Last Part

8.8K 436 51
                                    

Alif terbangun dari tidurnya. Ternyata hanya mimpi. Ia mengusap mukanya. Ia melihat sekeliling, ternyata ia tertidur, ia melirik jam yg melingkar di tangan kirinya. Alif pun bergegas menarik kopernya. Tapi sayangnya ia ketinggalan pesawat.

Ia menghubungi rekannya yg berada di Bandung untuk membantu mengurusi pekerjaannya. Walaupun rekannya itu sempat merutuki Alif, bagaimana bisa seorang Alif ketinggalan pesawat.

Matahari mulai berangsur untuk beranjak dari tempatnya. Alif pun memutuskan untuk kembali ke hotel.
Taxi yg ditumpangi Alif berhenti seketika.

"What's wrong?",Tanya Alif kepada sang supir.

"I don't know, Sir. Maybe an accident"

Alif pun berinisiatif untuk keluar dan melihat apa yg terjadi.

"Marcel!"

Benar saja. Korban kecelakaan itu ternyata anak laki-laki yg waktu itu Alif temui di taman. Lukanya tidak begitu parah, hanya lecet dibagian tangan sebelah kanan. Menurut orang yg melihat kejadian itu, ternyata Marcel yg salah dalam hal ini, ia berlarian saat ada Mobil yg melintas, untung saja tidak ada yg parah. Alif pun meminta maaf kepada si pembawa Mobil tadi. Alif pun membawa Marcel ke dalam taxi dan membawanya ke rumah sakit.

Setelah diperiksa dan di obati ternyata tidak ada luka serius, Marcel hanya mengalami shock.

"Why are you walking alone on the road? it's dangerous for you"

"I just want someone to take me to the hospital"

"For what?"

"I want to meet Aunty Yasmin. I miss her"

Alif dan Marcel pun bergegas untuk menuju ke ruangan resepsionis. Setelah mendapatkan nama dan nomor ruangan, mereka pun langsung melangkahkan kaki menuju ruangan tersebut.

Alif melihat ada seorang laki-laki dan wanita paruh baya yg sedang duduk di luar ruangan Yasmin. Marcel langsung berlari ke arah laki-laki itu.

"Marcel? What are you doing here? Do you come alone? ",tanya lelaki itu.

"No, I came with him",jawab Marcel sembari menunjuk Alif.

Lelaki yg ternyata Hilman itu mengarahkan padangannya kepada Alif. Tatapannya penuh amarah.

"Alif.. ",gumam Hilman.

"Nak Alif?",ucap Shinta yg memastikan jika lelaki yg sedang berdiri tak jauh darinya itu benar-benar Alif.

Alif sempat kebingungan, kenapa kedua orang ini mengenalinya, sementara ia tak pernah melihat orang ini sebelumnya.

"Buat apa kamu kesini? Kamu nggk pantas berada disini",ucap Hilman dengan sinis

"Hilman! Jaga ucapan mu!"

"Bunda belain dia? Setelah apa yg ia lakukan terhadap anak bunda?"

"Bukan waktunya untuk membahas itu, Hilman!"

Hilman terdiam, ingin sekali rasanya ia mengusir Alif dari rumah sakit ini. Tapi bundanya malah melarang.

"Alif, sebaiknya kamu masuk. Yasmin ada di dalam. Tapi, sampai saat ini Yasmin belum sadarkan diri",ucap Shinta.

Alif melangkahkan kakinya ke dalam ruangan itu, dilihatnya Yasmin terbaring lemah di atas bangsal. Alif menghampiri Yasmin, ia menggenggam tangan orang yg dicintainya itu.

"Bangunlah, sayang. Aku disini"

🍁🍁🍁

Hampir seminggu Yasmin tak kunjung sadarkan diri. Selama itu pula Alif yg menemani Yasmin di rumah sakit. Walaupun Shinta dan Hilaman menyuruhkan untuk istirahat, tapi ia lebih memilih menemani Yasmin. Setiap sepertiga malam Alif selalu mendoakan kesembuhan untuk Yasmin. Alif juga sering melantunkan ayat suci Al-Qur'an di dekat Yasmin.

Izinkan Aku Bahagia BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang