12-

78 2 0
                                    


"The war will begin."

Ega memutar balikan keputusannya, entah kenapa hatinya mengatakan bahwa esok bukanlah harinya baik untuk menjalankan misinya itu.Dengan sergap Ega menyuruh Roy selaku tangan kanannya untuk memberikan informasi pada seluruh anggota bahwa perang akan dimulai malam ini juga.

"Ga, kenapa gue disuruh bawa baju dua?Emang planning nya diganti lagi?" Tanya Emil seraya duduk didepan Ega, "Enggak, satunya buat anak baru"

Emil tersentak kaget, "What?Buat Hasna?Seriously?Ga please lo ngerti baju gue mahal semua!Suruh dia bawa baju sendiri kek,melarat amat" Omelnya. "Seratus persen gue yakin dia gak bakal mau."

"Kenapa lo bisa bilang gitu?" Emil menyilangkan kedua kakinya, Ega hanya menjawabnya dengan menaikan kedua bahunya sambil memasang earphone bluetooth ditelinganya

(Suara Mobil)

Roy baru saja memarkirkan mobilnya digarasi bawah,Ega masih penasaran apakah Hasna akan ikut dengan apa yang diperintahkan Roy melihat sikapnya yang sangat keras kepala.Dan ya, sesampainya di basecamp bukannya duduk manis sambil menikmati hidup Hasna malah langsung meneriaki Ega seakan-akan pacarnya baru saja direbut olehnya.

Itu tidak menjadi masalah bagi Ega, justru entah kenapa Ega lebih suka melihat perempuan yang arrogant dan ganas seperti Hasna.Ditengah-tengah perdebatan mereka dilantai bawah sesekali Ega ingin menertawakan wajah marah Hasna tapi ia menahannya dengan berusaha tak memperdulikan ucapan Hasna.

Emil memberikan sebuah dress merah kearah Hasna, "Ini baju apa?Gak ada yang lain?" Tanya Hasna, "Bawel banget lo, tinggal pake apa susahnya sih"

Hasna masih tetap melihat baju itu dari atas sampai bawah, tidak ada yang salah Emil menyuruhnya memakai jaket jeans untuk menutupi lengan bajunya yang pendek.

"Udah ngeliatnya?Kita disini bukan buat nungguin lo ngeliatin baju mahal." Ungkap Ega sambil mengambil jaket jeans kesayangannya yang tergantung indah ditempat gantung, "Udah siap semua?"

"SIAP!!!"

Mereka semua berangkat ke tempat yang mereka akan tuju, kali ini mobil Ega diisi oleh Hasna, Emil,Satria dan juga Bobby.Sedangkan yang lainnya mengendarai kendaraan mereka sendiri.Tidak semuanya menaiki mobil ada beberapa dari mereka yang menaiki moge alias motor gede.

Sesampainya disana, sesuai rencana Ega menyuruh Hasna dan Emil masuk terlebih dahulu mencari tahu kode pin dari brankas yang disembunyikan.Semua orang sudah berkumpul dititik yang Ega perintahkan, kini Ega dan Bobby hanya menunggu aba-aba dari Emil didalam mobil.Emil dan Hasna masuk kedalam rumah iu berpura-pura sebagai orang yang mengantarkan barang pesanan salah satu dari anggota musuh, lalu Emil akan berpura-pura keseleo dan Hasna meminta pertolongan sehingga mereka berdua bisa masuk kedalam rumah itu.

Suasana jalan malam ini sangat sepi, pantas saja karena ini sudah lewat dari dini hari.Tepatnya jam 4.00 am WIB.45 menit berlalu tidak biasanya Emil menjalankan tugasnya selama ini.30 menit adalah waktunya terlama memberikan aba-aba sepanjang tahun ini.

(Ringtone)

Handphone Ega bergetar, Emil menelfonnya via Whatsapps.Ega langsung menelfon Satria untuk melakukan penyerangan, "Sat, kita lakuin rencana B!" Ega langsung keluar dari mobilnya.

Ini bukan pertanda baik, Ega memberitahu Emil jika rencananya berhasil didalam sana Emil akan mengirimkan pesan,jika sebaliknya rencana Emil tidak berhasil atau ia tertangkap basah maka Emil akan menelfon Ega.

Ega melihat dari sela pagar, bahwa ada dua orang penjaga yang sedang berdiri didepan pintu masuk,Ega langsung menekan bel yang membuat salah seorang dari mereka menghampiri Ega dan langsung saja Ega menonjok kearah belakang orang itu yang membuatnya tak sadarkan diri.Ega melakukan itu kepada semua yang berusaha menghalanginya.

"Ga lo sama yang lain kedalem aja, gue yang ngurusin cecunguk ini" Teriak Bobby dan yang lain sambil terus menghajar orang yang terus saja datang menghampiri mereka.Merasa ada kesempatan Ega, Hari dan yang lain mendobrak pintu dan menemukan Hasna dan Emil berlutut dilantai dengan pistol yang ditodongkan kepada mereka berdua.

"Hey Ega, lama kita gak berjumpa ya!" Sapa seseorang lelaki yang menodongkan pistol pada Hasna dan Emil

Ega tersenyum kecut, "Gue gak nyangka sekarang lo jadi pengecut yang berani angkat pistol didepan cewek" Merasa tak terima dengan ucapan Ega lelaki tersebut langsung memanggil anak buahnya.

Lagi-lagi Ega disibukan oleh orang-orang yang tak sebanding dengannya, hingga akhirnya Ega bisa lolos dari mereka semua dan berhadapan langsung dengan lelaki itu yang pasalnya adalah ketua genk dari komunitas itu.

Waktu yang pas,Satria berada tepat dibelakang lelaki itu.Ega menaikan kedua alisnya kearah Satria yang membuat lelaki tersebut menengok kearah belakang.Tak menyiakan kesempatan Ega langsung mengambil pistol dari tangan lelaki itu dan malah menodongkan kearah kepalanya.

Emil berdiri karena merasa keadaan semakin membaik, "Ga kode brankasnya 600198"

Ega langsung memberi aba-aba pada Roy untuk membuka brankas itu sembari Ega tetap berada pada posisinya semula.Berhasil, brankasnya terbuka bisa dilihat jelas isi brankas itu tumpukan uang ertas berwarna merah.Dengan sigap Roy mengambil semua uang itu.

"Maju lo!" Ega memerintahkan lelaki ketua genk itu untuk maju diiringi oleh dorongan kaki Satria dari belakang.

Di taman depan inilah, Bagas sudah menyiapkan sebuah tong besi, minyak tanah dan korek api.Roy memasukan semua uang itu kedalam tong sampah lalu menyiramnya dengan minyak tanah.

"Fuck!Lo udah gila!Lo mau bakar semua uang itu!Itu uang gue bangsat!!" Teriak lelaki itu, "Uang lo yang udah jadi milik gue" Jawab Ega datar, "Bakar" Perintah Ega.

Bagas langsung mengambil korek api, dan membuangnya kearah tong yang berisi uang it.Boom!Semuanya hangus dan habis terbakar tidak ada uang lagi yang tersisa.

"UANG GUE!!!BIADAB LO,SOK SUCI GAK USAH SOK BAKAR UANG EMANG LO GAK BUTUH UANG HAH!!!", "Gue emang butuh uang tapi gue gak pernah yang namanya mendewakan uang.Beda sama lo yang gak punya otak." Jawab Ega datar

Lelaki itu berusaha berdiri, "Gue bunuh lo abis ini!" Tapi sayang Satria dengan keras mendorong pundak lelaki itu sehingga membuatnya kembali berlutut. "Silahkan, gue pengen liat gimana arwah lo bisa bunuh gue" Ega mendorong pistol yang ia genggam hingga mengenai dahi lelaki tersebut.

My Bad ABDULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang