0,5

3.6K 277 8
                                    

Happy reading💖


Bucin
----

Tepat jam, 12:00.

Gue menidurkan kepala gue di lengan seraya menutup buku dosa ini. Baru aja mapel bahasa jerman gue kelar. Setelah mau 3 taun sekolah, baru kali ini gue belajar bahasa asing.

Iya, gue belajar bahasa inggris juga, tapi selama kelas 10 -11, gurunya ga masuk. Makan gaji buta lah pokonya, baru kelas 12 sekarang nih belajar bahasa inggris bener dan sekarang ditambah bahasa jerman pula.

Nais.

"Kantin yu, lapar, can sarapan" ajak bomi sambil rangkul sejeong. Gue ngangguk trus bangkit, "kuy. Gorengan gorengen mah, ikut ga naa?" Tanya gue ke una. Una geleng, "pusing pala gue pengen pijet,"

"Eh bom, titip aqua gelas lah," ucap jisoo. "Anying ih bomi jangan bom goblok" protes bomi. Bomi ga suka di panggil bom, suka di plesetin granat, atom, sama bobby.

bomi ngambil uang dari jisoo, "ih duit sia receh, kek masa depan maneh," celetuk nya yang dapat jitakan dari jisoo. "Dosar siah bangke,"

Gue terkekeh, "brutal anying," sahut gue. "Udah ayo ca, lama si bomi mah" ajak sejeong gandeng gue. "Tungguin ih anjirr"

Berakhirlah kita bertiga jalan dengan posisi gue di tengah. Diantara dua manusia toa, agak budeg juga beb jangan salah. "Mane ga sama pa chanyeol ca otw nya?" Tanya bomi.

Gue geleng, "ke kampus dulu dia nya, tadi make grab," jawab gue sambil jalan. "Gue kira doi baru. Ganteng siah jeong," sahut bomi.

"Emang yang keluar dari mulu maneh mah antara ganteng sama ganteng banget sih," balasnya. Bomi mendengus, "babi,"

"Gue beli gorengan, entar nungguin kalian di meja itu," ucap gue sambil nunjuk meja terdekat dari tukang gorengan. Bomi sama sejeong ngangguk cepet, gue misah beli gorengan 4life.

Setelah beli gorengan dan selamat dari kerubunan orang kek nonton konser, gue duduk di meja. Sampe sekarang gue ga paham kenapa murid sekolah gue demen banget gorengan, sampe kalo beli ga nyantai.

"Sendiri ae ca," gue langsung noleh ke sumber suara. "Eh, huuh, bomi sama sejeong beli gatau apa," jelas gue ke sehun yang lagi megang aqua botol.

"Ga sama ka chanyeol?" Tanyanya. Gue geleng, "ka chanyeol ke kampus. Kesini nya siang katanya," jawab gue sambil melahap makanan sejuta umat.

Sehun ngangguk pelan, "beli tiket pensi ga?" Tanyanya lagi. Kek wartawan ya dia lama - lama. Gue geleng, "mahal. 45k, guest ga gue kenal, ga worth it."

Sehun terkekeh, "gue tampil tau ca, masa lo ga nonton." Jelasnya. Gue tetep geleng, "cih, suruh doi lo kek, gue mah mending main sama ka chanyeol atau karokean ama una, lebih faedah," jawab gue. Sampe akhirnya bomi sama sejeong dateng, gue ngeakhirin obrolan gabut gue sama sehun.

Sesampainya di kelas, gue liat una senderan di tembok sambil duduk lemes banget kek ga punya tulang, "una kenapa?" Tanya gue. "Pusing," rengeknya.

"Uks mau ga?" Tanya gue. Una ngangguk lemes, pantes dari tadi mapel jermn dia diem - diem bae. Sakit toh. "Buruan." Gue sama sejeong mapah una bawa ke uks. Untung aja jarak uks sama kelas gue ga jauh ke garut.

Tiba - tiba jihoon dateng sambil nenteng plastik dan nahan tangan gue, "mau kemana lo?" Tanyanya. Gapunya mata emang jihoon. "Lepasin ih una sakit," jawab gue. "Lo di cariin guru Bk, una biar gue sama sejeong yang anter," jelasnya.

Gue nyeritin dahi penasaran, "ada apaan gue di panggil ke bk?" Tanya gue cepat. Gue aslian takut banget sama yang namanya bk. "Kumpul kaem bego, buruan"jawab jihoon. Gue ngehela nafas ngelepasin una ke jihoon, "bilang dong, lo kan tau gue takut sama bk," gerutu gue. "Na, entar abis kumpul gue ke uks," lanjut gue yang di anggukin una.

LOVE REAL  •Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang