Special part : Park chanyeol

1.6K 191 46
                                    

Happy Readingg!!!!!












Impian kemaren
Oleh park chanyeol
-----

S

elesai anter icha pulang, gue gak bergerak sama sekali dari sini. Sofa balkon kamar gue, berikut roko yang baru gue nyalakan. Diotak gue dipenuhi banyak pernyatanyaan. Dari mulai laki - laki yang merangkul icha seenak jidat, teks teka teki cinta yang selalu icha dapet tiap pagi, sebanyak itu yang suka sama icha? Padahal, di sekolah ini, icha tuh gak setenar itu. Icha cuman cewe bocah, yang susah banget di deketin, hobi nya makan eskrim.

Bagaikan lo nyari jarum di karang, icha bener - bener gak terkenal.

Tapi ternyata, yang suka sama icha sebanyak itu. Katakan gue minder. Ya gimana gak minder, saingan nya sama yang udah bisa rangkul - rangkulan sama icha, gue minder lah. Ini bukan masalah kalah ganteng atau tajir, ini masalah kedekekatan yang sudah terjalin. Kasarnya, meski gue sama icha udah bisa canda - candaan, kita belum bisa bercanda yang sampe di bego-begoin. Masih ada tembok di antara kita.

Sedangkan saingan gue yang lain, mungkin udah tak ada tembok. Yailah chanyeol, mereka udah bisa rangkul - rangkulan, ah dongo.

"Yeol, lusa kan ada porseni, lo mau ga gantiin kenan manggung?" Tanya gerald. Gue menoleh sekilas, "lo kok udah disni rald?" Tanya gue balik. Seserius itu gue mikirin icha, sampe sobat gue dateng, gue gak tau. "Makannya kalo ada yang ngucap salam, jawab bege" timpal gerald. "Jadi gimana? Mau gak?" Tanya gerlad lagi.

"Emang kenan kenapa?" Seraya menghisap rokok di tangan gue. "Band nya harus tampil di porseni lusa, tapi dia nya malah masuk rumah sakit hari ini," jelas gerald selaku panitia porseni. "Yaudah ayo aja," jawab gue. "Bener ya? Besok lo latihan kunci gitar artinya," balas gerald memastikan. "Kesiniin aja lagu nya, entar gue hafalin," ucap gue singkat.

"Oke,"

"Eh rald, gue mau nanya, lo tau ga temen sekelas icha, agak tinggi tapi gak setinggi gue, putih banget, sipit, rambut naek ke atas, make tas biru selempang gitu, tau kaga?" Tanya gue seraya menjelaskan ciri laki - laki yang merangkul icha pagi ini. Gerald mencoba berfikir, "june maksud lo?" Tanya gerald langsung membuka ponselnya. "Ya mana gue tau," balas gue.

Gerald memberikan ponsel nya yang berisikan instagram cowo yang disebut june itu. "Iyaa! Iya dia rald, lo kenal?" Tanya gue setelah mengingat wajah nya. "Kenal. Anak MCC juga. Dia temen icha, pas porseni nanti dia setim sama icha buat liputan nya," jelas gerald pada sahabat yang sedang galau tersebut.

"Deket banget ya dia sama icha rald?" Tany gue lagi sambil menscroll instagram june. "Mungkin. Tapi emang lengket banget sih, kenapa? lo minder?" Tanya gerald balik tepat sasaran. Chanyeol membulatkan matanya saat jari nya berhasil menemukan foto june dan icha sambil di rangkul, "gak minder. Tapi lengket nya ampe kek gini bro," ucap gue sambil menyodorkan ponsel gerald yang berisi foto june dan icha yang terlihat begitu akrab.

Gerald menarik nafas kasar, "mungkin dia temen SMP, SD atau TK nya kan?" Gerald mencoba membuat spekulasi lebih masuk akal yang membuat gue tersentak. Iya juga, mungkin saja itu teman lama nya icha? "Lo kalo suka sama cewe jangan setengah - setengah dong yeol ah,"

"Maksud lo?"

"Ya masa kemaren fix nih mau di kejar, liat dia punya temen cowo minder. Dih, gak punya prinsip lo cong," tutur gerald geram. Pasalnya, untuk menentukan perasaanya saja, chanyeol membutuhkan waktu lama. Ketika sudah menentukan perasaanya, ia malah mundur lebih dulu. Apakah icha sebercanda itu?

Chanyeol mematikan rokoknya, "gue gak minder, gue cuman agak kaget aja," ucap gue santai. "Sok santai, padahal kalah kan lo?"

Bangke.

LOVE REAL  •Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang