15

3K 302 9
                                    

“jadi, lo masih marah sama gue, bang?” tanya jennie kepada yoongi yang sedari tadi diam.

Jennie merasa bersalah kepada yoongi sudah sejak lama. Tapi baru berani memberikan penjelasan sekarang, dan tadi sepulang sekolah, jennie meminta waktu yoongi sebentar saja.

Iya sebentar, sedari tadi 30 menit habis untuk keheningan saja.

Yoongi menarik napas, “gue gak marah” jawab yoongi datar, “gue cuma kecewa”

Lagi-lagi, perasaan bersalah jennie kepada yoongi semakin bertambah. Padahal, jennie melakukan itu untuk yoongi juga.

Jennie menunduk, “maaf, semua itu gue lakuin buat lo, bang yoongi” kata jennie, “lo tau hanbin, kan? Dia—

“dia selingkuhan lo, dia PHO dihubungan kita saat itu, kan” jawab yoongi memotong penjelasan jennie, “gue gak perlu penjelasan lo. Penjelasan lo gak bakalan bisa nyembuhin luka gue saat lo tinggalin gue gitu aja, penjelasan lo gak bisa ngapus rasa kecewa gue saat lo khianatin semua hubungan kita tanpa alasan yang jelas”

Yoongi sadar dengan kalimat panjangnya. Hari ini, akan dia ucapkan semua.

“pernah mikir gak lo? Cowok nih cowok, cewek disakitin sih udah biasa lah ya ceritanya. Pernah denger cerita HTS yang terlibat itu cowok? Gue, gue, jen. Kita pacaran bertahun-tahun dan lo ngejauh tanpa alesan, tiba-tiba ada kabar kalo lo pacaran sama hanbin. Ngotak gak lo? Gue masih ngasih lo kesempatan buat ngejelasin semua waktu itu. Gue masih nunggu lo, jen. Tapi maaf, buat kali ini, gue cape” lanjut yoongi, “bahkan denger penjelasan lo aja gue gak minat”

Yoongi pergi meninggalkan jennie yang matanya sudah berlinang air mata. Sakit? Tentu saja, tapi, inilah buah yang jennie ambil dari perlakuannya kepada yoongi waktu itu. Padahal jennie melakukan itu untuk yoongi, agar yoongi tidak terluka, supaya hanbin tidak menjadikan yoongi sasaran empuk untuk menjatuhkannya.

Tapi, jennie juga salah. Seharusnya dia segera menjelaskan itu disaat hanbin sudah berubah dan yoongi masih menunggunya. Yasudah lah, tidak semua cerita berbahagia dengan tokoh utama. Jennie juga memutuskan pergi dari tempat itu.

***

“rose!” jungkook berlari menghampiri rose.

“eh, jungkook. Udah lama ya gak ketemu” jawab rose disertai senyuman kecil.

Jungkook menatap dalam rose, “lo ada perasaan sama gue?”

Rose diam, dan akhirnya mengangguk. Jungkook menaikkan kedua alisnya, “kenapa lo gak bilang? Kenapa lo—

“dan apa perlu gue bilang semua?” tanya rose dengan santai namun mencekam.

“apa perlu gue bilang sama lo 'jungkook I love you, jungkook I miss you'?”

Rose membuang napas pelan, “dan seharusnya lo sadar atas semua perhatian gue ke lo. Bahkan lo tengok gua sedikit aja, engga kan. Gue dibelakang lo, yang siap nangkep lo disaat lo jatoh karna lisa. Gue disamping lo, yang siap ngegenggam tangan lo disaat lisa sama cowok lain. Dan selama ini gue yang mencintai tanpa dicintai”

“dan atas semua itu apa perlu gue bilang dulu supaya lo sadar kalau gue memang ada buat lo?”

Jungkook diam dan menunduk, “gue jauh lebih takut kehilangan lo dibandingkan lisa, rose”

“dan berapa kali lo bilang kalau lo cuma nganggep gue temen, sahabat, dan lain-lain?” rose menatap datar jungkook, “dan juga, gue gak mau karna perasaan gue ke lo ini malah bikin hubungan lo ancur sama lisa”

Jungkook menongak dan menggenggam tangan rose, “tolong tunggu gue, tunggu gue sebentar lagi, rose”

Rose menatap tangan jungkook yang menggenggam tangannya, lalu melepas nya perlahan, “tapi maaf, jungkook. Jimin juga nunggu gue, dan gue gak mau orang yang nunggu gue itu berakhir miris kaya gue”

Musuh tersayang [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang