Nina tiba-tiba saja bangun di antara situs-situs kuno. Singkat kata, dia tidak tahu kenapa ada di tempat yang tidak pernah ia tahu.
Lalu suara detus tembak membawanya kembali dari lamunan. Seorang pria tertawa-tawa dan menembakinya, pria itu berlari ke arahnya.
Nina tak tahu ia harus melakukan apa, tubuhnya terasa dilem di atas tanah, hingga moncong tembak itu berada di dahinya. Kemudian, pelor panas merobek kehidupannya.
*
"Gini aja?" tanya Andini setelah membaca fiksi miniku.
"Ya habis, tantanganmu "bikin fiksi mini yang menggabungkan protagonis original dari cerita A milikmu dengan antagonis dari cerita B" itu agak ... wow," tanggapku, lalu cemberut saat Andini malah tertawa.
"Jangan cemberut dong." Tiba-tiba tangannya mencubit pipiku.
Ini mungkin patut diapresiasi sebagai kemajuan, dia mencubit pipiku dan aku berdoa semoga saja dia tidak melihat wajahku yang seperti kepiting matang. Kemajuan kedua adalah, dia membelikanku juga sebatang cokelat.
Hanya saja, sekali lagi, aku tidak mau terlalu percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAMPAI: NPC's 30 Days Writing Challenge
RandomRam.pai: Campuran atau kumpulan berbagai macam (buku, bunga, dan sebagainya) - KBBI V. Buku ini adalah kumpulan cerpen atau opini atau mungkin hanya enam kata dalam satu kalimat yang mulai dibuat mulai bulan Agustus 2018. Multi genre, multi interpre...