Special Part : Park Chanyeol

1.7K 180 14
                                    

Happy reading!!












Ngedate kan?
Oleh Park Chanyeol
----

"Rald lo bawa motor gue ke rumah gue ye, sekalian war papji, gue duluan!"

"Kemana woi!!"

"Naikin progress!!"

Gue lari menuju toilet. Merapikan penampilan seraya menyemprot parfum di tubuh gue. Sebenernya gue sama sekali gak berniat buat nemuin icha setelah gue tau masalah icha di uks barusan. Tapi, gue gak tega. Gue tau ini bakal imbas sama penilaian icha terhadal gue. Entah itu penilaian dimana gue terlalu ngegas, atau gue terlalu kepo sama masalah nya dan itu mungkin bakal bikin sikap icha berubah sama gue.

Gue tau.

Tapi, kalo gue berpura - pura jadi orang yang gak tau apa - apa dan berbalik badan saat tau masalahnya, apa itu gak bikin icha kecewa? Gue yakin dia malah nilai gue cowo yang gak ada rasa respect. Iya gak sih? Ini feeling gue. Gue ingin jadi orang yang menyenangkan buat icha. Gue ingin sesulit apapun masalah icha, dia bisa datang ke gue karna gue bisa bikin dia seneng, bahagia, lupa sama masalahnya.

"Weitss!" Gue menangkap kaca icha yang nyaris jatuh ke lantai. "Ati - ati sister," gumam gue. Icha melihat gue dengan mata sembab nya, lalu tersenyum, "untung gak pecah," ucap nya khawatir. Gue mengembalikan kaca nya, "laper gak?" Tanya gue pada icha. Icha menggelengkan kepalanya tanda tidak. Gue duduk di bangku halaman, membuka macaroon yang seharusnya buat kak yoora. Bodo amat lah, kak yoora bisa di bikinin mama setoples.

Gue memakan macaroon itu dengan satu gigitan. "Cobain, enak tau," seru gue sambil menyodorkan kotak macaroon. Icha melihat gue ragu, kayak mau ngambil tapi malu, cih gemay kek yupi. "Gak mau nih? Kecewa—"

"Iya mau,"

Sip.

Icha mengunyah perlahan, "beli dimana? Enak banget lah," ucap nya seraya membulatkan matanya. "Di pabrik nya langsung," balas gue seadanya. "Mahal ya kak?" Tanya nya ragu. Gue menggelengkan kepala, "Murah," jawab gue cepat. Icha memakan sisa macaroon yang ada di tangannya. "Mau ke pabrik nya gak? Deket ko dari sini," ajak gue.

Icha melihat gue, "gak bawa uang, bayarin mah mau," jawab nya lalu terkekeh. Dia jujur banget ya tuhan, gak ngode ngode minta di bayarin. Sangat to the point. "Kalo aku yang dateng, gratis," jawab gue penuh percaya diri. Yailah, nyokap gue yang bikin iya kali gue bayar. Icha terlihat berfikir, "Ayok deh, gabut juga di rumah," jawab nya. Matanya seperti berbicara, gue gak mau pulang ke rumah.

"Yaudah, kamu bawa motor kan?" Tanya gue. Icha ngangguk, "yo cus," gue berjalan duluan diekorin icha di belakang.

Ini bisa di bilang ngedate gak sih? Iya dong. Plis bilang iya. Gak nyangka gue bisa ngajak jalan icha. Gue kira butuh sebulan lagi chatan baru bisa bawa dia jalan, taunya hari ini. Ya walau gak dengan mood dan pikiran yang baik, tapi setidaknya gue yang berperan membenahi mood dan pikiran icha.

Emang jalan tuhan tuh manis banget semanis wajah icha yang lagi pake helm sekarang sambil kena angin itu. Terakhir boncengin icha, pas icha masih canggung. Sekarang engga, dia udah bebas mengeskpresikan apapun. Gak ada istilah canggung, tapi kalo jaim mah masih. Ya bersyukur aja lah ya. Segini juga, progress sangat meningkat.

"Ini mah cafe bukan pabrik!" Seru nya saat sampai di depan cafe nyokap gue, moody cafe atau sering di kenal md cafe. "Yakali macaron di bikin nya di pabrik segede - gede gaban kek pabrik kaos kaki cha," timpal gue cepat. Icha terkekeh, "iya juga, stupid girl," gumam nya. Gue ikut terkekeh. Menaruh kedua helm di motor, "ayo masuk," ajak gue.

"Siang mas chanyeol, mau ketemu ibu?" Tanya salah satu pelayan cafe. "Chanyeol kok kamu kesini?" Tiba - tiba nyokap gue dateng dari tangga. Gue menoleh melihat kedatangan ibu peri, "emm, laper," jawab gue asal. "Eitss, sama siapa tu?" Tanya nyokap yang sadar icha di samping gue. Intonasi nya ngeselin banget, apalagi ekspresinya. Nyokap gue keseringan gaul sama ka yoora nih jadi alay.

LOVE REAL  •Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang