Roda terus berjalan, Lisa dengan cepat dibawa keruang gawat darurat. Tangan kirinya digenggam oleh tangan yang besar. Sedangkan tangan kanannya digenggam oleh tangan yang putih.
You know lah, itu taehyung sama yoongi. Perut lisa udah diiket pake jaket taehyung.
Sekarang, mata taehyung bengep, hidungnya merah, baju SMK nya berlumuran darah. Lisa, baju putih udah keluaran, penuh darah, lebih banyak dari yang di baju taehyung, karna lisa yang luka, keadaan yang bener-bener buat taehyung nggak bisa nahan air matanya.
Sampai pintu, taehyung sama yoongi nggak diperbolehin masuk, taehyung udah minta supaya yoongi masuk, satu orang aja, sebenarnya taehyung juga mau, tapi taehyung nggak mau egois, pasti yoongi lebih sedih dibandingkan dia. Yaudah, yoongi boleh liat keadaan lisa didalem ruangan setelah dapet izin dari dokter yang menangani lisa.
Taehyung bingung harus gimana, semua ekspetasi nggak sesuai realita. Nyatanya, semua bukan dipenuhi tawa, tapi air mata, dan darah juga.
Kaki taehyung terasa sudah tidak mampu menopang tubuhnya sendiri, dia ambruk seketika. Baik jimin, jungkook, atau Abang-abang lainnya hanya bisa natap taehyung dengan miris.
Kaki kecil melangkah mendekati taehyung, jimin berjongkok dan mengusap pundak lebar taehyung.
"Udah, jangan mewek, malu diliatin orang." bisik jimin.
Bukannya isakan mereda, malah semua semakin terdengar, taehyung menatap jimin, "Bodo amat! Nggak peduli gue dicap banci sama mereka yang liat. Gue cuma mau lisa sadar, jimin!"
"kalipun lo nangis sampe guling-gulingan itu bisa ngejamin lisa sadar? Iya?" tanya jimin, "bukan lo doang yang sedih, tae. Kita semua."
"apalagi gue yang tadi sama dia, tae. Nggak nyangka lisa yang jadi korban." sambar jin.
Taehyung semakin frustrasi mengacak-ngacak rambutnya, "ini semua salah gue aaaakkhh!"
Taehyung berlari pergi meninggalkan semuanya, awalnya jungkook ingin menyusul taehyung, tapi tangannya ditahan oleh namjoon, "nggak usah, tae juga butuh nenangin diri." ucap nya dan mendapat anggukan kecil dari jungkook.
Disisi lain, taehyung berjalan menuju kamar mandi dengan lesu. Disepanjang jalan tidak ada mata yang tidak memperhatikan nya. Ada yang menatap bingung, ada yang menatap kasihan karna sudah tau apa yang terjadi dengan anak ABG itu.
Ya dirumah sakit kan untuk mengobati orang yang sakit dan terkena kecelakaan, kalau sudah melihat darah yang sudah sedikit mengering di baju taehyung, mereka sudah tau, kalau anak ABG itu saudara atau temannya mengalami musibah. Toh, siapa yang nggak sedih sih kalau orang yang dikenal kena musibah? Apalagi yang dicinta.
***
"Lisa udah dapet jaitan diperutnya, untungnya nggak terlalu parah." ucap yoongi setelah operasi lisa selesai.
"emang apa untungnya?" tanya namjoon ngelirik sinis, orang ketusuk dan keilangan banyak darah masih dibilang untung?
"seengganya nggak diposisi yang fatal, Joon," jawab jin, "kalo misalnya dirahim, bahaya kan."
"taehyung dimana?" tanya yoongi yang baru sadar taehyung nggak bersama mereka.
"lagi nenangin diri." jawab jungkook yang dibalas anggukan oleh yoongi.
Yoongi sebagai abang dari gadis yang masih berada diruangan itu, hanya berharap adiknya bisa segera sadar.
***
Jimin: rose, Lisa dirumah sakit, diUGD, dioprasi, lo bisa kesini? Nanti alamatnya gue kirim lagi. Ajak yg lain juga.
"LISA DIRUMAH SAKIT!!!!" teriak rose dengan sekencang-kencangnya membuat jennie terloncat kaget dan membuat jisoo terselak ketika memakan Ramen yang dua beli dialfa tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh tersayang [END]
Fanfiction[END PART LENGKAP] Lalisa manoban, anak SMK jurusan akuntansi yang ramah kesemua orang, laki-laki atau perempuan disekolahnya pasti pernah dilempar senyuman oleh seorang lalisa. Tapi, bagaimana jika ada satu laki-laki yang bermusuhan dengan lisa ya...