13. Asing

64 15 4
                                    

"Aku tidak mengaharap kamu menyapaku, yang aku kesalkan kamu seakan tak mengenalku saat bertemu"

-Afa-

Happy Reading gaes❤️

  "Bu jadi lima belas ribu kan semuanya?" Tanya Afa sambil merogoh uang di saku seragam sekolahnya.

"Iya neng" balas sang ibu kantin ramah.

Afa membayar dengan uang pas, kemudian dia berjalan ke meja yang sudah ada kedua sahabatnya yang asik dengan makan siangnya.

Defa menyadari kehadiran Afa lalu berkata "Makasih yah Fa, traktirannya" sambil mengambil jus hasil traktiran itu dari nampan Afa.

Afa membalas dengan senyuman saja kemudian dia duduk dan menyantap makanan, tapi entah kenapa selera makannya tak seperti kemaren hari.

Ini bukan gara-gara dirinya yang sedang kepikiran tentang mentraktir Defa. Bukan, tapi karena sesuatu yang membuat hatinya gelisah.

Padahal dirinya tidak sakit. Dia hanya kepikiran soal pertemuannya tadi di koridor IPS kelas sebalas. Dia hanya kesal saja kepada orang itu. Dia sudah menyapa dengan senyuman tapi di abaikan begitu saja. Seakan tak mengenal dirinya.

Seandainya di tempat itu ramai tak apa, wajar saja jika sapaannya tak di balas, tapi di tempat itu sepi hanya ada dirinya dan orang itu yang berpapasan. Masih di bilang tidak melihat? Itu mah bukannya tidak melihat tapi memang niat tidak mau menyapa Afa.

Atau perlu Afa periksa mata orang itu ke dokter mata? Afa tidak sakit hati, jika tidak di sapa oleh orang itu. Dirinya hanya kessal padahal saling mengenal lantas mengapa tidak mau saling menyapa? Kalau begitu lebih baik tidak saling mengenal saja. Kan lebih baik.

Afa juga tidak mengharap di sapa oleh orang itu. Tapi jika di jelaskan tentang  perasaan Afa sekarang rumit, Afa saja bingung mengapa dampaknya bisa seperti ini?. Hingga membuat nafsu makannya turun.

"Lo udah gak nafsu sama mie ayam ke sukaan lo itu?" Tanya sarkastik Nesa saat melihat Afa hanya mengaduk-aduk mie ayam kesukaannya.

Afa langsung tersenyum kikuk dan menggulung mie ayamnya dengan garpu, kemudian memasukan mie ayam ke mulutnya. Afa melakukan hal itu hanya semata-mata menghindar dari amukan Nesa bukan karna nafsu makannya kembali lagi.

Benar saja saat Afa memakan mie ayamnya Nesa tersenyum kemenangan kemudian melanjutkan makan siangnya.

"Yeeeee, gue selesai duluan" teriak heboh Defa sambil mengangkat tangannya ke udara. Dia begitu bahagia karena selesai terlebih dahulu padahal tidak ada tantangan.

Seakan jika dirinya selesai duluan dia akan mendapatkan hadiah yang begitu wah.

Nesa melirik Defa yang berada di sebalahnya "Dasar cewek aneh"cibirnya.

Defa tak merespon dia terus saja kegirangan bukan main. Sedangkan Afa kembali mengaduk-aduk mie ayamnya tak selera.

"Lo kenapa sih Fa? Dari tadi tu makanan di aduk-aduk mulu!" Sinis Nesa saat melihat mangkok Afa masih penuh dengan mie ayam. Bahkan jika di lihat mie itu tak masuk ke mulut sahabatnya sama sekali.

"Gue gak nafsu makan, tadi pagi gue sarapannya banyak" Alibi Afa. Yang diyakini Defa tapi tidak untuk Nesa. Di lihat dari raut wajahnya saja sudah terlihat bahwa ucapan Afa itu hanya alasan.

Nesa tidak ingin bertanya mengapa Afa bersalasan. Dia tidak mau membuat mood Afa semakin hancur "Yaudah balik yuk ke kelas".

Ketiganya keluar dari kantin, tapi hanya Afa yang keluar dengan wajah lesu. Tak ada kecerian dari wajah Afa. Murid lain yang melihatnya sedikit kecewa karena tidak bisa melihat senyum manis dari bidadarinya.

Dan selama di perjalanan menuju kelas tak ada percakapan dari ketiganya. Semuanya kompak tak ada yang ingin memgeluarkan suara, terutama Defa yang paling heboh tiba-tiba diam membisu.

Selalu saja yang menjadi jalan menuju kelas harus melewati gedung IPS. Yak gedung IPS. Tak ada yang harus di takutkan tapi tempat inilah yang berhasil membuat moodnya berantahkan sejak tadi.

"Hai Land" sapa Defa dengan senyum manisnya saat berada di depan kelas XI IPS.

Dan Aland membalas "Hai juga Def, Nes". Tak ada sapaan untuk Afa. Benar-benar mengesalkan sudah Jelas-jelas Afa juga berada di depannya tapi tidak sapa.

"Dari mana?" Tanya Aland basa-basi.

Defa langsung merespon "biasa dari kantin" sedangkan kedua sahabatnya Bodo amat atas pertanyaan itu. Apalagi Afa!

"Udah kenyang dong" ucap Aland dengan kekehannya yang menular ke Defa.

"Hahaha iyalah, namanya udah dari kantin. Abis makan"

"Hahaha, garing banget" kata hati Afa.

"Nes,Def gue duluan. Masih ada tugas yang belum gue kerjain" pamit Afa yang langsung pergi begitu saja dari tempat itu.

Afa kira Nesa akan tetap berada di situ tapi tidak ternyata Nesa mengejarnya. Sedangkan Defa masih terus berbincang dengan Aland. Walaupun respon Aland tak seperti tadi, saat masih ada Afa di sana.

Dan di saat Afa pergi tadi Aland hanya melirik sekilas. Seakan Afa hanya makhluk tak kasat mata yang melintas olehnya.

"Gue gak pernah berharapa di sapa lo land tapi, gue kecewa sama lo seakan lo gak kenal gue, gue itu seakan makhluk tak kasat mata. Gue cuman heran aja padahal kemaren gue sama lo akrab tapi sekarang seperti orang asing. Atau memang ini sifat asli lo? Yang belum gue ketahui" ujar batin Afa selama perjalanan menuju kelas.

"Haduh jalan lo cepet banget tau gak" keluh Nesa saat sudah bisa menyamakan langkahnya dengan Afa. Dan saat itu pula pikiran kekesalan Afa buyar juga.

"Hehehehe" hanya itu balasan dari Afa, itupun terlihat aneh bagi Nesa.

Nesa bukannya tak mengerti mengapa Afa tiba-tiba pamit pergi, dia mengerti sejak Aland yang tidak menyapa Afa. Bahkan raut wajah Aland dan Afa sudah bisa di tebak kalo ada masalah, tapi raut wajah Aland masih bisa terlihat biasa aja tak seperti Afa.

Yang harus Nesa lakukan saat ini hanyalah menenangkan Afa dan menunggu Afa bercerita di saat dia sudah siap.

Syukur Alhamdulillah bisa Up😇
Maafin ya kalo banyak typo dan gak nyambung😅

Maafin juga part ini pendek😥. Dan Insyaallah kedepannya Bisa Up sebulan 3× dan itupun kalo bisa.

Jangan lupa Vote ya +Kome😍😚jangan bosen-bosen bacanya gaes.

Ada yang mau di tanyakan monggo😋😊





Admire Or LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang