Part X

5.6K 339 4
                                    

Alif pulang ke Bandung tepat di hari ke-4. Padahal ia mengatakan kepada Yasmin hanya pergi 3 hari. Ia sampai di rumah pukul 19.13, namun yg membukakan pintu bukan Yasmin, melainkan bi Surti. Mungkin Yasmin sedang di kamar, pikirnya.

"Yasmin mana bi?",tanya Alif

"Ada dikamar den"

Alif pun melangkahkan kakinya ke kamar. Dilihatnya Yasmin sedang tidur di sofa. Tidak biasanya Yasmin tidur jam segini apalagi di sofa. Ia tidur masih dengan mukena yg dikenakannya.

Alif memindahkan Yasmin ke atas kasur. Tapi Yasmin tetap saja masih terlelap. Padahal ia akan terbangun hanya sekali sentuhan, tapi kali ini tidak. Mungkin Yasmin kelelahan.

Adzan isya berkumandang. Alif sengaja membiarkan Yasmin agar dia bangun sendiri. Karena Alif tidak tega membangunkannya. Untuk itu Alif melaksanakan sholat isya sendiri. Setelah melaksanakan sholat, Yasmin tak kujung bangun. Alif pun memutuskan untuk membangunkannya, walaupun Alif tidak tega. Tapi Yasmin harus sholat, secapek apapun manusia, tetap harus sholat. Karena sholat merupakan kewajiban setiap muslim.

"Yasmin", Alif menepuk pipi Yasmin. Tepukan yg lembut.

"Udah Isya, Yas. Kamu tidak akan melewatkan waktu Isya kan?",ucap Alif

Yasmin membuka matanya yg terasa berat itu. Kepalanya sangat pusing. Sudah 3 hari ini kepalanya begitu pusing. Bi Surti sudah menyarankan Yasmin untuk ke dokter. Tapi Yasmin tidak mau. Ini hanya migran biasa.

"Kamu sakit?",tanya Alif

"Sejak kapan kamu disini, Lif?", bukannya menjawab pertanyaan Alif, Yasmin malah menanyakan hal lain.

"Sejak tadi"

"Bukannya urusanmu belum selesai?"

"Kalau urusanku belum selesai, tidak mungkin sekarang aku berada disini",jawab Alif.

"Lebih baik kamu sholat dulu",sambung Alif

Yasmin mengangguk patuh. Ia pun melepas mukenanya dan mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat isya.

"Alif?"

"Hmm"

"Aku ingin mendengar lanjutan cerita dari sang Pangeran dan Putri Bunga",ucap Yasmin dengan manja

Alif tertawa. Bagaimana bisa Yasmin mengingat cerita konyol itu.

"Kamu masih mengingatnya?"

"Aku penasaran dengan endingnya, Lif"

"Aku akan menceritakannya padamu, tapi tidak sekarang. Aku ingin tidur, Yasmin. Boleh kan aku tidur?"

Yasmin kecewa. Padahal ia sangat menunggu cerita itu. Tapi tidak mungkin Yasmin memaksakan kehendaknya.

Keesokan harinya Alif membawa Yasmin liburan . Lagi-lagi bukan inisiatif Alif yg mengajak Yasmin liburan. Tapi Uminya. Uminya terus menelfon Alif agar membawa Yasmin liburan. Sebenarnya, sejak awal pernikahan, mereka belum ada rencana untuk honeymoon.

"Kamu mau pergi lagi?",tanya Yasmin yg melihat Alif sudah rapi dan koper yg bertengger di depan pintu.

"Iyaa"

"Kerja?"

Alif menggeleng.

"Sebaiknya kamu mandi, lalu siap-siap. Kita akan liburan"

Senyuman Yasmin langsung merekah. Begini kah cara Alif membahagiakannya?

Setelah semuanya siap. Alif dan Yasmin diantar oleh pak joko menuju bandara.

Izinkan Aku Bahagia BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang