8-

72 5 1
                                    

Hasna mengikuti Ega berjalan ke lantai atas.Baru saja menginjakan kaki ke lantai atas mata Hasna sudah disajikan dengan pemandangan semua orang yang sudah duduk melingkar bagaikan rapat direktur disuatu perusahaan.

Hasna mencoba menyusup ke dalam rapat itu tapi dicegah oleh suara berat Ega.

"Mau ngapain" Tanya Ega "Ikut duduk" Jawab Hasna polos.

Ega menatap Roy sambil memainkan beberapa kode padanya.Roy menghampiri Hasna sambil membawa sebuah map merah.

Roy membuka map itu dan menyodorkannya pada Hasna, "Apa ini?" , "Kalo mau ngikut tanda tanganin dulu" Pintah Ega

Tanpa banyak bicara Hasna langsung mendatatangani kertas tersebut  sambil melihat ke arah Ega dengan geram.

"Nih!" Hasna menekan bulpoin ditangannya pada kertas yang baru saja ia tanda tangani itu.

Ega langsung memulai rapat tanpa memikirkan Hasna yang masih berdiri satu meter didepannya.

"Gimana Gas?" Ujar Ega

Bagas mecondongkan badannya kedepan, "Jadi bos waktu kemaren gue selidiki sama si Roy basecamp mereka itu ternyata dibelakang clubbing Happy Night"

"Tepatnya diperumahan Graha Sakura blok H nomer 11, mereka nyewa rumah disana bos, tiap bulan mereka pindah-pindah biar gak ada yang bisa ngelacak mereka kalo lagi bikin onar"

Ega memijat kepalanya, " Graha Sakura blok H" Ega berfikir keras

"Rumah cat pastel pager warna coklat yang ada tanaman anggrek banyak didepannya?" Tebak Ega, Bagas mengiyakan.

"Bagus gue ngerti tuh rumah" Ega mengambil kertas kosong yang berada dimeja dan mulai menggambar sesuatu.

Tak butuh waktu lama Ega sudah membuat sketsa rumah yang ia maksud, "Ini rumah ada dua pintu didepan sama belakang,pintu belakang menuju ke kebun sawit punya warga.Kita bagi kelompok jadi empat.Kelompok pertama ikut gue kelompok kedua ikut si Satria.Kelompok gue nyerang dari depan kelompok Satria nyerang dari pintu belakang."

"Kelompok yang ketiga Roy yang mimpin yang keempat Bagas.Roy, kelompok lo tugasnya ngawasin diluar rumah bagian depan gue gak mau ada satu anggota mereka yang kabur.Si Bagas tugasnya juga sama lo gak boleh sampe kebobolan."

"Disa, lo sama cewek yang lain mencar dienam titik ini" Jelas Ega sambil melingkari titik yang dimaksud

"Kalo ada satpam, polisi atau apapun itu lo bisa langsung ngabarin Bagas atau Roy"

Emil menyilangkan kedua tangannya, "Lo tahu darimana ada dua pintu dirumah ini?"

"Gue pernah mau beli rumah ini dulu"

Tiba-tiba Danil mengangkat kedua tangannya, "Kita langsung nyerbu?"

Ega tertawa kecil, "Gue gak sebodoh itu" ,"Terus siapa yang jadi pengalihnye?" Tanya Danil lagi

"Emil lah"

"Sama Hasna"
 
Ega tersenyum tipis, "Gue mau lo masuk ke dalam basecamp mereka pura-pura nyamar jadi apapun terserah lo bikin mereka salah fokus" Hasna kaget "Tunggu, ini kita mau ngapain?"

Hasna melanjutkan pertanyaannya, "Lo mau ngerampok?!Gue gak mau ikut"

Ega berdiri dari kursinya, "Rapat selesai,"

Mereka semua langsung bubar kembali kepada kesibukan mereka masing-masing.Sedangkan Hasna masih diam sambil melihat ke arah mereka semua secara bergantian.

"D-disa?" Panggil Hasna pada seseorang berambut pendek didepannya, Disa hanya menoleh.

"Tadi bahas apa ya?" ,"Lo gak tahu?Kita mau nyerang genk sebelah"

Hasna membulatkan matanya, "KITA MAU TAWURAN???" , "Maybe" Disa mengangkat kedua bahunya dan menaikan salah satu alisnya.

"Kenapa harus tawuran?!" Belom sempat pertanyaan Hasna didengar, Disa sudah pergi meninggalkannya begitu saja.

"Gue sebenernya jijik satu tim sama cewek produk gagal kayak lo, gak bisa di andelin!"

Hasna memutar kepalanya 90 derajat, ia mendapati Emil sedang menatapnya dengan tajam seraya mengetukan jari kanan di lengan kirinya.

Emil mendengus kesal, "Intinya, sampe lo bersikap bego, gue bakal ninggalin lo biar digebukin sama mereka." Hasna berjalan selangkah mendekati Emil, "Ngapain sih kita tawuran segala?Emang masalahnya apa?!"

"Masalahnya, otak lo terlalu cetek buat ngerti, paham?"

My Bad ABDULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang