Part XII

6.1K 315 13
                                    

Lagi-lagi air mata ku jatuh saat berdoa. Sampai saat ini Alif belum pulang. Mungkin dia masih di Jakarta.  Aku menangis sejadi-jadinya di atas sajadah. Hati ku perih. Sangat perih.

Aku merasakan ada tangan yg menyentuh bahuku. Aku membuka wajahku yg sedari tadi ku tutupi dengan kedua tanganku. Aku menoleh. Lalu dia memeluk ku.

Alif.

Sejak kapan dia berada di sini. Dia memelukku. Entahlah, aku tidak mengerti kenapa dia memelukku. Aku mencoba mendorongnya agar melepaskan pelukan ini. Rasanya sangat sakit. Semakin erat Alif memelukku. Maka semakin sakit pula yg ku rasakan.

"Maafkan aku, Yasmin",ucapnya.

Dengan sekuat tenaga aku pun mencoba melepaskan pelukannya.

"Sekarang kamu sudah tau apa yg terjadi sebenarnya, kan?"

Aku hanya diam. Aku tidak berani menatap Alif. Aku lebih memilih untuk melihat ke arah lain.

"Apa kamu masih mencintai ku?"

"Sampai kapan pun aku akan tetap mencintai mu, Alif",ucapku dengan suara yg sudah mulai serak.

"Berhentilah mencintai ku, Yasmin"

Deg.

Refleks aku menatap tidak percaya ke arah Alif. Kata-kata Alif sangat menusuk. Segampang itu kah ia mengatakannya?

"Aku tidak ingin menyakiti mu lebih dalam lagi. Dan aku pernah berjanji pada diri ku akan mengakhiri ini semua"

"Maksud kamu?"

"Aku tidak bisa mempertahankan pernikahan ini, Yasmin. Aku tidak mencintai mu. Aku tidak bahagia"

Aku memejamkan mata ku. Mencoba untuk tidak menangis lagi. Aku menghela nafas berat.

"Tapi aku mencintai mu, Alif!"

"Yasmin. Aku mohon. Berhentilah mencintai ku. Aku ingin hidup bahagia bersama Aluna!"

"Sampai kapan pun aku akan tetap mencintai mu! Sekuat apa pun kamu menyuruhku untuk berhenti mencintai mu. Aku tidak akan bisa, Lif!"

🍁🍁🍁🍁

Semenjak hari itu aku dan Alif saling diam. Suasana rumah begitu dingin. Aku selalu mengelak jika Alif membahas tentang Aluna, dan Alif pun jarang pulang ke rumah. Tak satu pun orang yg tau kecuali Ghina, bahwa hubungan ku dan Alif berada di ujung tanduk. Aku tidak ingin Umi tau tentang masalah ini. Bagaimana pun aku harus menutup rapat masalah ku dengan Alif.

Aku membuka laptop dan melihat kembali video-video kebersamaan ku dan Alif saat liburan ke Bromo. Dengan mata yg berkaca-kaca, aku tetap melanjutkan untuk mengedit video itu untuk dimasukkan ke dalam CD. Biarlah video ini yg menjadi saksi bahwa aku pernah bahagia bersama Alif, walaupun kebahagian itu hanya kebahagiaan yg semu.

Tok.. Tok.. Tok

"Masuk aja bi",sahutku

"Di luar ada tamu, Non"

"Siapa bi?"

"Saya juga ga tau, Non. Soalnya bibi baru liat juga"

Karena penasaran, aku pun menghampiri tamu yg dibilang oleh bi Surti. Seorang pria dengan tubuh tinggi yg tidak ku kenali.

"Euhm.. Maaf, anda ini siapa ya?",tanya ku yg kini sudah duduk di hadapannya

"Saya Arjuna, kakak kandung Aluna"

Izinkan Aku Bahagia BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang