5,5

1.6K 255 34
                                    

Happy reading♡













Ending problem?
----

Tepat pukul 10.57

"Nih makan,"

Chanyeol mengambil potongan roti di tangan gue. "Kamu entar di mobil aja. Jangan masuk," ucap chanyeol seraya menguyah roti. "Ko gitu? Gapapa dong aku tunggu di luar ruangan aja," jawab gue cepat. "Jujur deh, kamu semangat banget ke kampus aku, ada apa tuh," timpal chanyeol. Gue melihat chanyeol sekilas, "aku kan mau kuliah disana, yaa pengen aja ke liat - liat," jawab gue. "Fakultas sastra tuh jauh loh cha dari fakultas aku,"

"Ya gapapa. Aku kenalan aja ama orang biar di anterin,"

"Gak gak. Aku anterin kamu ke fakultas sastra ko,"

Gue tertawa kecil, "posesif. Btw, udah kekumpul tuh persyaratan daftar?" Tanya gue. Chanyeol mengangguk cepat, "makasih ya cha. Kalo kamu gak nemuin dino di bumi ini, aku gak bisa daftar," jawab nya dramatis. Gue terkekeh, "alay banget lahh," timpal gue. Chanyeol memarkirkan mobil nya, "mau di ac apa di buka kaca nya?" Tanya nya. Gue melihat keadaan kampus yang gak terlalu rame, "aku duduk situ aja gapapa gak?" tanya gue seraya menunjuk bangku pinggiran taman. Yaa sekalian ngadem. "Boleh, mau ngetik kamu?"

"Betul. Tebakan yang tepat,"

Gue keluar dari mobil, disusul chanyeol melalui pintu lain seraya menenteng beberapa dokumen, "janji ya jangan kemana - mana?" Tanya chanyeol lagi. Gue mengangguk, "iya, tenang aja keles," sahut gue. Lalu pergi duduk di bangku taman yang berada di bawah pohon. Asli, kampus chanyeol tuh banyak tempat ngadem. Enak banget. Gue menyelipkan headshet gue, membuka notes tempat gue biasa ngetik di ponsel gue. Gak berselang lama, tiba - tiba ada tangan yang narik gue, dan plakkkk!

Nampar gue.

Pipi gue memanas, asli tamparan nya bukan main. Sakit banget. Gue melihat cewe yang nampar gue sedetik yang lalu, ternyata kak minyoung. Tatapan nya penuh dengan amarah. "Anak kecil kek lo emang harus di tampar!"

"Lo apa - apaan si dateng - dateng nampar gue?!"

"Karna lo semua rencana gue gagal. Karna lo gue gak bisa sidang. Karna lo chanyeol gak milih gue. Karna lo cha karna lo! Lo udah ngancurin hidup gue. Lo rebut semua apa yang seharus nya milik gue. Lo—"

"Gue sama sekali gak paham apa maksud lo dateng nampar gue—bruukkk!!!aaaah!" Gue meringis ketika kak minyoung mendorong gue ketanah. Tangan gue nahan dan perih banget. Gue rasa bakal luka.

"Gue benci banget sama lo cha!—aaahh chanyeol sakit!" Ringis nya ketika chanyeol, dan menarik rambut kak minyoung menjauh dari gue. "Bitch! Sekali lagi lo temuin icha, nyentuh icha, lo ngomong sama icha, gue pastiin lo gaakan ada di bumi ini lagi. Ngerti?" Ucap chanyeol tegas. "Inget, gue gak pernah main -main sama ucapan gue, sekalipun lo cewe,"

Gue diem. Jujur, gue gak paham. Sama sekali gak paham semua ucapan kak minyoung dan kenapa kak minyoung nampar gue. Gue rasa, ini ada hubungannya sama kak jieun. Setelah kak minyoung pergi, chanyeol bantuin gue berdiri, meluk gue erat banget, "kamu gapapa?" Gumamnya. Gue melepas pelukannya, "ini perih banget asli," ucap gue seraya memperlihatkan luka di pergelangan tangan gue.

Chanyeol ngebersihin luka di pergelangan tangan gue super teliti dan perlahan. Selama chanyeol ngebersihin, gaada pembicaraan sama sekali. Terlihat jelas raut wajah chanyeol, kalo dia ngerasa bersalah sama gue. Bahkan natap wajah gue aja engga. "Ada yang mau di ceritain gak sayang?" Tanya gue selembut mungkin. Chanyeol melihat gue sekilas, kemudian menutup luka gue dengan plester. "Maaf—"

LOVE REAL  •Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang