3,2

1.6K 190 18
                                    

D-day it's double update!!


















Pelukan
----

"Kaka jawab plis,"

Chanyeol menatap gue nanar lalu meninum sisa minumannya, "aku gak tau, kan itu baru prediksi june," jawab nya serius. Gue mengehela nafas pasrah, "kaka gak lagi bohongin aku kan?" Tanya gue lagi. Chanyeol tersenyum, menarik tangan gue, "engga. Tapi cha,"

"Em?"

"Kalo jelek nya itu bener, kamu—"

"Aku gak bakal mau ketemu minhyun lagi." Potong gue. Chanyeol menatap gue lagi, "yakin?" Tanya nya. "Iya lah. Bukan cuman aku, tapi dia udah nyakitin tim kerja aku, aku gak mungkin mau ketemu orang yang nyakitin aku dan tim aku!" Ucap gue meyakinkan. Chanyeol bangkit, berpindah duduk jadi di samping gue, "aku bakal coba cari tau kebenarannya ya, tapi kamu janji sama aku,"

"Apaan?"

"Kalo pun minhyun ngelakuin itu, kamu jangan nangis, jangan pernah nangis," serius chanyeol. Gue mengangguk paham. Gue percaya, chanyeol bakal selalu di samling gue walau gue bakal serapuh apal nanti, kalo itu semua bener. Kecurangan terjadi. "Yaudah, jangan dipikirin, okey?"

"Keknya aku mau eskrim biar gak badmood,"

Chanyeol tersenyum simpul, "cih, sana pesen, aku satu,"

Gue gak mau hikin chanyeol khawatir sama gue. Gue juga gak boleh diem aja, gue harus bener - bener cari tau semuanya.

---

Hari ini gue kembali ke rutinitas sebagai siswa sesungguhnya. Kesekolah, ngantin, gibah, bolos pelajaran. Tapi hari ini otak gue sangat -sangat memikirkan tentang film. Jujur, gue sebenernya takut kalo itu benar - benar terjadi. Gue gak bisa bayangin gimana sejeong, june, bobby, kalo tau itu semua cuman manipulasi. Gue bener - bener ngerasa berasalah. Bagaimanapun, gak akan terjadi kalo minhyun gak suka sama gue. Iya kan?

Selain masalah film, gue juga sedih banget karna ini minggu terakhir chanyeol ngajar. Ayah nya chanyeol sebenernya gak galak, cuman kan enak diliat nya wajah chanyeol dari pada bokap nya. Manusiawi kali, chanyeol lebih enak di liat kalo lagi ngajar. Doi, keren.

"Cha, di panggil pak siwon," ucap sejeong seraya duduk samping gue. "Serius?" Tanya gue. Sejeong ngangguk, "gue temenin deh, sekalian mau ngajuin suket kelas 12," jelas nya. Gue bangkit, berjalan menuju ruangan pak siwon diikuti sejeong. Sebenernya, males banget ketemu pak siwon. Emang si gue gak suka sama anak nya, tapi bapak nya juga beneran bikin gue naik darah mulu.

"Siang pak,"

"Siang ic— bagus kami pake kaos kaki cerah gitu,"

Anjing, baru dateng.

"Maaf, tadi saya buru - buru,"

"Lepas - lepas,"

Bangsut, mimpi apa gue kena razia.

Gue melepas kaos kaki pink fuchia kesukaan gue, menaruh nya dalam kotak razia dengan kaos kaki tidak cantik lainnya. "Sudah pak," jawab gue. Ya kalo make rok panjang sih gapapa ya, ini rok gue kan selutut, apa yang bisa nutypin si kaos kaki coba, apa.

"Duduk," titah nya sok baik. Gue sama sejeong duduk berdua di kantor nya. Pak siwon Memberi selembaran,berisi undangan pemutaran best film, "film kamu kan best film, besok kamu jadi perwakilan sekolah buat jadi pembicara di sekolah depan, sekolah minhyun," jelas nya to the point.

Gue menyeritkan dahi tanda tak paham. "Sekolah minhyun?" Ulang gue. Pak siwon mengangguk, beliau menyeruput kopi nya, "gini loh kalo kamu gak paham. Besok ada pemutaran film kalian yang best film nih di sekolah minhyum, nah kamu perwakilan nya buat yaaa.. sekedar menceritakan proses pembuatan film nya," jelas nya lagi.

LOVE REAL  •Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang