Part IV

6.4K 300 5
                                    

Alif Pov

Aku mengendarai mobilku menuju alamat perempuan itu. Euhm, maksudku, Yasmin. Setelah sampai, aku mengetuk pintu rumahnya. Berkali kali aku mengetuk tapi tak ada jawaban. Aku melihat kembali alamat yg diberikan pelayan waktu itu, alamatnya sudah benar. 
Tak lama kemudian, seseorang mendatangiku.

"Cari siapa, Mas?," tanya seorang wanita yang kutebak umurnya masih 20an.

"Apa benar Yasmin tinggal disini, bu?," tanyaku memastikan.

"Oohh iyaa benar, Mas. Yasmin memang tinggal disini."

"Kalo boleh tau, Yasmin kemana ya? Dari tadi saya panggil tapi ga ada yg jawab"

"Yasmin baru aja pulang ke rumahnya yg di Bandung, Mas"

Bandung? Ini sebuah kebetulan yg bagus. Dengan begitu aku tidak perlu repot-repot mencarinya sampai ke luar negeri seperti yg disarankan oleh Umi.

Aku pun meminta alamat rumahnya yg di Bandung pada wanita yg sepertinya merupakan teman Yasmin. Setelah meminta alamat, aku pun kembali pulang. Besok aku harus berangkat ke Bandung, sesuai janjiku pada Umi. Aku akan pulang. Dan aku akan menemui Yasmin di sana. 

****

Bandung

"Assalamu'alaikum, Umi"

Umi membuka pintu dan langsung memelukku dengan sangat erat.

"Wa'alaikumussalam.. Anak Umi akhirnya pulang"

Setelah itu aku pun masuk ke dalam rumah. Umi sudah menyiapkan makan malam untukku. Sebelum menyantap masakan Umi, terlebih dahulu aku menunaikan sholat isya'. Sudah lama aku tidak merasakan masakan Umi. Seenak apapun masakan di luar negeri, masakan Umi lah yg paling enak dan paling favorit.

"Gimana capcay masakan Umi? Baru kali ini loh Umi masakin menu itu"

"Capcaynya enak banget, Umi. Umi harus sering sering masakin ini buat Alif, capcaynya ngalahin capcay yg ada di restorant. Umi dapat resep ini dari siapa sih? Ini enak banget loh, Mi"

"Yasmin yg ngajarin Umi buat itu. Dan capcay ini juga makanan favorit Yasmin"

Tuh, apa aku bilang. Nama itu tidak pernah absen di mulut Umi.

"Memangnya dia seistimewa apa sih bagi Umi? Sampe segitunya," tanyaku sambil menikmati masakan Umi

"Nanti kamu juga bakalan tau"

Aku hanya menggidikkan bahu, tanda tidak peduli.

"Oh iya, Mi. Alif udah dapat alamat Yasmin. Minggu depan Alif bakal temuin dia"

Sangat terlihat di raut wajah Umi terukir wajah kebahagiaan. Entahlah apa yg perempuan itu berikan kepada Umi sampai-sampai dia begitu istimewa.

"Kenapa harus minggu depan, Lif? Besok! Pokoknya besok harus ke rumah Yasmin"

Baiklah. Permintaan Umi kali ini tidak bisa aku elakkan. Mau tidak mau besok aku harus menemui perempuan itu.

Keesokan harinya Umi langsung membangunkan ku. Padahal aku ingin berlama-lama berada di atas kasur empuk ini.

"Aliiifff banguuuuun!! Katanya mau ke rumah Yasmin. Aliiiifff!! "

Umi terus membangunkanku. Mau tidak mau aku harus bangun.

"Aliiiiifff!!"

"Okeey Umi, Alif bangun. Okeey. Jangan teriak teriak plss."

"Cepetaan mandi. Abis itu ke rumah Yasmin" 

Aku menghela nafas berat. Aku pun mengambil handuk dan berjalan gontai menuju kamar mandi

Setelah selesai mandi, Umi menyuruhku untuk sarapan terlebih dahulu.

Izinkan Aku Bahagia BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang