2,7

2.1K 215 23
                                    

Happy reading!!






Penjelasan
----

"Kado lo dari icha bakal datang 2 jam lagi, lo bisa dansa sama cewe yang statusnya bukan cewe orang kan?"

Gue terhentak. Gimana bisa chanyeol disini. Apa kebetulan? Apa dia nyariin gue? Sampe kesini? Engga engga. Gak mungkin. Dia make stelan jas, artinya dia orang yang di undang ke acara ini. Jadi minhyun ngundang chanyeol?

Sinting.

Apa ini strategi dia buat mecahin hubungan gue sama chanyeol? Se jahat itu minhyun sampe tega ngejebak gue?

Tanpa menjawab, minhyun menarik uluran tangannya, menjauh dari gue, "sorry," cicit nya sambil tersenyum miring. Gue menatap nya sekilas, lalu berhenti karna chanyeol narik gue keluar dari pesta. Genggaman nya bukan genggaman kasar yang seharusnya dia berikan ke gue. Iya, gue harusnya di tarik kasar. Karna gue bersalah.

Tapi chanyeol gak sekasar itu. Dia narik gue dengan layak nya dia narik seorang wanita. Lalu kita berhenti di depan mobil hitam milik nya, membuka jas abu nya dan menggantungnya di pundak gue, kemudian menggulung kameja nya sampe lengan. "Udah jam 9, kamu harus pulang sebelum mama kamu nyariin," ucapnya tanpa melihat gue sedikit pun.

Gue terdiam. Mata gue memanas. Sekuat tenaga, gue nahan air mata gue. Chanyeol berjalan membuka pintu penumpang, "ayo pulang icha," titah nya dengan penuh penekanan. Gue segera menyusul nya, memasuki mobil.

Setengah jam perjalanan ke rumah gue, setengah jam pula gue sama chanyeol gak ngobrol apapun. Mobil yang biasanya penuh canda, saling hina, kini tersisa lantunan musik. "Udah sampe," ucap chanyeol pelan. Pertahanan Air mata gue runtuh. Ia turun tanpa sadar. Iya, chanyeol gak salah. Wajar kalo dia pergi sama kak miyoung. Wajar. Toh minhyun selalu ada deket gue. Bahkan gue nyaris dansa sama minhyun malam ini.

Gak adil dong kalo gue sekarang balik salahin chanyeol?

Chanyeol menarik dagu gue pelan, "Kok nangis?" Tanya chanyeol lembut. Kenapa sih lo gak marah aja sama gue yeol? Kalo lo lembut gini kan, gue makin ngerasa cewe yang gak baik buat lo.

Apa ini akhir hubungan gue ya?

"Udah dong, aku gak ngapa - ngapain kamu loh cha," mengusap pucuk kepala gue dengan tangan raksasanya pelan. Astaga, gue beneran salah, udah baik sama minhyun.

Dengan penuh keberanian, gue harus minta maaf. "Maafin—"

"minta maaf apaan, nanti lagi deh, kan belom lebaran," gurau nya. Gue makin nangis dong, di becandain lagi kibo. "Kaaaaa,"

"Apa sayanggg,"

Astaga. Bunuh aja gue pake besi panas, udah.

"Hey, liat aku," titah chanyeol lembut. Gue mengahpus airmata gue, melihat chanyeol dengan senyumannya, "pikiran aku lagi gak sehat. Hampir aku adu jatos tadi. Aku gak mau selesein masalah kalo pikiran aku penuh nafsu kayak gini," tutur nya lembut. Gue masih diam. Pria di depan gue, bener bener anugrah terindah dari tuhan buat gue.

"Sekarang hapus airmata kamu, kamu pulang, istirahat ya?" Lanjut nya. Bener jata chanyeol. Pikiran gue rumit, gakaan bener kalo ngomongin masalah ini sekarang. Gue harus ngerti, mungkin ini juga alasan chanyeol buat berfikir buat hubungan gue sama dia.

Gue mengangguk lemas, "aku pulang. Kamu hati - hati, bye kak," ucap gue cepat, melepas jas yang sedari tadi memeluk gue, lalu pergi dari chanyeol. "Goodnight icha," balas chanyeol.

Miss you, yeol.

--

07.09

Chanyeol menghisap rokok nya kuat - kuat lalu di hembuskan menjadi uap frustasi. Dalam fikirannya, selalu terbayang wajah icha nangis semalam. Jangan di tanya, pantang buat seorang chanyeol bikin icha nangis. Tapi, ia hanya ingin menuntaskan masalah nya tanpa nafsu atau amarah. tidak buruk bukan? Tapi ia berani bertaruh, icha gak hisa tidur semalem.

LOVE REAL  •Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang