telah menyakiti Aluna. Kenapa aku begitu bodoh menerima pernikahan ini.
Aku mengusap wajah ku frustasi. Ini salah ku.

"Satu hal yg harus kau tau, Arjuna. Aku pun mencintai adikmu. Aku sangat mencintainya"

"Lalu mengapa kau menikahi wanita itu?"

"Aku terpaksa. Umi ku yg memintanya. Sungguh, aku tidak akan pernah mencintai wanita itu", ucapku lirih.

"Sebaiknya kau pulang ke Bandung, istrimu pasti mengkhawatirkan mu. Cintailah dia sebagaimana kau mencintai adikku. Wanita itu tidak tau apa-apa,jangan kau salahkan dia ataupun membencinya. Lupakan Aluna, Lif. Aku yakin bahwa suatu saat nanti Aluna pasti akan bisa mencari pengganti mu"

"Aku tidak akan pulang sebelum Aluna benar-benar sehat"

Setelah cukup lama berpikir. Akhirnya Arjuna mengizinkan ku.

Hampir setiap hari aku menghabiskan waktu di rumah sakit. Arjuna harus kembali bekerja. Untuk itu aku yg akan menjaga Aluna.

"Apa kak Arjuna telah menceritakannya pada mu, Lif?"

Izinkan Aku Bahagia BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang