Part III

7.1K 320 4
                                    

Reyhan Aditya Purnama

Aku Reyhan. Teman kecil Yasmin Humaira. Perempuan yang berhasil masuk dalam kehidupanku. Aku dan Yasmin sudah berteman sejak kecil. Aku pun menaruh perasaan pada Yasmin sudah sejak lama. Rumahku dan Yasmin berada dalam satu komplek, hanya saja berbeda blok. Dulu, aku sering bertemu dengannya, tapi semenjak dia kuliah di Jakarta, kita lost contact. Aku tahu bahwa Yasmin sedang sibuk di sana, dan aku memaklumi itu. Aku tidak tau bagaimana perasaan Yasmin kepada ku. Karena aku memang tidak pernah menanyakannya. Namun, Rena, adiknya, pernah bercerita kepada ku kalau Yasmin juga memiliki perasaan yang sama, tapi Yasmin bukanlah tipe orang yang ingin diajak pacaran. Cukup lama aku tidak berkomunikasi dengan Yasmin, tapi Rena juga tak segan-segan memberitahu ku keadaan Yasmin di Jakarta. Rena juga banyak cerita tentang Yasmin yang kini sudah mulai berubah, berubah ke arah yang lebih baik tentunya. Hal ini menguatkan tekadku untuk melamar Yasmin setelah ia wisuda.

Tak sengaja aku bertemu dengan Rena di persimpangan komplek, saat itu ia sedang membeli bakso, sama sepertiku.

"Eh bang Reyhan. Baru kelihatan," ucap Rena

"Maklum Ren, orang sibuk. Ahahhaha," jawabku dengan bercanda.

"Besok kak Yasmin pulang loh bang." Matanya melirik ke arahku.

"Oh ya. Bagus dong," ucapku dengan stay cool. Padahal dalam lubuk hati yang paling dalam aku ingin melompat karena senang mendengar kabar kepulangan Yasmin.

"Bang, kak Yasmin sebetar lagi wisuda. Bang Rey ga ada rencana apa gitu." 

"Rencana?" Ucapku pura-pura kebingungan.

"Iih masa ngga ngerti juga sih. Perempuan kalo selesai wisuda biasanya kan di lamar. Emangnya bang Rey ngga mau serius sama kak Yasmin? Ntar ditikung sama yang lain loh"

Aku hanya menggeleng mendengar ucapan Rena. Untung saja bakso ku sudah selesai dibungkus. Jadi ada alasan untuk mengakhiri obrolan berat ini.

Disepanjang jalan pulang, aku senyum-senyum sendiri. Aku sangat bahagia mendengar kepulangan Yasmin, sudah lama aku tidak melihat perempuan itu. Walaupun aku sering stalking akun sosial media Yasmin, tapi tak satupun aku menemukan foto dirinya. Makanya aku mengatakan kalau aku sudah lama tak melihatnya.

Aku benar-benar tidak sabar menunggu kepulangan Yasmin. Aku juga sudah minta restu kepada orang tua ku untuk melamar Yasmin. Alhamdulillah mereka menyetujuinya. Aku juga sudah membeli cincin untuk Yasmin jauh-jauh hari. Aku tahu Yasmin tidak ingin menunggu lama. Untuk itu akan lebih baik jika aku mempercepat lamaran ini.

"Rey, kamu sudah yakin dengan pilihanmu?" Tanya mama yg tiba-tiba menghampiriku di ruang TV

"Insyaa Allah, Reyhan yakin Ma. Mama tau sendiri kan gimana perasaan Reyhan sama Yasmin?"

"Iyaa Mama tau, Rey. Mama pasti selalu mendukung kamu. Kapan rencananya kamu akan melamar Yasmin? Mama udah ga sabar pengen punya mantu seperti Yasmin"

"Insyaa Allah secepatnya, Ma. Mama doakan Reyhan ya"

"Iyaaa Rey, Mama pasti doakan yang terbaik untuk kamu"

3 Hari kemudian...

Saat itu aku tidak sengaja bertemu dengan Yasmin di sebuah supermarket. Tidak ada yg berubah darinya. Hanya sajaa, ia makin cantik. Jilbab merah maroon yg dikenakannya membuatnya semakin anggun.

"Yasmin?," aku memberanikan diri untuk menyapanya.

Yasmin yg tampak sibuk memasukkan belanjaan ke dalam troli langsung menoleh.

"Reyhan.." Yasmin sepertinya kaget melihat keberadaanku. Namun setelah itu ia tersenyum.

"Kamu apa kabar?," tanyaku

Izinkan Aku Bahagia BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang