"Hiks.. Hiks.. Tae.." lirih lisa, menunggu orang yang akan menyelamatkannya. Sudah hampir 30 menit dia dikurung dalam gudang gelap.
"Tae nggak bakalan dateng"
Lisa menoleh kearah cahaya, pintu dibuka, sudah tiga kali Tzuyu bulak-balik mengecek lisa.
Lisa tersenyum sinis, walaupun pipinya sudah bonyok dan bibirnya sedikit sobek karna perlakuan tzuyu.
"Gue nggak denger." jawab lisa.
Rahang tzuyu meneras, tangannya mengepal. Satu tamparan mendarat dipipi lisa, again.
PLAK!
"Jangan macem-macem," gumam tzuyu penuh penekanan, "gue nggak sebodoh itu tentang apa yang udah lo lakuin. Karna itu, kalau gue nggak bisa milikin Taehyung, lo juga nggak boleh milikin dia."
Lisa mengerutkan keningnya, jantungnya berdetak lebih hebat. Memang sedari tadi, Lisa mengkhawatirkan taehyung, entah kenapa. Lisa merindukan laki-laki yang pernah menjadi musuhnya itu. Tuhan, tolong lindungi taehyung, Lisa mohon..
"maksud lo apa?" tanya lisa dengan nada tinggi.
PLAK!
Tzuyu lagi-lagi menampar pipi lisa. Membuat sang pemilik pipi meringis menahan perih disekitar wajahnya yang sudah membiru.
"nanti juga lo tau sendiri." jawab Tzuyu dan perlahan pergi meninggalkan lisa yang mengkhawatirkan taehyung.
***
Anak bangtan semua tanpa terkecuali menuju kemarkas yang dipimpin oleh abang lisa, yoongi. Mungkin disepanjang jalan mereka tidak melihat betapa khawatir nya wajah dingin yoongi, betapa banyak air mata yang keluar dari mata sipit seorang taehyung, cowok yang selalu bisa menebar senyuman sekalipun dia sedang terluka.
"Lisa.. " lirih taehyung disela-sela pokusnya kepada jalanan sekitar. Cincin yang tadi masih ada dikantung saku celana taehyung. Tapi tidak dengan bunga yang sudah gepeng tertinggal dihalaman sekolah.
Membutuhkan waktu sejam lebih untuk sampai dilokasi. Lokasi diperkampungan yang tidak terlalu ramai. GPS tepat berada didlm rumah yang keadaan dari luar terlihat baik-baik saja.
Namjoon selalu ketua dalam gengnya mengatur rencana dan siasat yang lumayan bagus sebelum sampai didepan rumah itu tadi. Yoongi dan jimin, jungkook, serta namjoon sendiri akan masuk dari pintu depan. Kalau taehyung, j-hope dan jin masuk dari daerah dapur.
Jimin mengerutkan keningnya, "kok lo baca-bawa panci sama sendok sayur sih bang? Yang kayu lagi."
Jin memberikan senyum empat lima disertai deretan gigi, "buat senjata lawan, kali aja ada orang didalem. Bisa gue tempeleng pake sendok ini sekuat tenaga." jin mengangkat sendok sayur andalannya dikala namjoon berulah.
Jimin mengangguk meng-iyakan saja. Dan mereka mulai masuk. Benar saja ada beberapa laki-laki bertubuh besar mengajar yoongi dkk. Jangan remehkan kekuatan yoongi yang bisa dibilang badannya itu kecil. Dengan mata memerah dan emosi yang marah. Yoongi membabi buta mengajar segerombolan orang itu. Bahkan jungkook dan jimin sempat terdiam dan akhirnya baru membantu yoongi.
Berbeda dengan taehyung yang tubuhnya sudah lemas sebelum menemukan keadaan lisa. Mungkin ini efek hati yang hancur ketika mendengar lisa diculik oleh tzuyu yang mempunyai semangat luar biasa dalam mencapai apapun yang dia mau. Taehyung tau tzuyu, mereka teman kecil. Ah, sudahlah, taehyung tidak kuat kalau harus memikirkan yang lainnya. Seakan memori otaknya sudah terisi oleh lisa.
"Kita masuk mana nih, tae?" tanya jhope. Taehyung menggeleng, "nggak tau bang, lisaa.."
Plak!
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh tersayang [END]
Fanfiction[END PART LENGKAP] Lalisa manoban, anak SMK jurusan akuntansi yang ramah kesemua orang, laki-laki atau perempuan disekolahnya pasti pernah dilempar senyuman oleh seorang lalisa. Tapi, bagaimana jika ada satu laki-laki yang bermusuhan dengan lisa ya...