13-

74 2 0
                                    

Hasna masuk kedalam rumah itu dalam keadaan gugup, "Inget kata gue, bersikap seolah-olah lo tuh cewek ganjeng,ngerti?!" Hasna hanya mengiyakan.

Ia melakukan semua yang diperintahkan oleh Emil, Hasna takut Emil bilang jika ia melakukan kesalahan sedikit saja maka mereka berdua bisa dibunuh detik itu juga.

Hasna berhasil masuk kedalam rumah itu, musik didalam sangatlah keras seakan-akan mereka sedang mengadakan pesta besar-besaran.Emil menarik tangan Hasna untuk mendekati seorang lelaki yang bisa dibilang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda umurnya sekitar 25 tahun mungkin.

"Hey cantik, namanya siapa?" Hasna kebingungan mencari jawaban padahal lelaki itu hanya menanyakan namanya saja, "H-hasna". Emil mengambil alih pembicaraan, "Kita nginep disini boleh gak kak?Kaki aku masih sakit" "Boleh dengan senang hati" Jawab lelaki itu dengan nada yang cukup membuat Hasna geli.

Cukup lama Hasna terdiam melihat Emil yang sedang bereaksi menanyakan hal-hal yang menjerumus ke arah kode brankas itu membuat Hasna cukup gerah.Ia memutuskan untuk membuka jaket jeans yang ia kenakan toh bajunya tidak terlalu pendek ia juga bisa tetap menaruh jaket jeansnnya dipundak.

Tanpa ia sadari pilihannya itu membuat keadaan menjadi kacau, ia lupa bahwa di lengan kanannya terdapat tatto kupu-kupu sebagai lambang bahwa ia adalah anggota FWNI genk.Salah satu dari mereka ada yang melihat tatto itu dan memberi tahu pada lelaki tersebut, "Bos mereka berdua penyusup!Cewek itu punya tatto kupu-kupu dilengannya!" Teriak seseorang sambil menunjuk kearah Hasna.

Suasana mencengkrampun terjadi, Hasna dan Emil berhasil dibekukan mereka berdua menjadi tahanan detik itu juga.Lelaki tersebut berulang kali mengancam Hasna dan Emil untuk mengatakan apa strategi mereka tapi Hasna dan Emil tetap menutup mulut rapat-rapat.

Hingga akhirnya Emil berhasil meraih handphonenya yang berada disaku belakang celana dan meminta pertolongan dari Ega.Usahanya berhasil Ega menyelamatkan mereka berdua.Setelah uang itu dibakar mereka semua langsung bergegas pergi meninggalkan lelaki tersebut yang tersungkur ditanah bersama dengan semua anak buahnya.

"Bitch!" Emil mendorong badan Hasna, "Gara-gara lo gue hampir mati!" Lanjutnya.Ega memberhentikan mobilnya secara mendadak, "Ngerti gak gue lagi nyetir?" Ega tidak suka jika ada keramaian yang menganggunya saat menyetir.

Sesampainya dibasecamp Roy membuka sweater hijau armynya lalu mengeluarkan beberapa tumpukan uang dari dalam sana, "Bagi rata" Pintah Ega sambil duduk di sofa.Hasna terdiam bingung, "Bukannya uangnya tadi udah dibakar semua?"

"Ye elah neng kita juga butuh asupan gizi kali." Sahut Satria sambil mengambil bagiannya, ditengah perjalanannya menuju sofa Emil terus saja menggerutu, "Lo ngerti kenapa tadi rencana kita gak bisa berjalan dengan mulus?Karena anggota kita yang paling polos ini dengan begonya ngelepas jaket dan nunjukin tatto dilengannya secara terpampang." Omel Emil sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Sumpah?Parah, jangan diulangin lagi Na bahaya tahu" Jawab Disa.Hasna terdiam, ini adalah pertama kalinya ia melakukan hal konyol seperti ini,lalu jika ia melakukan kesalahan apa harus ditekan seperti ini.ia juga bukan wanita bodoh yang ingin mati dengan cara dibunuh oleh ketua genk brandalan.Hasna ingin menangis, ia ingin pulang membaringkan diri dikasur dan menganggap semua ini hanyalah mimpi.

Ega mengambil kunci mobilnya, menatap kearah Hasna lama, "Apa?" Ucap Hasna menahan tangis, "Lo mau pulang apa tidur disini?" Hasna langsung bangkit dari duduknya dan mengikuti langkah Ega.

"Ga lo kok pulang?"

"GA!EGAA DENGERIN GUE!"

"EGAAA" Teriakan Emil berulang kali yang terdengar oleh Hasna dan Ega tapi tidak direspon oleh Ega.

Hasna mengepalkan kedua tangannya, ia marah kepada semuanya ia sudah berkata bahwa ia akan keluar tapi mereka semua memaksanya untuk tidak keluar dari genk itu.Dan disaat ia menurutinya ia malah disalahkan dan dicaci seperti ini.

"Gak usah dianggep dihati bisa gak sih."

"Kenapa sih lo harus nyuruh gue kayak gini?Lo mau mempermaluin gue didepan temen-temen lo?Lo mau ngasih tahu sama mereka kalo gue ini gak becus ngapa-ngapain, iya?", Ega memberhentikan mobilnya ditengah jalan, "Bisa gak lo belajar dari kesalahan", "Maksud lo?" Tanya Hasna

"Lo pengen nangis kan waktu tadi lo ditodong pistol?Gue tanya sama lo, lo ngeliat Emil tadi ngeluari air mata gak?Jangankan air mata muka sedih ae enggak." Hasna bergeming, "Iya kenapa kalo gue tadi mau nangis?Gue kan bukan Emil Hasna ya Hasna, Emil ya Emil"

Ega memutar kepalanya, "Gue gak pernah minta lo untuk jadi Emil, tapi kalo Emil bisa kenapa lo enggak?Mikir, jadi cewek jangan gampang mewek.Bedain posisi dimana lo harus ngeluarin air mata sama enggak.Itu yang buat lo ditindes.Liat, siapa yang berani ngehina Emil?Gak ada, sedangkan lo?"

Hasna menundukkan bola matanya, ia teringat bahwa semua orang disekolahnya selalu merendahkannya, menghinanya bahkan menjauhinya.Kepalan tangannya kini perlahan terbuka,ia memalingkan wajahnya kembali menghadap keluar jendela.

"Rumah lo yang mana?" 

"Stop, ini sebelah kiri"

Ega terdiam, "Ini rumah lo?" Hasna mengagguk sambil melepaskan seatbeltnya.

"Lo-" "Lo adeknya Edo?!"

Hasna menghentikan kegiatannya, "Kok lo bisa kenal sama kakak gue?"

"Gak, turun sekarang" Ega memalingkan wajahnya, "Jawab dulu" Pintah Hasna

"Turun sekarang atau gue jalanin mobilnya" Mendengar ancamannya itu Hasna langsung turun dari mobil.Baru saja menginjakan kaki ke tanah Ega langsung memutar balikan mobilnya dan melesat pergi.

Hasna menatap mobil Ega dari belakang, "Ada hubungan apa Abdul sama kak Alam?" 

My Bad ABDULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang