2,0

2.4K 196 10
                                    

Surpriseee!!
Double updateee!!!!








Important
----

"Minhyun nyatain perasaan nya kalo dia suka sama aku,"

Chanyeol diam tanpa suara. Gue yakin, dia kecewa. Gue yakin dia marah sama gue. Tapi gue harus jujur, karna gue juga takut. Gue takut apa yang gue lakuin kedepannya makin salah. Makin nyakitin chanyeol. Gue gak mau chanyeol sakit. Itu aja.

"Ayo pulang," ucap nya pelan. Bangkit duluan, ngambil tangan gue, jalan menuju parkiran mobil. Gue takut. Gue takut chanyeol marah dan lebih milih menyerah. Karna gue jujur, karna gue ingin tetep sama chanyeol.

Kita bedua masuk mobil. Tapi chanyeol gak langsung nyalain mobil nya. "Sini peluk," ucap nya, lalu tersenyum. Gue mikir sejenak, kenapa chanyeol jadi aneh. Tapi akhirnya gue meluk chanyeol. "Udah lega?" Tanya nya.

Gue ngangguk pelan. Astagaaa. Ternyata chanyeol tau dari tadi gue galau setengah gila gara gara mau jujur tentang ini. Chanyeol tau gue gugup pas mau jujur. Tapi chanyeol ngertiin posisi gue. "Kamu mau bilang apa lagi?"

"Aku harus gimana, aku takut minhyun makin suka sama aku,"

Chanyeol terkekeh pelan, ngusap pucuk kepala gue hangat khas nya, "its okay baby, selama kamu gak punya perasaan yang sama kaya minhyun, you can do anything."

Gue semakin bertanya. Gimana keadaan hati chanyeol sekarang? Retak? Sakit? Apa gimana? Dia malah santai. Apa dia sangat gak masalah akan minhyun? Apa dia udah gak sayang sama gue?

"Kaka gak marah?" Tanya gue pelan, mendongkakan kepala gue untuk melihat muka tampan chanyeol. "Engga lah. Masa cewe aku jujur, aku marah. Aku seneng," jawab nya senang.

"Trus kenapa ngajak ke mobil?"

"Kamu mau pelukan di tempat makan? Aku sih mau aja tapi- "

"Iya iya bener. Di mobil aja udah." Jawab gue cepat. Chanyeol beneran sekepikiran itu. Dia gak pernah salah milih tempat. Dia selalu ngasih yang paling nyaman, bukan indah.

Gue ngelepasin pelukan yang sangat gue sukai, "aku harus gimana kak, aku takut mingyun nambah suka sama aku, aku takut kaka ninggalin aku," balas gue cepat. Gue gak mau buang - buang waktu cuman karna gue takut ngomong sama chanyeol dan akhirnya berimbas sama hubungan gue.

"Hey, hey, ca, inget, kita udah pernah ngelewatin masa ini. Kamu yang di taksir aldrich setahun lalu dan aku yang di tempelin senior aku si minyoung, tapi liat? Karna kita saling jujur, kita saling percaya, hubungan kita baik - baik aja kan?" Jelas chanyeol serius. "Kamu gak usah takut ya, aku gak akan kemana - mana. Lagian aku juga ngajar di sana masih lama. Sekitar sebulan, aku bisa jagain kamu selama kamu syuting juga, okay? You belive me?" Chanyeol meyakinkan dengan intonasi terlembut.

Gue menghela nafas, gue bersyukur punya chanyeol. Dia selalu dewasa di saat gue bener - bener gak tau apa yang harus gue perbuat. Dia selalu jadi jalan keluar. "Iya, tapi kaka janji, kaka gak marah sama aku,"

"Astaga, asal kamu jujur, aku gak marah,"

"Janji duluuuu!!"

"Iya sayang janji!!"

Mempoutkan jari kelingking kita, tanda komitmen di buat.

--

Setelah chanyeol nganterin icha pulang, chanyeol langsung pulang. Pernyataan icha di cafe, sukses bikin chanyeol geram. Bohong jika ia tak ingin sedikit menaruh luka di muka minhyun, untuk sekedar memberi peringatan bahwa, wanita yang baru saja ia beri kepastian adalah milik chanyeol seorang.

LOVE REAL  •Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang