Vanesa terdiam menatap indah nya kota Jakarta pada malah hari dari balik jendela ruang kerja nya ,hari ini tepat tiga hari ke pergian Mirana sahabat nya dan lagi-lagi ia menetes kan air mata karena mengingat kebersamaan diri nya dengan sahabat nya itu.
Vanesa melirik jam tangan mewah nya ,17:00 wib dia harus segera menemui client yang mengajak nya berkerjasama dengan perusahaan nya.
Ting!.
Suara dentingan ponsel nya berbunyi itu tanda nya ada pesan masuk.
My Momm💕💕
Sayang Mom ,Dad dan ke dua kakak mu ingin bertemu dengan rekan kerja kami yang kebetulan sedang berada di Indonesia jadi tidak pa pa kan Nesa di rumah sendiri??Vanesa membaca deretan pesan dari sang mama ,dengan cepat jari jati tangan nya bergerak lincah menari di atas layar papan ketik membuat balasan untuk malaikat tanpa sayap nya itu.
To:My Momm💕💕
Tidak pa pa Mom ,lagi di rumah ada Mira yang menunggu dan Nesa juga akan menemui rekan business.(Sand).
Sungguh apa yang barusan Vanesa lakukan adalah ketidak sadaran di alam bawah sadar nya ,di tempat yang berbeda Viona menitihkan air mata karena membaca pesan itu.
Suami ,kedua putra nya ,serta keluarga Alano yang kebetulan juga mengikuti kerja sama dengan orang yang sama bingung menatap Viona yang menangis setelah membaca sebuah pesan.
"Mom kenapa??"Tanya Galaxy.
"Adik mu..--".
"Kenapa dengan Vanesa ku Mom"Galaxy dan Victor memekik tertahan ketika mendengar ucapan Viona.
"Adik kalian baik-baik saja ,hanya Mom sedih karena ia masih beranggapan bahwa Mira.."Viona tak melanjutkan ucapan nya tangis nya semakin deras.
"Kita ajak Nesa meninggalkan negara ini.."putus Victor.
"Dan kalian akan membawa Vanesa kembali ke New York !?"Tanya Vadel.
Pria ini sedikit tidak terima ,meninggalkan negara Indonesia dan kembali ke New York adalah ide gila Vanesa akan semakin mengingat Mirana.
"No ,kita pergi dari Negara ini tapi bukan untuk kembali ke New York kita juga akan meninggalkan negara itu.."tutur Victor.
"Kita akan ke Barcelona dan menetap di sana"imbuh Galaxy.
"Apa--".
"Victoriano.."pekik Kimberly di saat mendapati Victor ada di hadapan nya.
"Mau apa anda ke sini?? "tanya Viona tajam.
Orlan dan Olivia duduk di sebelah Starla ,sementara Kimberly duduk di sebelah Victor laki-laki ini mendengus sebal.
"Saya menunggu rekan business saya.."ujar Orlan.
Derap langkah kaki seorang terdengar menuju ke arah mereka ,dan benar saja sekarang ada seorang pria tampan yang memakai jazz mahal nya sedang berdiri memandang mereka.
Viona ,Vadel ,dan Victor membela kan mata nya terkejut ketika melihat pria itu.
"Na-nathan?"ujar Viona terkejut tak percaya.
Orang itu tersenyum dan segera duduk di salah satu bangku yang kosong.
"Maaf saya terlambat"ujar orang tersebut.
"Tidak pa pa ,marih kita mulai pembicaraan kita.."Ujar Olivia.
"Saya sedang menunggu seorang lagi.."ujar orang tersebut yang ternyata rekan business Vadel. ,Sebastian ,serta Orlan.
Vanesa berjalan memasuki sebuah Cafe bintang lima ,ia menuju meja yang sudah di pesan oleh rekan business nya.
"Maaf saya telat.."seru Vanesa ketika ia sudah sampai di sebuah meja yang di penuhi oleh beberapa kepala.
Semua orang menoleh ke arah nya ,gadis ini terkejut ketika mendapati keluarga kandung nya ,kedua orang tua nya ,kakak nya serta keluarga tunangan nya berada di sana.
Ia tambah terkejut di saat matanya menangkap seorang yang amat mirip dengan tunangan nya yang sudah tiada.
"Na-tahan.."ujar Vanesa dan satu tetes air mata jatuh dari pelupuk mata gadis ini.
Orang itu berdiri dan menjulurkan tangan nya seraya berkata
"Selamat datang Miss Vanesa"ujar orang tersebut menatap wajah gadis ini.
Vanesa menyambut uluran tangan nya dengan gemetar,dan ia menatap tepat di manik mata pria itu.
Deg!.
Jantung Vanesa seketika berhenti ketika melihat sorot mata itu.
Marvel..
Ingatan Vanesa terputar ke kejadian di mana ia hampir meregang nyawa ,dan di mana ia kehilangan Nathan untuk selama nya.
Flashback on.
KAMU SEDANG MEMBACA
About me
Teen Fiction"Aku percaya setelah hujan akan datang pelangi, begitu juga dengan kehidupan ku meski hidup ku selalu menyedihkan namun aku percaya akan ada kebahagiaan menjemput ku nanti"