2,2

2.2K 202 6
                                    

Happy reading!!!!!







Gue egois, sorry
----


"Cha, hari ini syuting?" Tanya jisoo sambil memasukan buku nya kedalam tas, karna hari ini semua guru rapat, jadi semua siswa pulang lebih awal. Gue ngangguk cepat, "iya. Sedih banget kan," keluh gue. Kapan lagi coba jam 11 udah boleh balik. Sekali nya boleh, malah syuting.

"Sama minhyun?" Tanya una menatap gue. "Ah! Iya dong! Gimana dong gue sama dia, sialan," panik. Gue baru inget kalo gue syuting artinya sama minhyun juga. Kemarin sempet cerita sama sejeong tentang minhyun. Sejeong bilang, kita harus profesional. Dan ada benernya juga sih. masa iya kelompok gue ganti cast, cuman gara - gara minhyun suka sama gue? Gak masuk akal gitu.

Gue cuman berdoa sama tuhan, kalo emang canggung, jangan canggung - canggung amat. Karna ini masalah perasaan, ga bisa di berhentiin seenak jidat. Tapi gue gak bisa nyalahin minhyun juga. Yang namanya perasaan, datang dan pergi tanpa negosiasi dulu sama kita. Tanpa tau entar nya gimana. Semua rahasia tuhan. Kita cuman memilih, menjalani atau mengikhlaskan. Kok gue jadi ingin minhyun mengikhlas kan ya..

"Ayo syuting jing," june langsung duduk di atas meja gue. "Jun, mau cerita," balas gue. June melihat gue dengan tatapan penasaran campur gak peduli, "kenapa? Tentang chanyeol?" Tanyanya tanpa jeda. Gue geleng lemas, "engga, bukan,"

"Yaudah ayo, sekalian gue mau beli minum," ajak nya.

Gue sama june menuju minimarket punya sekolah. Kita duduk tepat di depan halamannya. Nyoblosin sedotan, "kenapa ca? Cerita sama gue," gumam june lalu meminum minumannya. Gue menghela nafas berat, "minhyun suka sama gue,"

"Uhuk!! Uhuk!!! ANJING UNTUNG GAK KESELEK GUE!"

"Gila gila. Goblok tu cowo. Eh tapi bentar, dia udah tau lo sama chanyeol pacaran ga?" Lanjut nya mengebu-ngebu. Gue ngangguk lemas, "iya dia tau, dia yang bilang," jawab gue seadanya, nempelin dagu di meja. "Lah trus dia nyatain perasaan ke lo maksud nya apaan? Si goblok kek gaada cewe laen aja," ucap nya geram.

Gue diem. Gak ngomong apapun. Bahkan bingung harus ngapain. Bukan gak mau bertindak, kembali lagi ke masalah awal. Masalah perasaan. "Chanyeol tau?" Tanya lagi. Gue ngangguk lagi, "gue cerita lah sama chanyeol, masa iya engga," tutur gue cepat.

June narik dagu gue ke atas, negakkin badan gue, "angkat dagu lo, chanyeol nyesek kalo lo sedih, galau, bimbang gitu bego." Titah nya lalu nyeruput lagi minumannya. "Apaa sih, chanyeol tau semuanya juga ko jun,"

"Iya. Tapi dengan lo bimbang, apa artinya lo mempertimbangkan minhyun? Kalo lo galau, apa artinya lo punya perasaan sama minhyun?"

"Nah kan. Ya engga lah. Kalo gue suka sama minhyun, gue gak akan bilang ke chanyeol kalo minhyun suka sama gue jun. Gue galau, karna gue gak mau nyakitin minhyun juga."

"Iya. Lo gak mau minhyun sakit tapi lo nyakitin chanyeol. Lo mikir, gimana kalo chanyeol galauin cewe lain. Cewe yang notabene nya, suka sama chanyeol." Ucap nya penuh penekanan. Gue diem. Seakan - akan gue ga punya kata. Gue akuin, omongan june, bener.

June nepuk pundak gue pelan, "kita syuting. Lo juga harus ngobrol sama minhyun, gue bakal suruh jemput lo, lo harus beresin biar gak canggung, okai?" Tanyanya. Tanpa jawaban gue, dia pergi. Astaga, apa yang harus gue bilang sama minhyun. Apa awalan yang harus gue tanya ke dia.

--

"Ayok," ajak minhyun. June beneran nyuruh minhyun jemput gue dengan alasan, gue gak ada yang ngangkut. june pergi bareng bobby, sejeong pergi sama jisoo sekalian beli makan. Dan gue sendiri. Sebenernya ini akal-akalan nya aja sejeong sama jisoo, pasti. Orang awalnya jisoo mau langsung balik. Sialan.

LOVE REAL  •Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang