Flashback On
"Aland sekarang kamu keluar dari kelas ibu!" Titah guru sejarah dengan tegas.
Sedangkan yang di maksud hanya bersikap santai tak ada raut wajah takut ataupun sedih. Mungkin karna sudah terbiasa di hukum dan di usir oleh guru-guru?!
"Emangnya ini kelas ibu? Kapan ibu beli kelas ini sama pemilik yayasan?" Tanya anak cowo itu dengan santai.
Sedangkan sang guru wajahnya sudah memerah menahan amarah yang sebentar lagi akan meledak.
"ALAND RAYAN SYAHPUTRA! KELUAR SEKARANG JUGA" teriaknya begitu menggenggam di dalam ruang kelas XI IPS ini.
"Slow dong buk jangan ngegas entar saya bisa meluk ibu kalo nge gas mulu" balasnya dan lagi-lagi Aland menanggapi nya begitu santai.
Apakah otak Aland sudah bergeser hingga tidak bisa membedakan mana orang marah mana yang lagi bercanda?
"Ibu hitung sampai tiga kalo kamu masih gak keluar ibu bakalan lapor ke papa kamu" ancamnya yang tidak berpengaruh apapun bagi Aland cowo paling Bad boy se antero sekolah.
Benar sekolah ini milik dari papa Aland bapak Rayan Syahputra. Mungkin itu alasan Aland tidak begitu takut pada guru-guru di sini. Ralat bukan tidak begitu takut malah tidak takut sama sekali.
"Satu" mulai hitung sang guru dengan tangan berbentuk satu.
"Dua" lanjutnya.
Sebelum hitungan ketiga Aland berdiri dari duduknya kemudian berjalan keluar dengan tangan berada di dalam saku celana sekolahnya.
"Papa sih nerima guru yang baperan. Cuman nanyak kenapa harus mengingat masa lalu udah marah-marah gak jelas" dumelnya saat melewati Koridor yang sepi.
Iya, Aland saat jam pelajaran guru sejarah bertanya. Kenapa sejarah perlu di ingat padahal itukan masa lalu dan masa lalu itu harus di lupakan dan mejadi pembelajaran di masa depan? Dan hal itu membuat semua para remaja Galmov bu. Kiranya seperti itu pertanyaan yang di ajukan oleh Aland pada guru sejarah.
Memang Aland jarang sekali bertanya dan saat bertanya dia slalu mengajukan pertanyaan yang aneh dan membuat guru itu kesal sendiri.
"Bu mie ayam satu jus apel satu" ujarnya pada penjual mie ayam dan jus buah saat sudah berada di kantin yang hanya ada beberapa murid.
Entah bolos ataupun memang niat untuk datang ke kantin lebih dahulu atau juga bernasib sama seperti dirinya?
Kedua pedagang mengangguk dan membuat pesanan dari anak pemilik yayasan ini.
Sudah terbiasa Aland memerintahkan para pedagang di sini tanpa harus repot mengantri seperti murid lainnya. Tapi jangan salah Aland slalu memberikan uang lebih bagi para pedagang katanya imbalan jalan mengantar kan makanannya.
Begitu baik seorang Aland ini? Atau para para pedagang yang ingin memiliki pelanggan seperti Aland semua? Sehingga ke untungannya bertambah?!
Aland Rayan Syahputra memang anak dari pemilik yayasan ini. Dia memang berani pada guru-guru dan sering melanggar perintah tapi dia tidak ingin di perlakukan istimewa dia meminta sendiri saat masuk ke sekolah ini untuk di berlakukan sama seperti murid lainnya.
Jika bersalah harus di hukum tanpa pandang bulu.
Awal kelas sepuluh dia mencoba mengetes guru-guru di sekolah ini bagaimana memperlakukannya. Ternyata dia di berlakulan sama seperti murid yang lain walaupun dia sudah mengancam akan melaporkan pada papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Admire Or Love
Genç KurguBerpendidikan tinggi tak menjamin seseorang mengetahui segalanya. Pasti ada satu hal yang tidak di ketahui. Contohnya aku. Aku yang tak mengerti sama sekali tentang permasalahan hati. Katakan saja aku ini gadis bodoh. Memang aku ini bodoh. Bodoh da...