24 - Jadi Ternyata ....

42 11 0
                                    

Jadi sehabis mapel tadi tentu saja ini hari pertama kami masuk kelas jurusan--atau kami menyebutnya bengkel. Walau sebenarnya mungkin jika kalian keliru menafsirkannya sebagai tempat servis motor, kalian bisa menyebut gedung kejurusanku ini sebagai studio.

Atau jika kalian yang sedang kuliah yang membaca cerita ini, gedung kejurusan itu semacam Stupa--Studio Perancangan.

Sekitar enam puluh persen kegiatan di sekolah berpusat di sini.

Dan karena ini hari pertama masuk bengkel setelah libur kenaikan kelas, maka setelah materi pengantar, tidak ada yang bisa dilakukan karena belum ada tugas yang bisa digambar. Duduk selonjoran di lantai sambil bersandar pada dinding bata, aku menekuri ponsel karena tiba-tiba kepikiran sebuah cerita menarik tentang rahasia.

Mungkin ini pengaruh liburan, karena di salah satu hari di minggu liburan itu aku malah menonton sebuah film dari Jepang yang lumayan bikin aku ... bengong, dalam artian yang bagus.

Aku sedikit ingat sebuah kalimat yang terus dilontarkan oleh seorang karakter di film itu, bahwa "kau bisa mengendalikan hidup seseorang jika kau memegang rahasianya".

Kemudian semalam aku menonton cuplikan serial televisi baru yang diawali dengan "what if after you died, part of you goes to heaven, and part of you still here, just to see how things turn out".

Mungkin berkat itu aku jadi kepikiran sebuah premis tentang dua orang yang menyimpan rahasia. Mungkin, akan diawali dengan sebuah epigraf: "Karena rahasia dua orang, akan tetap tersimpan jika salah satunya mati."

Ini akan jadi kisah misteri yang bagus karena ... siapa ya yang mati? Si pemegang rahasia? Atau si pemilik rahasia? Ataukah ini sebuah cerita tentang seorang pembunuh amatiran yang selalu ketahuan orang sehingga di antara mereka harus ada yang mati? Atau pembalasan dendam dari dua orang sahabat, di mana salah satunya memang menginginkan kematian dan salah satu yang akan mengurai segalanya?

Hmm ... yang jelas aku menulis itu semua di fitur catatan yang ada di ponselku. Itu setidaknya sebelum dia datang.

"Serius banget, deh ya."

Aku mendongak, dan dia dengan memakai seragam kejuruan berjongkok di depan wajahku--dekat sekali.

"Kan, ketemu lagi." Gadis berambut pendek itu tersenyum manis di depan wajahku.

RAMPAI: NPC's 30 Days Writing ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang