11-

83 3 0
                                    

Hasna masih tersungkur dilantai ruang tamu melihat Alam pergi menuju ke kamarnya yang ada dilantai dua.

Isak tangis masih menggema disemua sudut ruangan, rasa sakit dan takut menjadi satu saat ini didalam tubuh Hasna.

(Ringtone)

Hasna mengusap air matanya dengan tangan kanan, pasalnya ada nomor yang tidak dikenal menelfon ke nomornya.

"Gue diluar"

"Ini, -siapa?"

"Lo nangis?Gue Roy"

Hasna langsung mengarahkan pandangannya ke arah luar, ia lupa bahwa waktu itu ia pernah memberikan alamat rumahnya dibuku biodata.

Ia tidak langsung membuka pintu, Hasna lebih memilih melihat dari sela-sela jendela sebelum membuka pintu.Tepat, Roy memang sudah ada didepan rumahnya membawa sebuah mobil zedan.

Kreek, Hasna membuka pintu rumahnya sambil berusaha menenangkan dirinya agar tak terlihat habis menangis.

"Kenapa, kak?" Tanya Hasna, "Ambil baju lo yang paling bagus, kita pergi sekarang"

"PERGI?!" Hasna langsung membulatkan matanya, "K-kema-" ."Ega ganti jadwal penyerangannya jadi malam ini"

Hasna teringat sesuatu, "T-tapi kak ma-af" Hasna tak bisa meninggalkan rumah begitu saja apalagi Alam baru saja memarahinya.

"Kenapa gak bisa?" , "Gue, gue mau keluar kak gue gak mau gabung sama genk ini lagi"

Roy terdiam, ia menatap mata Hasna lama seakan-akan ia bertanya alasannya, "Pokoknya gue gak bisa, gue gak mau gue capeekk!" Hasna berteriak melampiaskan semuanya secara spontan.

Tanpa waktu lama, Roy langsung menarik tangan Hasna tanpa aba-aba, memasukan Hasna kedalam mobilnya secara paksa.

"Kak, keluarin gue sekaraaang!!!", "Udah tenang, lo kalo mau keluar bilang dulu sama si Ega, gue gak mau ambil resiko apapun.Tugas gue sekarang bawa lo keluar oke."

Hasna tak kuat, ia menangis sekuat tenaga didalam mobil, "Kenapa lo?Dimarahin orang tua?" Hasna menggelengkan kepalanya dan menghapus semua air matanya.

Sesampainya di basecamp Hasna langsung dibawa kehadapan Ega yang sedang duduk disofa atas.

"Gue mau keluar dari genk ini sekarang juga.Jadi, mulai detik ini gue gak mau ada urusan sama lo semua!"

Ega mencabut earphone bluetooth yang berada di telinga kirinya, "Hm?" Tanyanya sambil menatap Hasna.

Hasna menarik nafas dalam, "Maksud lo apa nato tangan gue kayak gini?!Lo nato tanpa sepengetahuan dan seijin gue ngerti!Ada hak apa lo atas diri gue hah?!HAH?!" Ega hanya membalasnya dengan menaikan sebelah alisnya.

"POKOKNYA GUE MAU KELUAR DARI GENK INI SEKARANG JUGA!!!", Ega berjalan menuju kearah Hasna, "Udah siap duit berapa sih lo?"

Hasna terkejut, "Hah?" Ega memberikan aba-aba pada Roy dengan sigap Roy langsung memberikan sebuah kertas yang sudah dilaminating.

Ega memberikan kertas itu kepada Hasna, betapa terkejutnya Hasna setelah membaca kertas yang berisikan tentang perjanjian dirinya dengan FWNI genk.

Saya Amalia Hasna Utami menyatakan bahwa saya setuju mengikuti perjanjian dengan FWNI genk sebagai berikut :
1.Saya akan bersedia melakukan apapun demi keutuhan dan kesuksesan FWNI genk
2.FWNI genk berhak melakukan apapun pada saya asal ada peraturan yang mendasarinya.
3.Saya hanya bisa dikeluarkan oleh Regan Abdul Hartono dengan alasan yang kuat.
4.Saya tidak akan keluar dari FWNI kecuali saya harus membayar denda sebesar 100Milyar rupiah.

Hasna melempar kertas itu jauh, "Apa-apaan nih!100Milyar?!", "Kalo lo mau keluar lo harus bayar dendanya ngerti?" Ega pergi melewatinya begitu saja.

Hasna kebingungan, ia tidak tahu harus berbuat apa.Satu-satunya cara yang ada dipikiran Hasna adalah memohon kepada seseorang yang bernama Regan Abdul Hartono.

"Orang namanya Regan Abdul Hartono itu yang mana?" Tanyanya pada sekerumunan orang yang sedang melihatnya berdiri disana.

"Lah anjing,yang ngomong sama elo ntuh orangnye mbak" Sahut Hari, tanpa waktu lama Hasna langsung mengejar Ega kelantai dasar.

"Hey!"

"Hey!"

"Abdul!!!"

"Hey!" Hasna langsung memukul pundak Ega karena sedari tadi ia memanggil dari tangga atas hingga sampai kelantai dasar tak ada jawaban dari Ega, "Lo manggil ape?"

Hasna memundurkan wajahnya, "Tadi?Hey.", "Sebelumnya.", "Oh, Abdul"

Ega memasukan tangannya ke kantong jaketnya, "Siapa orang yang berhak lo panggil dengan seenak ketiak lo"

"Ya dikeluarga gue kebiasaan manggil nama tengah, nama tengah lo kan abdul"

"Tapi sayang gue bukan keluarga lo." Jawab Ega sambil mengambil beberapa tongkat pemukul baseball.

"Iya terserah, maksud surat ini apa?!Gue harus bayar 100milyar buat keluar dari genk abal-abal begini?!"

Ega memindahkan tongkat tersebut kedalam garasi mobilnya, "Gue rasa lo bisa baca", "INI NAMANYA PENIPUAN!!!"

Bruk, Ega menutup keras garasinya, "Penipuan pala lo, disitu lo udah tanda tangan diatas matrai." Hasna mendengus, "Yakan gue gak tahu kalo isinya kayak begini!"

"Orang cerdas itu tahu apa yang akan terjadi setelah mereka memutuskan sesuatu, kalo kayak lo gini namanya-"

"To-" Ega berjalan ke arah Hasna, "Lol" Lanjutnya membisikan ke kuping kiri Hasna.

"EMIL SIAPIN BAJU DUA SEKARANG" Teriak Ega sambil mendongakan kepalanya mengarah ke lantai dua.

My Bad ABDULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang