24

3K 275 34
                                    

Hari ini 'musuh tersayang ditamatin, mau ngga? :v
Sampe part 25 aja ya? :v

"Tae.."

Mendengar lirihan suara itu, taehyung langsung terbangun dan membuatkan matanya menatap lisa yang telah membuka mata. Senyum dengan cepat mengembang membuat pipi cowok itu terangkat. Air mata bahagia kini menetap. Tatapan sayu dari seorang lisa telah membuat hati taehyung lega seketika.

Dipeluk dengan cepat gadis yang baru saja sadar. Lisa sedikit meringis, jangan lupakan luka yang baru saja dijahit dibagian perutnya.

"akh.. Sakit."

Taehyung dengan segera bangun, dia lupa kalau lisa mempunyai luka diperutnya. Wajah lisa terlihat pucat. Bibirnya kering. Tidak seperti biasa bibirnya merah merona karna dilapisi lip ice sedikit.

Dirogoh kantung celana taehyung, dikeluarkan lipice yang dia ambil dari tas sekolah lisa. Lalu dipakaikan teman si bibir merah ke bibir kering lisa.

"lo harus kelihatan baik-baik aja, gue nggak mau ngeliat lo pucat kaya gini."

Lisa tersenyum tipis, "berarti lo nggak bisa nerima gue apa adanya, tae." lirih lisa.

Taehyung menongak dan menggeleng cepat, "nggak lisa, gue cuma nggak mau lihat lo lemah kaya gini."

"kalau ada lo, gue nggak akan kelihatan lemah." gurau lisa, dia terkekeh pelan, karna perutnya masih terasa nyeri.

Taehyung tersenyum, dengan lembut taehyung mencium kening lisa. Menyampaikan rasa bersalah yang begitu besar.

"Maaf."

"lo nggak perlu minta maaf, memang seharusnya begitu. Saling melindungi."

"tapi seharusnya laki-laki yang berkorban, bukan perempuan."

"tapi jaman sekarang itu perempuan yang berkorban, kan?" tanya lisa disertai kekehan lagi. Taehyung memandang lisa malas dan berpura-pura marah.

"nggak setiap cowok kata begitu, Sa." gerutu taehyung.

"Tapi nyatanya kaya begitu, kan?"

"ih.. " desis taehyung. Lisa tertawa, " yaudah, tunjukin kalau cowok itu semua nggak sama."

Taehyung mengerutkan keningnya, "Maksudnya?"

"nggak usah udah.. Gue bercanda..uhuk..uhuk.." Lisa terbatuk-batuk, taehyung pun menepuk punggung gadis itu, membantunya supaya batuk mereda. Lalu diberikan segelas air kepada lisa.

"tae.. " panggil lisa ketika sudah meminum air dari taehyung.

Taehyung tersenyum kecil," hm? Kenapa sayangku."

"gue ngantuk." ucap lisa, matanya kembali sayu.

"yaudah tidur." taehyung beralih mengusap rambut panjang lisa.

"Tapi gue nggak bisa tidur dengan tenang kalau lo belum jawab pertanyaan gue."

"pertanyaan apa si sayang.." tanya taehyung yang masih setia mengusap kepala lisa dengan lembut.

"lo cinta sama gue?"

"iya."

"sayang?"

"banget malah."

"kalau gue pergi untuk selamanya, lo terima?"

Taehyung menatap tajam lisa, "jangan ngomong begitu!"

Lisa terkekeh, air mata menetes dari kelopak matanya. Taehyung bingung, Lisa tertawa tapi air mata keluar. Kenapa?

"Lisa?" panggil taehyung, Lisa menoleh dan tersenyum tipis, wajahnya makin pucat.

"hm?"

"lo nggak akan ninggalin gue kan? Tolong, jangan hilang untuk yang kedua kalinya."pinta taehyung dengan menggenggam tangan dingin lisa.

Tapi, Lisa melepas perlahan genggaman tangan taehyung, tangannya beralih mengusap kepala laki-laki yang terlihat lesu dengan menaruh kepalanya diatas kasur.

"tae.. Kadang seseorang itu harus mengikhlaskan sesuatu yang dia sayang. Sesayang apapun itu, pasti, cepat atau lambat semua akan pergi, semua akan hilang, tinggal tunggu kapan waktu yang tepat itu datang. Kalau lo cinta, lo bukan harus belajar bagaimana cara mencintai dan membuat dia bahagia. Tapi lo juga harus belajar mengikhlaskan supaya dia tenang."

Lisa menghapus air matanya yang mengalir. Taehyung merasa lisa berbicara ngaco.

"apasih? Udah tidur deh." suruh taehyung yang sekarang mengelus kepala lisa. Lisa tersenyum, "boleh?"

"boleh lah, siapa yang ngelarang orang tidur. Istirahat, nanti kalau udah sembuh kita jalan-jalan."

Lisa mengangguk kecil dan perlahan menutup matanya, air mata sisa mengalir lagi.

Lima menit taehyung mengusap kepala lisa, dengan perasaan tenang kalau gadis nya masih bersamanya.

Iya, bersamanya.

Tapi ada suara yang membuat jantung taehyung berhenti.

Niitt—

Garis pada layar itu lurus, semua berhenti, seakan waktu berhenti membiarkan taehyung mencerna semua. Air mata kembali menetes, taehyung tidak ingin menerima kenyataan ini.

"nggak." gumam taehyung sambil menggelengkan kepalanya cepat. Tangannya beralih memegang pundak gadis yang sedang tertidur.

"LISA! BANGUN LISA!"
"PEMBOHONG! BANGUN!"
"LO BILANG LO NGGAK BAKALAN NINGGALIN GUE! BULLSHIT!"
"LISA! TEGA ANJIR LO SAMA GUE!"
"BANGUN LISA! BERCANDA LO GA LUCU BEGO!"
"LISAAA BANGUN! LISAAAA"
"GUE NGGAK BISA HIDUP TANPA LO!"
"LISA JANGAN TINGGALIN GUE!!!"

Taehyung benar-benar histeris, air matanya kini tidak bisa dibendung lagi. Tangannya terus mengguncang pundak gadis yang masih memejamkan mata. Dokter dan yang lainnya masuk dengan pertanyaan bingung. Dengan segera dokter dan staff nya mengecek keadaan lisa.

"maaf, teman kalian sudah tidak ada."

"engga!"

Dokter hanya diam dan suster melepaskan satu persatu alat bantu dari tubuh lisa. Tapi taehyung langsung menahannya.

"nggak apaansi! Lisa pasti bangun! Dia cuma lagi tidur."

"udah, tae, lo harus terima kenyataan ini." Pinta jimin dengan tenang.

Semua diakhiri tangisan, bukan hanya taehyung, yoongi, anak bangtan lainnya, dan jangan lupakan rose dan member blackpink lainnya.

Mereka menangis, telah kehilangan sosok yang begitu berharga dihidup mereka masing-masing. Hanya seorang gadis yang bisa menghiasi hari-hari, tapi sekarang, dia telah pergi.

Pergi untuk selamanya.

Sebagian mengikhlaskan, sebagian belum menerima. Termasuk taehyung yang sekarang terlihat benar-benar terpukul.

Taehyung memejamkan matanya, tangis terus menggema. Tubuhnya ambruk seketika.

"tae mohon, tolong, ini hanya mimpi belaka kan? Tolong ya tuhan, tae mau sadar, tae nggak mau disini lagi.. Hiks.. Hiks.. Jangan buat tae kehilangan dia lagi, buat kedua kalinya, taehyung belum bisa ikhlasin lisa. Aaa.. Hiks.. Hiks.. "

Taehyung menarik napas dalam-dalam.

" LISAAAAAAAAAAAA"






TBC.

Musuh tersayang [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang