Selain kantin yang sering di kunjungi Afa ada satu tempat yang Afa suka di sekolah barunya ini. Yaitu taman belakang sekolah yang sepi dan damai.
Dia tau tempat ini tiga hari yang lalu dimana dia menjadi bahan pembicaraan di sekolah ini. Dan Afa berusaha menenangkan diri dan ternyata berhasil walau sedikit. Ah... rasanya jika mengingat hari itu dirinya merasa kesal sendiri dan merutuki kebodohannya bagaimana dia bisa satu sekolah dengan laki-laki seperti Aland itu?
Dan lebih parahnya lagi dia anak pemilik yayasan ini dan dirinya tidak menyadari hal itu? Sungguh hari itu ia menjadi bahan pembicaraan murid lain karena berdebat dengan anak pemilik yayasan ini.
Tapi hal itu tak berlangsung lama karna ke esokan harinya berita itu lenyap seketika seakan terbawa angin. Mungkin karna yang menjadi bahan utama adalah anak pemilik yayasan?
Apakah Afa membenci laki-laki yang beranama Aland itu? Tentu saja tidak dia tidak benci tapi... ia hanya kesal saja. Bagaimana bisa ia melupakan kesan pertama dia bertemu dengan Aland.
Yah walaupun sebenarnya kesalahan Aland tak sepenuhnya. Tapi apa daya dengan hukum alam yaitu. WANITA SLALU BENAR.
Gadis berambut sebahu itu menutup matanya mencoba menghilangkan yang tadi ia pikirkan. Dan hal itu berhasil walau hanya sekejap.
Tak berhasil dengan sempurna teorinya, gadis itu beralih membuka aplikasi musik di ponselnya dan memutarnya dengan earrophone dan membuka bungkus roti isi yang sempat ia beli di kantin kemudian ia memakannya. Dengan menutup mata.
Menikmati lagu di bawah pohon rindang, duduk di taman sambil memakan roti sangat membantu untuk melupakan kejadian tiga hari yang lalu di alaminya.
Mungkin teori kedua ini berhasil hingga lupa untuk pulang. Iya pulang sekarang jam menunjukkan pukul lima lewat dua.
Gawat benar gawat, Afa benar-benar lupa untuk pulang dari saking menikmati suasana disini. Sekarang ia harus segera pulang karna dia sudah telat satu jam dari jam pulang sekolah.
Padahal niatnya hanya duduk lima belas menit di taman ini tapi dia kebablasan. Mau bagaimana lagi? Ini sudah terjadi dan yang salah di sini dirinya sendiri.
Lagu di ponselnya mati seketika saat ia cek ternyata batreinya lobet. Aduh cobaan apalagi ini tuhan yang kau berikan pada Afa?. Sudah pulang terlambat dan sekarang ponselnya mati bagaimana ia mengabari mamanya jika ia pulang telat?!.
Sudahlah jangan mengeluh terus Afa tak ada gunanya!
Setelah merapikan barang-barangnya dengan pemikiran-pemikiran yang tadi. Ia kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan cepat menuju gerbang sekolah.
Sekolah ini benar-benar sepi dan terasa menyeramkan saat sendirian di sekolah ini. Padahal dari tadi Afa tidak setakut ini saat berada di taman belakang sekolah.
Udara sore ini mulai menyusup ke seragam sekolah Afa. Dan itu menambah rasa takut Afa belipat. Bagaimana jika para penunggu sekolah ini menculiknya dan membawa ke alam mereka?.
Tidak Afa tidak mau hal itu terjadi maka dari itu ia semakin mempercepat langkahnya ya bisa di bilang sekarang ini Afa tengah berlari.
Dua menit akhirnya Afa sudah sampai di gerbang sekolah dan ternyata di sana masih ada satpam yang siap mengunci gerbang sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Admire Or Love
Novela JuvenilBerpendidikan tinggi tak menjamin seseorang mengetahui segalanya. Pasti ada satu hal yang tidak di ketahui. Contohnya aku. Aku yang tak mengerti sama sekali tentang permasalahan hati. Katakan saja aku ini gadis bodoh. Memang aku ini bodoh. Bodoh da...