0 - Penentuan Nasib

36 7 0
                                    

Siapa sangka karena sebuah buku--lapuk--jatuh di dalam perpustakaan dapat membuat kami bertemu.

Saat drama terakhir, saat kulihat senyumnya mengembang, saat di mana terbersit sebuah pemikiran. Bahwa, kurang dari enam bulan berikutnya adalah saat di mana aku bisa melihat senyumnya yang terakhir kali. Kalau mau, sejak drama itu berakhir, harusnya, aku menggamit tangannya untuk pergi makan es krim kesukaan kami.

Lalu mengucap kalimat sakral itu.

Namun, tidak, saat itu kami hanya makan es krim bersama. Aku ... ini klise tapi, bagaimana kalau itu hanya cinta pada satu sisi? Yang akhirnya malah merusak hubungan kami sejak awal bertemu di perpustakaan?

C sudah banyak membantu, dan banyak yang terjadi antara aku dan Andini yang tidak aku tulis di buku ini--buku ini hanya khusus kisah-kisah positif, bukan yang depresif. Berarti, bab ini pun adalah bab yang bahagia?

Maaf menghancurkan ekspektasi, tapi, bab ini adalah sebuah harapan untuk menanti kebahagiaan. Besok adalah hari kelulusanku, Andini akan naik ke kelas dua, dan kami tidak akan bertemu lagi. Andini adalah sosok penting bagiku, dia merupa warna-warna yang menorehkan dirinya sendiri pada kanvas monokrom seragam SMK.

Yang terpenting, aku ingin lulus dengan meninggalkan kebahagiaan. Jadi, aku akan berterimakasih padanya, makan es kim terakhir dengannya.

Lalu, mengucapkan kalimat sakral itu. Karena aku tidak mau membohongi hatiku sendiri pada perasaan yang tumbuh sejak di perpustakaan dan kebersamaan kami.

Doakan aku berhasil!

RAMPAI: NPC's 30 Days Writing ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang