1. Class💫

344 51 12
                                    

"Woy beneran di kelas kita bakalan ada murid baru?" Tanya anak cowo berambut kecoklatan itu.

"Mungkin. Tapi kan jarang di kelas kita ada murid baru" jawab salah satu gadis berkacamata.

"Iya juga sih" anak cowo itu mengiyakan jawaban dari teman sekelasnya itu. Bahwa apa yang dia katakan itu benar.

"Paling ke kelas Ips gak mungkin ke kelas Ipa apalagi VIP" komentar salah satu temannya juga. Yang tentunya benar.

"Bu Nike lagi sakit jadi kita di suruh ngerjakan tugas hal 56-59!" Sela sang ketua kelas sambil melihat ke layar ponselnya.

Semua murid di kelas itu menatap ke arah sumber suara itu dengam raut wajah berbeda-beda ada yang senang karena mendapat tugas, ada juga yang masih bingung dari ucapan sang ketua kelas. Dari mana dia tau kalo bu nike sekarang sakit.

Sang ketua kelas yang mengerti raut wajah teman-temannya yang masih kurang percaya apa yang di ucapkannya maka dia menunjukkan chatingan-nya dengan Bu Nike.

Setelah membaca chat itu semua murid di kelas itu mengerjakan tugas yang di perintahkan oleh guru mereka yang sedang sakit.

1 Jam....

2 Jam.....

3 Jam.....

Kring... Kring... Kring...

Bel berganti pelajaran telah berbunyi menandakan pelajaran selanjutnya akan segera di mulai.

"Dito yang gak selesai gimana?" Tanya gadis bermata sipit itu pada ketua kelas.

"Jadikan PR aja. Kan bu nike gak bilang harus kumpulin sekarang" balas sang ketua yang di ketahui bernama Dito dengan santai dan merapikan alat tulisanya.

Tak ada kata Ye... PR!  di kelas ini. Respon mereka biasa saja tak ada yang berteriak histeris. Mungkin karena sudah terbiasa dengan tugas yang banyak dan sering di jadikan PR.

Tak lama kemudian guru Matematika Pak Hasan di kelas XI Ipa datang dengan beberapa tumpukan kertas di tangannya. Yang kemungkinan besar adalah tugas baru.

"Assalamualaikum Anak-anak" salam pak hasan ramah dengan senyum merekah di bibirnya.

"Wa'alaikumsalam pak" Jawab murid bersamaan.

"Ayo nak masuk!" Suruh guru itu dari ambang pintu yang mendapat anggukan dari murid itu.

"Wah bidadari datang dari mana ini pak?" Pekik histeris salah satu cowo lebay di kelas itu.

"Subahanallah cantik bener" ucap cowo dalam kelas itu sambil geleng-geleng kepala melihat gadis bersama guru matematika itu.

"Sudah-sudah cukup" perintah pak hasan sambil memainkan tangannya. "Silahkan nak kenalin diri kamu" suruh pak hasan dengan kerlingan matanya.

"Ye pak hasan matanya biasa aja dong"

"Genit benget lu pak jadi guru. Inget bini di rumah"

Teriak para murid cowo yang tak terima dengan sikap genit guru yang sudah tua itu. Yang mendapat respon pelototan tajam dari sang guru seolah berkata Jaga bicara kalian ingat kalian anak Ipa.

Gadis itu hanya tersenyum kikuk mau menegor guru itu rasanya tidak enak karena dia masih murid baru terlebih lagu guru itu wali kelasnya.

"Nama saya Renafa Defortu Aulya bisa di panggil Afa" kenal gadis itu dengan senyum ramah dan begitu manis.

Yang membuat semua kaum adam di kelas itu tak berkedip sama sekali. Laki-laki mana yang bisa menolak gadis berparas cantik.

Tubuh ramping depan belakang montok. Putih mulus. Alis tebal. Bola mata ke coklatan. Rambut hitam pekat sebahu. Bibir mungil berwarna merah muda yang terlihat begitu manis. Dan lesung pipit di kedua pipinya. Jangan lupa gadis itu juga tinggi dari gadis umumnya di Indonesia.

Siapa yang bisa menolak gadis seperti itu? Laki-laki mana yang tidak tertarik? Wajar saja jika semua mata tertuju pada gadis itu.

"Sudah pak" lanjut gadis bernama afa itu.

"Sudah? Hanya segitu?" Ulang pak hasan.

Afa mengangguk.

"Yasudah silahkan duduk di bangku kosong itu" tunjuk pak hasan pada bangku kosong di urutan ketiga dari depan.

Afa, gadis itu berjalan menuju bangku yang di tunjuk oleh walasnya. Untung saja semua bangku yang ada di sekolah ini duduk sendiri-sendiri tidak berdua jadi Afa tidak perlu repot-repot menerima dan menolak tawaran teman barunya.

"Kenalin nama gue Nesa pratiwi" ujar gadis yang duduk di depan afa dengan uluran tangan yang di sambut oleh afa saat sudah duduk "Afa" ucapnya.

"Hy gue Deffani putri" salam kenal dari gadis samping kiri tempat duduk Afa. Yang mendapat respon sama dengan sebelumnya.

Setelah perkenalan dua gadis di depan dan samping kiri Afa. Dia mengeluarkan buku untuk mengikuti pelajaran.

Apakah teman cowo baru Afa tidak ada yang mengajaknya berkenalan? Jawabannya banyak tapi mereka semua masih menahannya, sekarang mereka hanya mencuri-curi pandang pada bidadari baru di kelas mereka.

Bukan karena takut di marahi ataupun malu tapi mereka hanya masih mengutamakan pelajaran toh di waktu istirahat mereka masih berkenalan dan lebih santai.

Afa mengikuti pelajaran dengan baik, dia bisa mengerti dengan mudah apa yang di jelaskan guru di depan mungkin ini alasannya dia di masukkan kedalam kelas Ipa.

Tapi apakah ada yang tahu Afa pindahan dari sekolah mana? Saat perkenalan afa tak menyebutnya.

Maaf Part awal masih sedikit. Emang niat sih  hehehe....
Tapi jangan langsung di hapus cerita ini dari Library kalian readers.

Author janji Part selanjutnya pasti bakalan panjang-panjang.

Dan ini tulisan pertamaku:) maaf kalo absurd dan banya typo):

Jangan lupa VOTENYA ya Readers. Jangan jadi pembaca tanpa meninggalkan JEJAK. Kalo kesasar gimana?

Admire Or LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang